Minggu, 05 Oktober 2008

Pertalian Minat Baca, Harga Buku, dan Daya Beli

Jawa Pos, 05 Okto 2008
Agus M. Irkham*

Dahulu mana, ayam atau telur? Pertanyaan itu yang bakal muncul, ketika kita mencoba menghubungkan antara minat baca, harga buku, dan daya beli. Pada pembaca buku berlaku demikian: minat baca tinggi tidak serta merta daya beli tinggi. Dalih klise harga buku mahal. Mendapatkan sangkaan itu, penerbit pun berkelit, bagaimana mungkin harga buku bisa murah, karena pengorbanan ekonomi masyarakat untuk memperoleh buku alias daya beli terhadap buku rendah. Belum lagi harga kertas yang terus-menerus naik dan pengenaan pajak buku. Sehingga penerbit terpaksa mencetak buku dalam jumlah yang tidak efisien. Karena tidak efisien, harga pokok produksi jatuhnya jadi tinggi/mahal. Sudah begitu, buku yang dicetak belum tentu ludes dalam setahun.

Menariknya, ketika suatu buku laris (bestseller), sehingga proses produksi berlaku sangat efisien, tidak menyebabkan harga jual buku lalu menjadi murah, atau minimal lebih rendah dibandingkan dengan harga buku cetakan pertama. Harga buku hasil proses produksi yang sangat efisien masih sama dengan harga buku hasil produksi yang tidak efisien.

Pengalaman di Indonesia tentu sudah menjadi pengetahuan jamak, ada buku yang meskipun tergolong mega bestseller --sekali naik cetak tidak lagi 3.000-5.000 eksemplar tapi bisa sampai 30.000 eksemplar-- harga jualnya per eksemplar tetap sama. Tetap mahal, maksudnya. Satu amsal yang menggiring pada simpulan sementara penerbit bahwa tidak ada jaminan, setelah harga buku betul-betul dapat ditekan, lantas dengan serta merta daya beli meningkat. Sebab, dalam kenyataannya, daya beli tidak semata-mata dipengaruhi oleh faktor harga --meskipun sering dijadikan kedok. Terbukti beberapa buku yang harganya tergolong mahal terjual ratusan ribu eksemplar, dan terus diburu orang.

Lantas pertanyaannya, apa yang harus dilakukan untuk mengurai benang kusut pola hubungan antara minat baca, harga buku, dan daya beli itu?

Tulisan ini tidak berpretensi menjelaskan dan menjawab pertanyaan di atas. Sekadar beriur interupsi kecil: ternyata buku, yang dinilai sebagai produk budaya, lebih sering hanya menjadi tempelan, belum terintegrasikan ke dalam sistem nilai budaya. Dan, akibat yang paling tampak dari sekadar tempelan itu adalah, sulitnya menyusun formulasi yang cespleng antara minat baca, harga buku, dan daya beli.

Belum lagi tantangan dan tentangan yang ditimbulkan oleh melejitnya perkembangan audio (radio) dan visual (televisi), mengakibatkan terjadinya loncatan budaya. Dari kelesanan primer (primary orality) pada saat belum ada kemampuan baca tulis, ke kelesanan sekunder (secondary orality) ketika kemampuan baca-tulis tidak begitu dibutuhkan lagi karena sumber informasi lebih bersifat audio visual (Kleden, 1999). Dari visual wayang langsung ke visual film, Goenawan Mohamad menyebut.

Untuk sampai pada simpulan bahwa di Indonesia buku masih sebagai tempelan dapat ditelusuri dari asumsi berikut: secara umum, selama ini buku sering dipahami sebagai tanda bagi tahap-tahap perkembangan suatu bangsa ke arah kemajuan, keterbukaan, dan modernisasi. Citra yang terbentuk dari orang yang karib dengan buku adalah ia terpelajar, tercerahkan, memunyai kemampuan empati yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang steril buku.

Empati adalah kemampuan untuk merasa ketika berada dalam posisi orang lain. Kemampuan itu dimungkinkan karena buku adalah hasil kreasi yang sifatnya personal. Pengalaman orang lain atau komunitas dilipat, yang kemudian dihidangkan pada publik pembaca dalam bentuk lembaran-lembaran kertas. Buku menjadi sarana orang mengasah dan memunculkan empati. Pendeknya, orang menghubungkan antara buku dan kemajuan dalam satu pola hubungan searah. Begitu seseorang membaca buku, seketika itu pula akan cerdas, tercerahkan, dan berempati tinggi.

Pada titik itu, buku menjadi variabel independen (sebab). Jika ini yang dipahami, maka bentuk kebijakan yang harus ditempuh untuk mencapai tingkat kemajuan (minat baca dan bangsa) yang lebih tinggi adalah dengan mendorong para pengarang, penulis, penerjemah untuk menyiapkan naskah yang banyak dan baik. Pada saat yang bersamaan penerbit-penerbit buku harus didirikan. Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang friendly pada industri perbukuan. Misalnya melalui penghapusan pajak buat penulis dan penerbit, sehingga harga buku jadi murah/terjangkau. Minat baca masyarakat pun pada akhirnya meningkat.

Betul begitu? Apakah tidak mungkin yang terjadi sebaliknya? Lantaran orang terpelajar, tercerahkan, sadar arti penting informasi dan pengetahuan, terdidik, lantas ia menjadi suka baca buku --sumber informasi dan pengetahuan. Dengan demikian, aktivitas membaca buku bersifat akibat (variabel dependen). Jadi, kalau menginginkan masyarakat kita gemar membaca (dan menulis), yang harus diperbaiki adalah soal-soal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, pembelajaran, baik sarana maupun isi (kurikulum). Bukan harga buku. Sebab, pertimbangan membeli buku sudah tidak pada harga lagi. Tapi pada kebutuhan.

Kurikulum pembelajaran diarahkan kepada kecintaan membaca buku dan mendaras bacaan. Sehingga di setiap tes, guru bisa mengecek capaian kemajuan bacaan pada tiap peserta didik, menyangkut bacaan wajib (required reading), bacaan yang dianjurkan (recommended reading), dan bacaan yang menyangkut pengetahuan umum (general knowledge). Termasuk penugasan membaca novel sastra pada siswa SMA, seperti yang belaku di Amerika. Di negeri adi kuasa itu setiap tahun siswa ditugasi membaca novel sastra sebanyak 32 judul, Belanda (30), Prancis (20), Jerman (22), Jepang (15), Kanada (13), Singapura (6), Brunei (7), dan Thailand (5). Indonesia?

Buku, baik sebagai variabel independen maupun dependen, sejatinya menyimpan kebenarannya masing-masing. Dalam arti, salah satu atau kedua-duanya dapat menjadi pintu masuk untuk mengurai pola jalin minat baca, harga buku, dan daya beli yang ruwet itu. Tak terkecuali pamrih mencerdaskan bangsa. Namun yang terjadi di negeri kita sebaliknya. Tidak hanya salah satu, tapi kedua pintu itu sama sekali tidak dimasuki. Buku dan pendidikan sama-sama dinilai sebagai entitas yang semata-mata berdimensi ekonomi dan politik. Tidak ada sangkut pautnya dengan budaya. Alamak! (*)

*) editor lepas, esksponen komunitas pasar buku

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi