Senin, 13 September 2010

Goenawan Nilai Pram Egois

Diskusi Sastra Karya Pramudya
Syarifudin
http://www.suarakarya-online.com/
baca ini http://www.sastra-indonesia.com/2010/06/pertukaran-pendapat-antara-goenawan-mohamad-dan-pram/

Sastrawan Pramoedya Ananta Toer telah meninggal dunia, 30 April 2006 lalu. Jasadnya pun telah dikebumikan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. Bagaimana dengan karya-karya sastra yang telah dilahirkannya? Apakah ikut “terkubur” seiring meninggalnya novelis kelahiran Blora, 6 Februari 1925 itu? Jawabnya, “Tidak!”

Pramoedya tak hanya melahirkan anak rohani berupa karya sastra, tapi anak rohani lainnya. Mereka adalah yang dianggap sepemikiran bahkan merasa senasib dengan Pram - panggilan akrab pria dengan 8 anak dan 7 cucu ini.

Bagaimana pula dengan sikap orang-orang yang berseberangan dengan Pram? Konon, tak sedikit orang yang kesal pada Pram, tak terkecuali para manikebuis seperti Taufik Ismail dan Goenawan Mohamad. Taufik Ismail bahkan sengaja mengeluarkan buku bermantel merah dan menyebut-nyebut nama Pram tak ubahnya sebagai garong kebudayaan.

Bagi Pram, menulis adalah melawan. Dan, Pram yakin bahwa perlawanan itu bisa dilakukan dengan menulis buku, seperti yang dilakukannya. Buku, kata Pram pula, adalah visi sekaligus sikap. Perjuangan tanpa visi adalah perjuangan yang hanya menanti mati disalib kekuasaan pragmatis setelah riuh pasar malam perjuangan usai diteriakkan.

Bukulah yang membuat suami Maemunah Khasim ini tidak menjadi gabus yang dipermainkan ombak di tengah samudera sejarah dan setelah itu takhluk terhempas menjadi sampah di pantai. Celakanya, sejarah yang terkandung dalam buku Pram adalah sejarah yang selalu bertabrakan muka dengan sejarah resmi yang dikreasi negara.

Goenawan Mohamad sendiri ketika menjadi nara sumber bersama Sitor Sitomorang dan Taufik Rahzen dengan moderator Radhar Panca Dahana dalam diskusi sastra bertema “Peta Pram, Peta Indonesia: Di Mana?”, di Jakarta, Selasa (6/6) lalu, mengritik karya-karya Pram yang dinilainya lebih menonjolkan keakuannya.

“Dalam prosa Pram, tampak semacam garis lurus antara aku ada, maka aku menulis, dan aku menulis, maka aku ada. Pramoedya bukan seorang realis, dalam artian yang ghalib. “Realita” tidak terasa hadir di sana (dalam karya Pram), dan dibiarkan begitu rupa hingga seakan-akan menampakkan dirinya sendiri. “Realita” diberi kerangka yang tegas oleh aku,” papar Goenawan Mohamad.

Goenawan mencontohkan antologi cerita pendek karya Pram berjudul “Tjerita Dari Djakarta.” Menurut Goenawan, dalam karyanya itu Pram tidak mendeskripsikan sebuah lanscap kota, gedung-gedung besar dan tinggi, lalu lintas yang sibuk, taman yang rindang atau jorok, melainkan menulisnya sebagai sebuah problem. Jadi, Jakarta bukannya sebuah lanscap tetapi sebuah problem.

Goenawan juga berpendapat bahwa Pram dalam membuat karya-karya sastra lebih mengedepankan realis sosialis. Kritik Pram yang sangat tajam dan tidak ada henti-hentinya, kata Goenawan, ditujukan terhadap kebudayaan Jawa. “Pram bahkan ketika diwawancarai sebuah media massa mengatakan sangat anti Javanisme,” kata Goenawan.

Dari sikap anti Jawa yang ditunjukkan Pram, Goenawan menangkap seolah-olah ada satu hakikat Jawa. “Ini yang disebut orang sekarang ini sebagai esensialisme. Jadi, seolah-olah ada esensi Jawa, esensi Sunda, esensi Islam, atau esensi Indonesia. Sebab, Jawa itu terdiri dari bermacam-macam daerah. Saya dan Pram sama-sama berasal dari pesisiran. Tapi, saya tidak melihat Solo dan Yogya sebagai pusat kebudayaan Jawa. Kemudian kalau ada anggapan bahwa batas Jawa itu dari Cirebon sampai Madiun itu satu kebudayaan dengan Solo, itu kurang benar. Sebab, orang Tegal dengan orang Banyumas berbeda ngomongnya dengan orang Solo,” lanjutnya panjang lebar.

Tak hanya itu. Dalam diskusi itu juga sempat disingung sosok Pram yang menurut anggapan banyak orang dia adalah komunis. Dan, komunis pastilah ateis dengan kebencian terhadap agama yang luar biasa. Namun, novelis Sitor Situmorang, menolak penafsiran seperti itu. Meski Sitor tidak berani menyebut Pram yang juga sahabatnya itu apakah seorang komunis atau penganut agama tertentu, namun ia lebih cenderung tidak ingin mencampuradukkan antara pribadi Pram dengan karya-karya sastranya.

Dia hanya menegaskan, kalau memang ada orang yang mempunyai pengetahuan sastra yang lebih baik, buatlah karya sastra itu untuk perkembangan karya sastra Indonesia. “Begitu pula dengan Pram. Dia membuat karya sastra dengan caranya sendiri. Tapi itu semua karya yang dihasilkannya itu merupakan karya sastra, meskipun dianggap masih banyak kekurangannya,” tukas Sitor.

Sementara ziarawan Taufik Rahzen lebih menyarankan untuk melihat secara terbalik, baik dari pengalaman Pramoedya maupun karya-karya sastra yang dilahirkannya. Seperti ada anggapan yang menyebutkan Pram anti Jawa, Taufik justru melihat sebaliknya. “Coba perhatikan karya-karya Pram. Semuanya berlatar belakang Jawa. Tidak satu pun karyanya yang berlatar belakang luar Jawa. Meskipun dia menulis tentang Pulau Buru, misalnya, tetapi yang digambarkan bukan tempat itu, melainkan tentang suatu Jawa,” kata Taufik, seraya meminta menelaah karya-karya Pram.

Lebih jauh Taufik mengatakan, untuk mengetahui apakah Pram seorang ideolog atau seorang pengarang, bisa dilihat dari catatan hariannya yang ditulis pada 22 Desember 1990 tentang Hari Ibu. Menurut kaca mata Taufik, dalam catatan hariannya itu, Pram selalu mengendalikan dirinya itu sebagai seorang ibu, bukan sekedar seorang perempuan. Karenanya, kata Taufik, tidak mengherankan Pram susah payah menerjemahkan buku-buku Maxim Gorky (sastrawan Rusia) tentang sosok ibu. “Jadi, seluruh karya-karya Pram dijadikan sebagai anak rohaninya. Misalnya, buku-buku yang dibuatnya itu seolah-olah dia sedang melahirkan anak rohaninya itu. Dan ‘anak’ itu kemudian memiliki nasibnya sendiri,” ujar Taufik.

Dalam beberapa hal, masih menurut Taufik, Pram dalam catatan hariannya itu tidak membedakan dan selalu bersikap sama antara anak-anak rohaninya yang terdiri dari karya-karya sastra, anak biologis, dan anak ideologinya. Oleh karena itu Taufik bisa memahami kenapa Pram tidak membaca ulang tulisan-tulisannya. Karena sebagaimana dia melahirkan anak, apakah anaknya itu sempurna atau cacat, tetap dia adalah anaknya, dan harus diterima sebagaimana adanya.

Sementara “tindakan” Pram dalam kaitannya dengan religiusitas, kata Taufik, juga dibayangkannya sebagai seorang ibu. “Dalam beberapa hal, Pram juga sangat menyukai tentang simbol Maria. Maria adalah seorang virgin (lihat tulisan Pram tentang virginitas), namun melahirkan Yesus, kemudian membuat sejarah. Begitu pula Muhammad yang “melahirkan” Al Quran. Karena itu, menurut saya, tindakan Pram melihat hasil karya-karyanya adalah tindakan religiusitas seorang ibu. Dalam konteks inilah, kita perlu membaca terbalik tentang Pram, tak cukup menelaah bagaimana dia memandang dirinya, tapi juga bagaimana dia melihat masyarakat sekitarnya,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi