Minggu, 14 November 2010

Citra Manusia dan Dilema Zaman

Tjahjono Widijanto
http://www.suarakarya-online.com/

Ya marma lunga ngikis ing wengi
angulati sarahsaning tunggal
sampurnaning langkah kabeh
sing pandhita sunduning
angulati sarining urip
wekasing jati wenang
suruping raditya wulan
reming netra kalawan suruping pati
wekasing "ana-ora"
("Suluk Wujil": Sunan Bonang)

Cuplikan Suluk Wujil karya Sunan Bonang di atas menyiratkan tujuan sebuah teks sastra diciptakan. Sastra masa itu berusaha meletakkan manusia dalam bingkai religius-transedental, meletakkan manusia sebagai miro kosmos dan alam sebagai makro kosmos dalam hubungan yang seimbang.

Jika diparafrasekan dalam bahasa Indonesia arti cuplikan itu seperti berikut: Sesungguhnya diam-diam hamba pergi menyusuri malam. Berusaha untuk mencari rahasia tentang Yang Tunggal, untuk menemukan kesempurnaan segala tata laku. Para pendeta telah hamba kunjungi untuk mencari hakekat hidup. Mencari akhir kuasa sejati,.mencari akhir utara-selatan, akhir bilamana matahari dan bulan terbenam, akhir bilamana mata terkatup dan akhir bilamana maut menjeput. Akhir tentang ada-tiada.

Karya-karya klasik seperti Suluk Wujil, Wedhatama, Tripama, dan Serat Hidayat Jati dalam sastra Jawa atau Syair perahu, Bustanus Salatina,dan Tajus Salatina dalam sastra Melayu memang sejak awal "diniatkan" untuk merefleksikan pandang7an dan ajaran hidup yang profetik dan yang mulia. Juga di Yunani purba seorang penyair adalah seorang yang dianggap berkewajiban untuk menyatakan kebenaran profetik.

Teks sastra tumbuh dari adanya kebutuhan kodrati manusia yang berusaha mencapai paling tidak tiga nilai: nilai kebenaran, nilai nilai keindahan dan nilai kebaikan. Akibatnya terdapatlah obyek pemikiran yang abadi dalam teks sastra, yakni manusia, kehidupan dan kebenaran. Dari pangkal mula ini teks sastra yang baik senantiasa menyiratkan kebenaran dan memperluas cakrawala kehidupan peminatnya, karena itu ada cerita bahwa Sigmund Freud merasa berhutang budi kepada Fydor Dostolovsky dan Herman Melville setelah membaca karya-karya mereka.

Demikian juga Hamlet karya legendaris Shakespeare dengan teriakannya yang mahsyur: " To be or not to be!" telah berhasil memunculkan sosok manusia yang lengkap dengan segala konflik batinnya, proses dan perubahan-perubahan struktur kejiwaannya. Shakespeare melalui teks sastranya berhasil mengangkat dirinya sebagai orang yang mampu memahami jiwa manusia lebih dari seorang psikolog. Sampai-sampai seorang anggota parlemen Inggris bernama John Ruskin jauh-jauh hari sebelum India lepas dari koloni Inggris berkata, "Shakespeare bagi Inggris jauh lebih penting dari India. Inggris tanpa India tetap Inggris, tapi Inggris tanpa Shakespeare, Inggris akan kehilangan citranya".

Timbulnya kapitalisme membuat bergesernya citra manusia sebagai pelaku sosial dan budaya yang dapat mengubah orientasi budaya sebuah bangsa. Pada jaman sebelum kapitalis, cita manusia lebih ditonjolkan sebagai sosok mahluk Tuhan dengan nilai-nilai ideal yang cenderung religius-transedental perlahan-lahan berubah ke sosok yang lekat pada unsur material dan fisikal.

Hubungannya dengan bergesernya citra manusia itu, teks sastra mencoba menghadirkan kisah dan berita tentang realitas secara lebih dialogis-transformatif melalui imajinasi dan konkretisasi. Kisah dan berita yang merupakan representasi realitas ini pada dasarnya merupakan kontruksi sosial budaya sebagai hasil kegiatan mental dan intelektual sastrawan yang hidup dan menjalani proses kehidupan yang tak pernah final.

Teks sastra masa kini hadir sebagai sebuah wacana yang menjadi sejarah mentalitas dalam kerangka episteme tertentu . Sebagai sejarah mentalitas ia menampilkan hayatan, renungan, gagasan, pandangan, bahkan 'perlawanan'. Realitas budaya dalam teks sastra menjadi tidak hanya sekedar replica dan "copy" realitas, melainkan realitas yang telah dikisahkan, --atau meminjam istilah A. Teeuw, realitas dalam teks sastra adalah realitas hilir bukan realitas hulu.

Berhadapan dengan perubahan yang terjadi pada zaman ini, teks sastra kita lebih cenderung berbicara tentang krisis identitas dan kemelut hidup di mana nilai-nilai berubah pada goyahnya kepercayaan kepada takdir. Teks sastra kini kebanyakan lebih condong meletakkan persoalan manusia tidak lagi pada perspektif metafisis-spiritual tetapi lebih cenderung meletakkan diri pada perspektif sosial-humanistik. Hal ini disebabkan begitu kerasnya himpitan material dan tuntutan untuk berpikir secara rasional.

Teks sastra kita kini lebih cenderung bercerita mengenai usaha-usaha pencarian nilai-nilai humanistik yang tergradasi di mana terdapat perjuangan untuk membangun kembali suatu totalitas atas dunia yang sudah menjadi fargmentaris. Teks sastra kita kini menempatkan manusia (kita) lepas dari semesta, dan tergambarlah sebuah citra manusia yang teralienasi, terkapar dan terperdaya oleh zamannya sendiri.

Salah satu tema sentral dari sastra kita masa kini adalah pergulatan manusia tentang identitas dirinya, ketegangan antara irasional dan rasional, serta tokoh-tokoh yang kalah dan dikalahkan. Prosa-prosa dalam sastra kita, mulai dari era Tirai menurun (N.H Dini), Burung-burung Rantau (Mangun Wijaya), Bumi Manusia (Pramoedya) hingga yang lebih gres semacam Super Nova (Dewi Lestari), Saman, Larung (Ayu Utami), Sagra (Oka Rusmini), Dadisme, cerpen-cerpen Djenar Maesa Ayu, dan Fira Basuki, cenderung berbicara masalah konflik sosial budaya yang langsung berkaitan dengan carut marut kapitalisme. Hanya novel Cala Ibi (Nukila Amal) novel kita terkini yang berani tetap memilih berkutat dengan persoalan sufistik-filosofis tradisional.

Novel-novel tersebut memang telah berhasil menunjukkan bahwa teks satra masa kini secara efektif dapat dipakai untuk membentuk sosok atau citra manusia Indonesia yang mungkin berbeda dengan manusia Indonesia masa lampau. Namun patut pula diperhatikan apa yang pernah ditengarai dan diingatkan oleh sastrawa besar Ionesco: "sastra modern karena kelewat humanistik dan kehilangan perspektif metafisik, maka cakrawalanya hanya akan sampai pada batas lingkungan bumi dan tidak mampu memberikan cahaya serta menyampaikan pencerahan sebagai tugas paling penting bagi seorang sastrawan!" ***

* Penulis adalah penyair dan esais. Tinggal di Ngawi, Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi