Kamis, 02 Desember 2010

BELAJAR MENULIS DARI ADI W GUNAWAN

Sutejo
Ponorogo Pos

Adi W Gunawan adalah guru saya. Saya pernah secara ilmiah dapat pelatihan hipnosis dalam upaya pengembangan motivasi untuk sukses. Nah, sekarang apa yang menarik dari pengalaman tokoh ini dalam menulis? Jika kita mencermati dari pengalaman kepenulisan Adi tentunya membuat kita “iri” dan kepingin menirunya.
Adi W Gunawan baru menulis buku pada tahun 2003, dan kini sudah belasan buku yang lahir dari tangannya. Rata-rata bestseller. Sementara, saya sendiri sudah menulis itu sejak mahasiswa, kira-kira pada tahun 1988. Tapi mengapa dia lebih berhasil? Inilah yang dapat kita petik dari membaca pengalaman proses kreatifnya sebagaimana dimuat di Matabaca (edisi Desember 2006:38-39).

“Menulis menurut saya pribadi,” akunya, “adalah proses belajar yang tanpa henti, mengembangkan diri ke arah yang lebih baik, aktualisasi diri, dan merupakan sarana efektif untuk menembus berbagai kemungkinan.” Apa yang dapat ditiru? Barangkali beberapa hal berikut (a) menulis itu proses, (b) menulis dapat dipakai untuk pengembangan diri, (c) menulis untuk aktualisasi, dan (d) menulis itu sarana untuk menembus berbagai kemungkinan. Luar biasa!

Keempat hal ini, tentunya, merupakan filosofi kepenulisan yang dapat disisir ke tepi-tepi pantai kepenulisan. Sebuah proses, misalnya, karena menulis adalah sebuah perjalanan panjang dari sebuah pribadi yang tidak dapat ditempuh seperti naik pesawat. Apalagi seperti mi instan, siap saji. Sama sekali bukan. Sebaliknya, menulis adalah proses panjang. Katakanlah, dari proses kesukaan berburu informasi seperti Pak Adi, sehingga pada saat kondisi flow, tinggal memfasilitasi persalinannya. “Ada masa di mana pikiran kreatif begitu aktif bekerja dan menghasilkan buah pikir yang mengalir deras seperti air. Kondisi ini adalah kondisi yang dicari oleh setiap penulis. Kondisi ini disebut dengan flow.” (Matabaca, desember 2006:39)

Sebagian penulis lain bilang, kondisi demikian ini dengan mood. In. Jika terbiasa, bahkan kondisi demikian bisa “diciptakan”. Untuk inilah, maka jika sudah memiliki keinginan besar untuk mengungkapkan pikiran, misalnya, cobalah memfasilitasinya dengan tanpa memikirkan salah atau tidak. Sebab, sebagaimana diungkapkan Adi Gunawan, ternyata menulis adalah untuk mengekspresikan diri.

Jika Adi Gunawan, dalam pengakuannya, hal tersulit yang menyebabkan dia mengalami kesulitan adalah karena dia tidak memiliki pengajar atau guru. Sehingga ia harus menempuhnya, perjalanan kepenulisan itu secara autodidak. Kelebihannya, karena itu, dia tidak terikat pada salah satu style, mengalir untuk mengekspresikan pengalaman yang telah dia tekuni dalam pelatihan-pelatihan. Apa yang menarik? Dari pengalaman empiriklah, materi kepenulisan itu akan sangat mudah mengalir seperti alir sungai yang deras. Bagaimana dengan Anda?

Jika sering saya kemukakan, bahwa menulis itu tidak pandang profesi, artinya apapun dan siapapun kita dapat menulis; maka dalam konteks ini ada baiknya kita coba merenungkan pengalaman perjalanan hidup masing-masing untuk dicoba dituangkan dalam materi kepenulisan. Hasilnya, bisa jadi, luar biasa seperti apa yang dilakukan oleh Adi Gunawan.

Motivasi lain yang dapat dipetik dari pengalaman kepenulisan Adi Gunawan adalah bahwa menulis itu dapat dipakai untuk pengembangan potensi diri. Pengalaman ini, dalam jejak pemikiran tokoh seperti Soekarno, Hatta, dan Soejatmoko, menjadi fakta penguatnya. Bukankah ketiga tokoh ini dikenal kuat pemikiran yang ditransformasikan ke dalam praksis kepemimpinan dan ketokohannya? Di sinilah, maka jika kita ingin mengembangkan potensi profesi dan kemampuan diri, tidak ada cara lain yang paling efektif kecuali menulis. Ulama-ulama besar dalam perjalanan sejarah budaya Islam adalah teladan hidup yang dapat terus digali. Ibnu Duraid, Ibnu Taimiyah, dan lain sebagainya adalah contoh ulama yang menjulang karena kebiasaan baca tulisnya.

Hal lain yang dapat dipetik dari Adi Gunawan, adalah bahwa menulis menjadi sarana aktualisasi diri. Aktualisasi diri yang membantu citra diri, paling tidak, merupakan ukuran intelektualitas seseorang. Kejernihan diri (termasuk dalam berpikir) dapat ditelisik dari tulisan seseorang. Tidak heran, kalau secara sederhana aktualisasi diri (termasuk dalam berbagai peran dan profesi orang) dapat disisir dari cara mereka mengakualisasi dirinya dalam tulisan. Bukankah sesungguhnya, menulis adalah puncak keterampilan hidup seseorang. Banyak orang begitu berat menyelesaikan kesarjanaannya karena tidak mampu mengembangkan kemampuan menulisnya?

Terakhir, menulis dapat memfasilitasi seseorang menembus berbagai kemungkinan hidup. Pengalaman saya, dalam menjalin networking di tanah air, 80% ditentukan oleh pengalaman saya di bidang kepenulisan. Sebab, dalam dunia kepenulisan relasi itu terbangun lintas waktu, lintas tempat, lintas ruang, dan lintas status. Sebuah dunia kejujuran, –yang barangkali—memang tidak ada duanya. Kalau profesi lain penuh intrik dan manipulasi ”politik” maka dunia kepenulisan relatif terhindar darinya. Termasuk, nasib mujur saya dalam memasuki program doktor, bukan karena lamaran saya, tetapi karena pengalaman itu yang memancing orang membantu saya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik.

Masih ragu? Barangkali, penting bermenung setiap pagi kemudian kita penting bertanya dalam hati (a) mengapa orang lain mampu menulis saya tidak? (b) mengapa mereka begitu mudah merentas jalan hidupnya dibanding saya? dan (c) mengapa orang yang dulu saya lihat ”bodoh”, tidak berpotensi, sekarang mampu melejit jauh meninggalkan saya?

Di sinilah, barangkali kita penting merenungkan ungkapan Henry Miller yang mengatkatan begini, ”we are all creative”. Setiap manusia memiliki daya cipta. Tunggu apa lagi? Bagaimana mewujudkannya? Ada pesan penting dari Gerald Brenan, ”Awali setiap pagimu dengan menulis, itu akan membuatmu jadi seorang penulis!” (Roland Fishman, Creative Writing, 2005:7). Apa yang ditulis? Apa saja. Tentang siapa saja. Untuk apa? Untuk apa saja.

Saya sendiri, sekali lagi, tidak pernah bermimpi jadi penulis. Tetapi, perjalanan dan pergulatan adalah isteri setia yang melahirkan orok-orok yang luar biasa. Mau bukti? Melangkahlah dengan mengawali menulis setiap pagi, setiap bangun tidur, setiap sulit tidur, setiap Anda punya masalah. Tapi ingat, latihlah dengan balutan jernih pikir, sedikit imajinasi, dan kelembutan hati.

Di ujung pelayaran dengan perahu kepenulisan, Anda akan melewati beragam gelombang –kadang-kadang badai–, yang tentunya membutuhkan kearifan nahkoda dalam mengemudikannya. Jangan takut dengan para bajak laut kepenulisan, jangan kuatir Tuhan tidak mengerlingkan pandang pada niat suci Anda. Kayuh perahu kepenulisan itu, dan di ujung pandang (di pantai harapan), Anda akan menemukan ”rumah kedamaian” hidup –yang tidak semua orang mampu memasukinya–. Ingin bukti, berpuluh buku barangkali tak mampu untuk menunjukkan berapa ratus, berapa ribu, dan berapa juta penulis di dunia ini yang telah menikmati. Sebab, sebagaimana di tengah tulisan ini, telah kita pahami bahwa kepenulisan itu adalah lintas waktu. Apa yang akan kita tinggalkan dalam hidup kecuali gading? Dan gading itu hanya bisa bersanding dengan tulisan, bukan harta, bukan rumah mewah, apalagi mobil pribadi yang hanya menjadi manipulasi gengsi.
***

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi