Selasa, 28 Desember 2010

PENGARUH SUREALISME DAN PUISI TERKINI

Indra Tjahyadi
http://terpelanting.wordpress.com/

Membaca puisi-puisi karya W. Haryanto, Mashuri, H.U. Mardi Luhung, Muhammad Aris dan Zaki Jubaidi terasa sekali betapa kuatnya pengaruh wacana Surealisme di dalamnya. Pengaruh tersebut terlihat dari betapa banyaknya puisi-puisi mereka menggunakan ledakan-ledakan imaji yang sifatnya spontan dan tidak logis sekali.

Seperti pada puisi karya W. Haryanto yang berjudul “Karnaval Hantu”. Pada puisi karya W. Haryanto tersebut, ledakan imaji yang begitu spontan menciptakan analogi-analogi yang tidak logis dalam kalimat-kalimat puisinya. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat: Aku memanggilmu dengan setetes kata yang segar./ seperti mata—/. Pada kutipan tersebut dapatlah dilihat, betapa W. Haryanto menggunakan ledakan imajinya yang spontan sehingga menciptakan suatu perbandingan yang terkesan tidak logis, yaitu: memanggilmu dan mata.

Memanggilmu yang lebih merupakan sesuatu yang berpusar pada bunyi diperbandingkan dengan benda mata yang fungsinya untuk melihat. Hal tersebut tidak akan terjadi apabila W. Haryanto dalam fakta penciptaannya tidak menggunakan, yang oleh kaum surealis disebut Otomatisme. Seperti telah diketahui bersama, bahwa Otomatisme adalah suatu tehnik penciptaan kreatif yang menempatkan diri pada ledakan bawah sadar yang didasarkan pada kesadaran.

Dalam Otomatisme, segala hal dalam kesadaran direnggut dan diledakkan oleh bawah sadar untuk kemudian dikembalikan lagi pada kesadaran. Dan hal tersebut sedikit berbeda dengan tehnik penciptaan kaum Absurd. Sebab pada wacana kaum Absurd yang ada hanya ledakan bawah sadar yang disertai penolakan dan pengingkaran pada kesadaran.

Lain dari puisi-puisi karya W. Haryanto, pada puisi-puisi karya Mashuri keterpengaruhan akan wacana surealis juga besar, meskipun tidak sebesar pada puisi-puisi karya W. Haryanto. Pada puisi-puisi karya Mashuri, pengaruh wacana surealis juga terlihat pada bagaimana ia melakukan ledakan imajinya yang demikian spontan sehingga menciptakan analogi-analogi yang terkesan tidak logis. Seperti pada puisinya yang berjudul “Sajak-sajak Maut”.

Pada puisinya tersebut gejolak dari ledakan imaji yang spontan dapat dilihat pada kalimat puisinya yang berbunyi: / Anak-anak menunggu di beranda/ Dan kau berkata tentang kata/ Suaramu halilintar. Gelas dan rambut bergetar//. Penyamaan gelas dan rambut yang sebenarnya keduanya berbeda secara keberadaan fungsi dan ujudnya, bahkan kemampuannya, membuat puisi karya Mashuri tersebut terkesan agak tidak logis. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah hadir tanpa sebab.
Penggunaan bawah sadar yang secara besar dalam penguraian logika pada puisi-puisi yang diciptakan oleh Mashuri membuat ketidaklogisan tersebut menjadi sah dan tidak dapat dielakkan adanya. Penggunaan gejolak dari ledakan imaji yang spontan membuat segala sesuatunya seakan-akan hadir tanpa pertimbangan yang jelas. Meskipun demikian, ia mempunyai semangat ekspresi yang kuat.

Selain itu, pengaruh surealisme pada puisi-puisi karya Mashuri dapat dilihat dari seringnya ia menggunakan tema-tema kematian pada puisi-puisi yang diciptakannya. Bukanlah sebuah rahasia lagi, bahwa kaum surealis , sebenarnya, adalah mereka yang gemar sekali menggunakan tema-tema kematian dalam setiap karya yang diciptakannya. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa mereka yang menggunakan tema kematian pada puisinya dapat dikatakan bahwa ia atau mereka adalah surealis. Atau mereka yang tidak menggunakan tema kematian pada karya yang diciptakannya adalah bukan surealis atau tidak terkena pengaruh dari wacana surealis. Dan hal tersebut dapatlah dilihat pada puisi-puisi karya H.U. Mardi Luhung.

Pada puisi-puisi karya H.U. Mardi Luhung pengaruh wacana surealis juga terkesan besar dan kuat, meskipun dalam puisi-puisinya amatlah jarang ditemukan tema-tema kematian dalam puisinya. Meskipun demikian, pengaruh wacana surealis masih juga terlihat, khusunya pada puisi “Kapal Selam”.
Pada puisinya tersebut, gejolak dari ledakan imaji H.U. Mardi Luhung yang spontan dapat dilihat dari pembandingan yang digunakannya. Keberadaan kapal selam dengan Nuh adalah dua hal yang berjauhan secara sejarah dan fungsi atas keberadaannya. Akan tetapi, hal tersebut tidaklah menghentikan dirinya untuk melakukan pembandingan dan penyamaan akan kedua hal tersebut. Sebab, bagaimanapun juga, Otomatisme dalam penciptaan setiap karya puisinya tetap menemukan porsi yang penting dan substansial, meskipun terkadang hal tersebut diacuhkan oleh penciptanya.

Akan tetapi, pengaruh wacana surealis yang besar terlihat pada puisi-puisi karya Muhammad Aris. Pada puisi-puisi karya Muhammad Aris keterpengaruhan wacana surealis terlihat demikian pekat dan kuat. Dan hal tersebut bukan saja pada tehnik Otomatisme, atau penggunaan tema kematian dalam setiap puisinya. Akan tetapi, pengaruh surealisme terlihat di berbagai seginya. Seperti pada puisinya “Ombak Selatan”.

Pada puisinya tersebut, terkasan kuat pengaruh wacana surealis di dalamnya. Dan hal tersebut dapat dulihat pada baris-baris puisinya: terang adalah kekosongan/ badai matahari yang merangkai lesut angin/ tak habis-habis berpusingan/ seperti kibaran merah karang/ airmata//. Pada kutipan puisinya tersebut dapatlah dilihat pengaruh wacana surealis yang demikian kuatnya sehingga segala yang hadir terkesan muram dan tidak logis. Seperti pada kalimat kibaran merah karang. Di mana kalimat tersebut, mengandaikan bahwa karang adalah tak ubahnya bendera yang dapat berkibar.

Hal tersebut adalah jelas suatu wujud spontan dari gejolak ledakan imaji Muhammad Aris sebagai penciptanya. Karena perbandingan yang demikian tidaklah dapat hadir apabila si penciptanya menggunakan kesadaran mutlak, dan tidak berpangkal tolak pada Otomatisme kaum surealis. Sebab tanpa Otomatisme, setiap ledakan imaji yang lahir hanya merupakan penghadiran kembali segala sesuatu yang berada dalam kesadaran dan bukannya bawah sadar.

Pada puisi-puisi Zaki Jubaidi, pengaruh wacana surealis juga besar, meskipun tidaklah terkesan seekstrem W. Haryanto, atau Muhammad Aris. Akan tetapi, hal tersebut tidaklah mngurangi nilai keterpengaruhannya terhadap wacana surealis. Seperti pada puisinya yang berjudul “Dua Perempuan dan Bau Sperma”.

Pada puisinya tersebut, keterpengaruhan Zaki terhadap wacana surealis juga dari ekspresi puisinya yang berpangkal tolak pada Otomatisme yang disebabkan ledakan imajibnya yang spontan. Dan hal tersebut dapat dilihat pada kutipan kalimat puisinya, yaitu: // Lenganmu menembus lipatan-lipatan rasa sakit./ dan menjelma kupu-kupu dengan sayap dari/ runtuhan salju/. Pada kutipan tersebut, dapatlah dilihat betapa Otomatisme yang digunakan oleh Zaki dalam tehnik penulisan dan penciptaan puisinya membuat setiap analogi yang hadir terkesan tidaklah logis.

Pada akhirnya, disadari atau tidak, pengaruh surealisme pada lapangan perpuisian kita terkini demikianlah besar. Terutama pada tehnik Otomatisme yang dimiliki oleh kaum surealisme dalam setiap penciptaan karyanya. Dan kelima penyair di atas adalah contoh dari sekian banyak penyair kita kini yang juga terpengaruh oleh wacana surealis dalam setiap karyanya, seperti Acep Zamzam Noor, Wahyu Prasetya, Kriapur, Nirwan Dewanto, Arief B. Prasetyo, Deny Tri Aryanti, dsb.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi