Kamis, 19 Mei 2011

Soekarno, Bahasa, dan Lidahnya

Djoko Pitono
http://www.jawapos.co.id/

Sebuah buku baru terbit belum lama ini, judulnya In Our Time: The Speeches That Shaped The Modern World. Buku karya Hywell Williams itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan Penerbit Esensi pada 2010: In Our Time: Pidato-Pidato yang Membentuk Dunia Modern.

Buku itu menampilkan 40 pidato terkenal dari para pemimpin terkemuka sejak 1945, termasuk diktator, tokoh demokrat, liberal, tokoh konservatif, nasionalis maupun internasional, tentara, pejuang perdamaian, negarawan, dan pengusaha. Tokoh-tokoh tersebut, antara lain, Charles de Gaulle, John. F. Kennedy, Fidel Castro, Nikita Khrushchev, Martin Luther King Jr, Nelson Mandela, Ronald Reagan, dan Barack Obama.

Sebuah buku yang menarik memang. Selain sangat penting bagi politisi, buku itu sangat bermanfaat bagi para peminat bahasa, pengarang, jurnalis, ataupun pengajar bahasa. Sebuah buku yang efektif untuk membantu pengajaran komunikasi.

Namun sayang sekali, di antara 40 tokoh tersebut, nama Soekarno (Bung Karno) tidak termasuk. Tetapi, sebenarnya juga tidak aneh. Penyebabnya bisa terkait dengan penyebaran akses media yang terbatas atau pengetahuan penulisnya sendiri yang memang ”sempit” tentang Indonesia. Toh, Hywell Williams tidak sendirian. Tidak sedikit pengarang dan penulis buku Barat yang tidak begitu kenal proklamator RI tersebut. Namun, mereka sering sok tahu.

Saya juga menduga, Hywell Williams tidak membaca majalah Time edisi akhir Agustus 1999 yang menampilkan 100 tokoh terkemuka abad ke-20. Dalam edisi itu, Time menurunkan tulisan menarik tentang Soekarno.

Tulisan itu, antara lain, menyebutkan, betapa Soekarno menggunakan bakat bahasa dan pidatonya untuk mempersatukan negerinya. Media tersebut juga memberikan kilas balik sejarah tentang mentor politik Soekarno, H.O.S Tjokroaminoto, yang memungkinkannya belajar berbicara di depan umum.

Media internasional itu menyatakan, Soekarno mempersatukan negerinya dan memerdekakannya. Dia membebaskan rakyatnya dari perasaan rendah diri dan membuatnya merasa bangga jadi orang Indonesia -bukan prestasi kecil, yang terjadi setelah 350 tahun penjajahan Belanda dan tiga setengah tahun pendudukan Jepang.

Apa yang dilakukan Soekarno pada 17 Agustus 1945 tidak berbeda dengan apa yang dilakukan Thomas Jefferson untuk rakyat Amerika pada 4 Juli 1776. ”Mungkin bahkan lebih: Soekarno adalah satu-satunya pemimpin Asia di era modern yang mampu mempersatukan rakyatnya yang memiliki latar belakang etnis, budaya, dan agama begitu beragam tanpa menumpahkan setetes darah…,” tulis majalah itu.

Williams rasanya belum membaca buku Indonesia: The Possible Dream (1971) karya Howard Palfrey Jones, Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia dari akhir 1950-an hingga pertengahan 1960-an. Dalam bukunya itu, diplomat tersebut memuji setinggi langit kehebatan orasi Bung Karno. Dia juga menyebut otak Bung Karno sebagai ”Otak Gajah” karena kemampuannya menghafal kata-kata banyak tokoh dunia hingga detail dalam bahasa aslinya.

”…He was, in brief, a dinamic, magnetic leader, a self-profeseed egotist, and effervescent extrovert. His amazing energy and vitality were the talk of the diplomatic corps. After a day in which he addressed mass meeting for hours – on one occasion I heard him make three two-hour speeches within a eight – hour period – he wolf down an enormous dinner and the dance until after midnight, enjoying every moment,” tulis Palfrey Jones.

Bahwa Soekarno adalah seorang orator ulung (dan tentu saja juga jago menulis), manusia sejagat boleh dikatakan sudah tahu. Apa yang belum disadari banyak orang, Soekarno adalah seorang ahli bahasa. Dia tidak hanya pintar berpidato dengan bahasa Indonesia, tetapi juga sejumlah bahasa lain. Berapa sebenarnya bahasa yang dikuasai Soekarno?

Almarhum Prof Dr Sudjoko, pengamat bahasa dan guru besar Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, menulis di sebuah harian nasional edisi 20 Mei 1987 : ”….. Lalu muncul ahli bahasa yang bernama Ir Soekarno. Bahasa-bahasa Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, Sunda, Jawa, dan tentu saja bahasa Indonesia menyembur dari lidahnya dan penanya secara meyakinkan. Bahasa latin, Sansekerta, dan Arab diketahuinya ala kadarnya …”

Siapa pun boleh heran, kemampuan orasi dan kemultibahasaan (poliglotisme) Soekarno seperti itu tidak banyak ditulis sebagai bahan kajian. Entah skripsi, tesis, maupun disertasi. Persoalannya mungkin terkait dengan politik. Sejak dikudeta ”secara merangkak” pada pertengahan 1960-an hingga akhir dekade 1990-an, nama Soekarno dikecilkan oleh rezim penggantinya. Banyak orang yang takut membicarakan, termasuk di perguruan tinggi. Masuk akal kalau tidak ada mahasiswa atau dosen yang membuat kajian mengenai ketokohan Soekarno. Tak peduli kajiannya bersifat ilmiah.

Barulah setelah era reformasi, muncul sejumlah kajian. Di antaranya, Soekarno: His Mannerism and Method of Communication (2000) yang ditulis Justin Wejak, dosen Universitas Kristen Petra Surabaya, saat yang bersangkutan mengajar di Australia. Dalam tulisannya itu, Justin Wejak, antara lain, menyebutkan bahwa tidak ada tokoh lain yang bisa menginspirasi massa seperti Soekarno. Tidak diragukan lagi bahwa Soekarno adalah salah seorang negarawan paling karismatik di dunia.

Di universitas lain, seperti Universitas Sebelas Maret Solo, Heru Purwanto menulis tesis Analisis Diksi dan Gaya Bahasa terhadap Pidato Soekarno Tanggal 1 Juni 1945 (2010). Penelitian tersebut dimaksudkan untuk memahami dan mendiskripsikan wujud dan karakteristik diksi dan gaya bahasa yang digunakan Soekarno pada 1 Juni 1945 serta alasan-alasan yang mendasari penggunaan diksi dan gaya bahasa tersebut.

Dua contoh kajian tersebut sungguh membesarkan hati. Saya berpandangan, pidato-pidato Soekarno memang sangat menarik untuk terus dikaji. Pidato ”Lahirnya Pancasila” 1 Juni 1945 boleh disebut sebagai salah satu pidato terbaik Soekarno. Saya membayangkan akan muncul kajian-kajian lain dalam bentuk disertasi terkait dengan pidato yang dahsyat itu.

Ketika republik ini merayakan 65 tahun kemerdekaan, kita rasanya makin sadar tentang ketajaman lidah Soekarno. Seorang pemimpin yang mampu mengangkat harkat dan kehormatan bangsa, mempersatukan rakyat hanya dengan lidahnya. Tanpa kekerasan. Tanpa darah yang menetes. (*)

*) Jurnalis dan editor buku

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi