Jumat, 26 Agustus 2011

Habis Prahara Terbitlah Khuruj Fi Sabillilah

Judul : Seribu Sujud Seribu Masjid
Penulis : Tandi Skober
Editor : Aminah Mustari
Penerbit : Salsabila Kautsar Utama
Cetakan : I, November 2010
Tebal : 275 hlm
Peresensi : Tantri Pranashinta, Tanzil Hernadi
http://www.lampungpost.com/

MEMPERHATIKAN pertarungan global di ranah publik dunia antara fundamentalis agama dan kelompok sekularisme liberal mengingatkan saya akan tulisam Eric Kaufmann dalam buku Shall the Religious Inherit the Earth? (London, 2010). Kaufmann berpendapat bahwa lingkungan komunitas pendukung paham fundamentalisme agama mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan komunitas sekuler. Hal ini memungkinkan kelak sebelum tahun 2050 kekuatan agama akan mendominasi percaturan politik dunia.

Benarkah fundamentalisme agama terkesan liar? Pertanyaan dapat dikesampingkan pada saat membaca novel Seribu Sujud Seribu Masjid karya Tandi Skober. Jika membaca judulnya Seribu Sujud Seribu Masjid tentunya kita akan langsung menduga bahwa ini adalah novel bernuansa religi. Betul, tapi tak hanya itu saja karena dalam novel ini pembaca juga akan diajak masuk dalam nuansa politik, intrik, romantisme, dan humor yang dikemas sedemikian rupa, sehingga menghasilkan sebuah novel religi yang tak hanya berisi dakwah, tetapi juga memiliki latar kisah yang menarik untuk disimak hingga lembar terakhir novel ini.

Inilah kisah religi yang mengajak pembaca berselancar dalam makna istikamah tanpa terkesan menggurui. Gaya satire Tandi penuh dengan simbol-simbol cerdas yang dikemas dalam sense of humor yang baik. Gaya bahasanya yang lincah memudahkan pembaca memvisualisasikan plot-plot cerita dalam kepala, persis seperti film yang bergerak sendiri.

Perjalanan Kiara mencari cinta saat mudik Lebaran September 2009 menjadi prolog novel ini. Kiara tidak menemukan cinta di Indramayu, tetapi ia temukan sejarah muram ketika Sekober tahun 1965 dilanda prahara politik. Dikisahkan Kasdi dan Zum dibesarkan di daerah pesisir Sekober, Indramayu. Zum adalah anak gundik Bah Ceh Nong, tokoh PKI di Sekober. Kasdi adalah anak seorang seniman Tarling yang bernama Camang. Kedua anak itu bersahabat dengan akrab.

Ketika prahara politik merembet hingga ke wilayah Sekober, nasib dua bocah itu berubah drastis. Bah Ceh Nong ditemukan mati mengambang di Sungai Cimanuk. Sedangkan Camang yang bekerja sebagai pembantu di rumah Bah Ceh Nong dicurigai sebagai salah satu antek PKI. Walaupun Kasdi mengatakan pada tentara bahwa ayahnya itu adalah muslim dan sudah disunat, Camang tak luput dari hukuman mati. Saat hendak dieksekusi, Camang selamat, melarikan diri, menggelandang dari masjid ke masjid. Anak-anak Bah Ceh Nong dan Camang bertahan dalam menjalani kerasnya kehidupan. Zum dan Kasdi menjadi pencopet cilik di bawah kekuasaan Zaki. Sementara Zum dan Zaki masih berada dalam dunia hitam, Kasdi pensiun menjadi copet.

Ia berjualan bandros seraya mengurus surau peninggalan kakeknya. Kasdi percaya bahwa suatu saat ayahnya akan pulang dan sujud di surau itu.

Di surau itulah Kasdi bertemu dengan lelaki tua bernama Pardi yang mengajarkan amalan-amalan soleh di masjid. Mereka berdua tak pernah berhenti berdakwah mengajak orang-orang yang melewati surau tersebut untuk menepi dan salat. Tak banyak yang tertarik pada ajakan mereka berdua kecuali bocah cerdas bernama Kana dan Citro, mantan pejabat dan pengusaha kaya yang bertobat dan menyerahkan sisa hartanya sebesar Rp100 juta. Uang itu sebagai uang biaya hidup di surau sekaligus biaya penguburannya jika ia meninggal dunia nanti.

Kasdi, Kana, dan Citro menjadi tiga sekawan yang menempuh jalan Allah, mereka tinggal bersama di surau sambil mempertebal iman dan berdakwah secara sederhana di bawah bimbingan Pardi. Walaupun Kasdi telah mengantongi uang sebesar 100 juta, kehidupan mereka bertiga tetap bersahaja dan damai. Hingga akhirnya Zaki, kawan lama Kasdi yang kini telah menjadi konglomerat, berniat membeli tanah surau tersebut.

Melalui Zum yang sebenarnya mencintai Kasdi, Zaki mencoba membujuk Kasdi untuk menjual surau tersebut. Zaki berani membeli surau tersebut seharga Rp500 juta untuk dijadikan mal dan stasiun televisi global. Kasdi menolak. Di sinilah konflik terjadi. Gagal dengan iming-iming uang, Zaki dan Zum bersekongkol mencari cara lain yang diperkirakan ampuh meluluhkan Kasdi untuk menjual surau tersebut. Kasdi memerintahkan Zum untuk berpura-pura menjadi wanita muslimah yang soleh agar Kasdi jatuh cinta pada Zum dan merelakan surau peninggalan kakeknya jatuh ke tangan Zaki.

Bagian paling menarik di novel ini adalah di bab-bab awal saat kisah bergulir di tahun 1965 ketika huru-hara politik melanda wilayah Sekober. Ketika itu sebuah pilihan politik menjadi raja dan merasa bisa menjadi Tuhan sehingga berhak mengambil nyawa siapa saja yang diinginkan. Sebuah gambaran kekuasaan dan perbedaan pilihan politik di suatu era yang merenggangkan bulu kuduk. Ada korban dan tentu saja ada generasi terbuang.

Di bagian ini pembaca diajak melihat bagaimana dan apa yang dirasakan rakyat kecil akibat kekisruhan yang dilakukan para elite politik negeri ini.

Selain itu, terungkap juga bagaimana kelamnya suasana saat itu, terlebih saat Camang ditangkap dan hendak dieksekusi para tentara. Bagi saya bagian ini merupakan bagian yang sulit terlupakan. Sebagai novel religi tentunya novel ini mengandung banyak sekali dengan pesan-pesan keagamaan tapi penulis mengemasnya dalam dialog-dialog yang segar dan lucu sehingga pembaca tak merasa digurui penulisnya.

Nilai-nilai religi islami yang tertuang dalam novel ini sangat universal dan bisa dipahami dan dimaknai oleh semua pembaca tanpa harus terbatasi oleh sekat-sekat agama.

Selesai membaca buku ini, saya seperti meneguk air segar. Ada sesuatu yang meleleh di pojok hati. Mungkin ini yang dimaksud Franz Kafka, seorang novelis Jerman, bahwa A Book must be an ice-axe to break the seas frozen inside our soul.

Tantri Pranashinta dan Tanzil Hernadi, pembaca sastra

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi