Rabu, 17 Agustus 2011

Lebaran di dalam Buku

Haris Priyatna
http://www.infoanda.com/Republika

Lebaran adalah drama. Sebuah drama yang kolosal. Betapa tidak? Saat Lebaran, orang-orang berusaha bersenang-senang dengan pakaian baru warna-warni dan hidangan aneka rupa. Tiba-tiba saja semua orang menjadi ramah dan saling meminta maaf.

Mereka pun berduyun-duyun meninggalkan kota-kota dalam arak-arakan panjang menuju kampung halaman agar bisa merayakan Lebaran bersama sanak famili. Di balik keriuhan ini, biasanya tersimpan kisah-kisah menarik dan tak jarang mengharukan. Barangkali inilah sebabnya almarhum Umar Kayam kerap menulis cerita berlatar Lebaran.

Umar Kayam — yang terkenal akan buku-bukunya seperti Mangan Ora Mangan Kumpul dan Para Priyayi — bahkan telah menghasilkan sebuah buku kumpulan cerpen yang seluruhnya bertema Lebaran. Cerpen-cerpen Lebaran ini umumnya memotret kepiluan-kepiluan pada hari-hari sebelum dan sesudah Lebaran.

Dalam cerpen Menjelang Lebaran, misalnya, Umar Kayam bercerita tentang suami-istri Kamil dan Sri yang akibat sang suami terkena PHK tidak jadi mudik Lebaran. Mereka juga terpaksa memberhentikan pembantu mereka yang sudah dianggap keluarga sendiri. Cerpen ini dimuat dalam buku kumpulan cerpen Derabat (1999).

Dalam cerpen Lebaran Ini, Saya Harus Pulang, Umar Kayam mengisahkan seorang pembantu yang mendambakan pulang mudik Lebaran. Nem, sang pembantu, bagaikan laron menerjang nyala pelita, ia tahu kepulangannya ke kampung sama sekali tak menjanjikan kesentosaan pada masa tua, dan bahkan kemiskinan dan kenistaan disadarinya akan menghadang karena harta bendanya sudah habis dijual maupun dijarah, toh ia tetap bersikukuh pulang. Cerpen ini terdapat dalam buku kumpulan cerpen Dua Tengkorak Kepala (2000).

Dalam cerpen Lebaran di Karet, di Karet …, tokoh Is adalah mantan diplomat yang hidup sendirian setelah istrinya meninggal dunia dan anak-anaknya hidup di negeri-negeri utara. Lebaran bagi Is hanya tinggal kenangan dan kesendirian. Ketika tiba hari Lebaran, Is kesepian. Dia lalu mengeluarkan mobilnya dan mengarah ke … pekuburan Karet. Cerpen ini juga termuat dalam buku kumpulan cerpen Mata yang Indah (2001).

Selain Umar Kayam, masih dalam suasana lebaran ini, saya teringat Emha Ainun Nadjib. Ada satu buku Cak Nun yang memuat tulisan-tulisannya seputar Lebaran. Buku kumpulan esai itu berjudul Tuhan pun Berpuasa. Dalam pengantar penerbitnya, dijelaskan bahwa buku ini memang khusus berisi topik-topik puasa dan Idul Fitri. Di dalamnya, ada satu bagian khusus yang membahas Lebaran berjudul Seandainya Allah pun Berlebaran.

Emha adalah salah satu penulis yang saya sukai. Saya mengoleksi banyak bukunya, dari Markesot Bertutur sampai Doa Mohon Kutukan. Menurut Kuntowijoyo, karya-karya sastra Emha dilandasi kesadaran keagamaannya. Tulisan-tulisannya kerap berbicara dengan metafora. Kalaupun Cak Nun membuat analisis-analisis tentang realitas kehidupan yang ada sekarang, dia melakukannya melalui metafora-metafora. Ini justru yang membuat menarik. Sebab, tulisan-tulisan yang hanya menggunakan analisis ilmiah akan terasa kering.

Dalam esai berjudul Ultra Lebaran, Mega Idul Fitri, Giga Takbir, Cak Nun menggambarkan betapa banyak orang sesungguhnya tengah melupakan Allah saat mereka sedang merayakan Lebaran, bahkan saat sedang menyelenggarakan pawai takbiran. Kata Emha, mereka menyembunyikan Allah di balik punggung mereka masing-masing. Mereka sangat sibuk dengan keindahan suara mereka sendiri, mereka sangat asyik dengan kesenian Lebaran mereka sendiri.

Cak Nun lalu mengungkapkan fenomena penyelenggaraan Takbir Akbar yang justru untuk soal-soal selain Allahu Akbar, umpamanya untuk rangkaian rekruitmen politik, lobi bisnis, atau pengagungan eksistensi diri sendiri. Tidak ada buktinya bahwa mereka sungguh-sungguh ber-Allahu Akbar. Tidak ada indikator budayanya, tanda ekonomi dan politiknya, serta perwujudan hukumnya. Mereka menyangka bahwa Allah sedemikian remehnya sehingga cukup dirayu dengan ucapan, lagu, gendang, dan lampu gemerlap.

Cak Nun juga menyoroti orang-orang yang pada saat Ramadhan dan Lebaran mengenakan pakaian yang sehari-hari hampir tak pernah mereka kenakan. Mereka melantunkan syair-syair yang tidak menjadi pedoman kehidupan mereka. Mereka menyongsong Idul Fitri dengan berpakaian ketidakaslian, sehingga yang berlaku jangan-jangan adalah justru Tarkul Fitri [tark al-fitr]: meninggalkan keaslian. Memang, ujar Emha, kita patut merasa bersyukur karena masih untung mereka tampil seperti itu. Tapi, menurutnya, itu seperti mensyukuri kemunafikan.

Dalam esai yang berjudul Halal dan Kemuliaan Mempersatukan Fitri Kita, Emha dengan keras menyindir para pemimpin. Dia menyatakan bahwa semestinya, di hari-hari Idul Fitri, seorang pemimpin tidak duduk di kursi dan menunggu ummat atau rakyat (dan bawahan) datang sowan untuk menyampaikan permohonan maaf. Karena, berdasarkan logika yang paling elementer pun seharusnya sang pemimpin yang beranjak, berdiri, berjalan menghampiri mereka untuk merintih-rintih minta maaf.

Menurut Emha, dalam kedudukan sebagai pemimpin, peluang untuk bersalah berjuta-juta kali lipat dibanding orang-orang yang dipimpin. Sebagai pemimpin, ia memanggul beban, amanat, dan kepercayaan yang berton-ton lebih berat dibanding beban orang kebanyakan.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi