Kamis, 24 Agustus 2017

Makam di Tanah Suci

Samsudin Adlawi *
Majalah Tempo, 12 Okt 2015

Setahun lalu, saya ke Tanah Suci melaksanakan ibadah haji. Selain mendapat pengalaman spiritual, saya membawa pulang pengalaman kebahasaan. Pengalaman spiritual berhaji tidak perlu saya jabarkan dalam tulisan ini. Sebab, apa yang saya alami selama 38 hari di Tanah Suci—Madinah dan Mekah—kurang-lebih sama dengan yang dialami jemaah haji pada umumnya. Tidak demikian dengan pengalaman kebahasaan. Mungkin hanya beberapa orang yang tertarik memperhatikannya, termasuk saya.

Ceritanya bermula seusai tawaf qudum, yakni tawaf (berjalan mengelilingi Ka’bah tujuh kali berlawanan dengan arah jarum jam sambil berdoa) yang dilakukan ketika baru tiba di Mekah untuk menunaikan ibadah umrah atau haji. Sesampai di maktab, salah satu anggota jemaah seregu saya menyampaikan rasa galaunya. “Katanya makam, kok, ukurannya kecil? Tidak panjang seperti makam umumnya. Lagi pula bagian dalamnya hanya berupa dua bekas telapak kaki,” demikian dia bergumam. Yang dimaksud teman saya adalah makam Ibrahim. Memang makam Ibrahim hanyalah berupa pahatan bekas dua telapak kaki Nabi Ibrahim ketika membangun Ka’bah. Makam itu dilindungi cungkup berwarna keemasan dan terletak di sisi Ka’bah.

Sejak di rumah, teman saya itu sudah membayangkan makam Ibrahim sama dengan makam Nabi Muhammad, seperti yang diziarahinya di dalam Masjid Nabawi di Madinah, atau setidaknya seperti makam para wali dan makam umumnya di Indonesia. Persepsi teman saya itu tidak salah. Sebab, umumnya orang Indonesia menyebut tempat mengubur mayat dengan istilah “makam”. Orang lebih mengenal istilah “dimakamkan” daripada “dikubur”, atau lebih sering menyebut “pemakaman” dibanding “pekuburan”. Yang agak unik, tempat mengubur para pahlawan atau orang yang dianggap punya jasa bagi negara disebut taman makam pahlawan, bukan taman pekuburan pahlawan.

Awalnya, saya menyangka kata “makam” yang berarti “kubur” berasal dari bahasa Arab. Saya pun menelusurinya lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat Bahasa Edisi Keempat. KBBI tidak menyebut asal-usul kata “makam”. KBBI hanya mengartikan “makam” dengan “kubur”. Selain itu, KBBI menyebutkan “makam” dalam bidang arkeologi searti dengan “tempat tinggal” atau “kediaman”. Tiba-tiba saya teringat saat berziarah ke Masjid Quba di Madinah. Di samping masjid yang pertama dibangun Nabi Muhammad saat masuk ke Madinah itu terdapat pekuburan. Seperti di Indonesia, di depan pekuburan itu terdapat papan bertulisan “Maqbaratun Raqmun (V)”. Artinya: pekuburan nomor 7. Ternyata Arab Saudi tidak memiliki makam. Di sana, tempat mengubur mayat alias pekuburan dinamai makbarah.

Ketika mengajak rombongan berziarah ke makam Nabi Muhammad, pembimbing ibadah haji saya, KH Abdul Latief Harun, berkata, “Mari kita berziarah ke makbarah Kanjeng Nabi.” Mendengar kata makbarah, saya jadi teringat orang-orang di desa saya di Banyuwangi. Menjelang Idul Fitri, berondong-bondong mereka mengunjungi kuburan atau pekuburan. Mereka nyekar ke kuburan orang tua atau kerabatnya, membersihkannya, lalu berdoa. Saya juga sering diajak orang tua ke kuburan kakek dan nenek. Maka, hingga kini, lidah saya pun lebih lincah menyebut kuburan daripada makam.

Selain terhadap makam Ibrahim, teman saya penasaran terhadap sebutan Mekah sebagai “bumi haram”. “Kalau haram, seharusnya kan tidak boleh dikunjungi? Ini kok malah jadi jujugan orang yang berumrah dan berhaji?” tanyanya kepada Kiai Latief. Lantas dia memberi contoh: kita dilarang makan daging babi karena daging babi haram dikonsumsi. Pembimbing dari KBIH Sabilillah Banyuwangi itu memberikan penjelasan yang sederhana dan jelas: ke-haram-an bumi Mekah justru karena keistimewaannya, yakni adanya hukum atau ketentuan yang ditetapkan langsung oleh Allah: tidak dihalalkan berperang di Mekah, pohon berduri tidak boleh ditebang, hewan buruan tidak boleh dibunuh, barang temuan tidak boleh diambil, dan rumputnya tidak boleh dicabut atau dipotong. Ketentuan-ketentuan itu membuat Mekah menjadi kota yang istimewa. Mulia dan aman. Keamanan menambah kekhusyukan dalam menunaikan ritual ibadah umrah dan haji di Masjidil Haram dan sekitarnya.

Selain “haram”, kata “halal” sangat akrab di telinga jemaah haji. Hampir setiap hari mereka mendengar dua kata yang bertolak belakang arti itu. Keduanya selalu diucapkan penjaga toko atau mal, terutama saat proses tawar-menawar barang jualannya. Ketika tak mufakat dengan harga yang diminta pembeli, si penjaga toko atau mal akan berteriak “haram”. Sebaliknya, jika merasa harga cocok, mereka akan langsung berkata “halal”. Saban hari jemaah haji juga menunggu-nunggu berkah dari kata “halal” dengan akhiran (-an) karena kata halalan bagi jemaah haji merupakan berkah. Saat mengucapkan kata halalan, orang Arab biasanya membagikan sesuatu. Jemaah haji langsung membentuk antrean panjang menunggu giliran mendapat makanan atau barang secara gratis alias halalan.

Terakhir, ada satu kata Arab yang tidak populer di negerinya sendiri, yakni “musala”. Baik di Madinah maupun Mekah, saya belum pernah menemukan musala. Ternyata orang Arab menyebut tempat ibadah orang Islam dengan sebutan “masjid”. Besar atau kecil disebut masjid. Berdiri sendiri atau di dalam bangunan lain seperti hotel tetap dinamai masjid, bukan musala. Itu berbeda dengan di Indonesia: masjid tidak sama dengan musala. Secara fisik, bangunan musala berukuran lebih kecil daripada masjid. Musala juga sering disebut surau atau langgar. KBBI secara ambigu mengartikan musala dan masjid. KBBI menyebut masjid sebagai “rumah atau bangunan tempat beribadah orang Islam”. Adapun musala diartikan sebagai “tempat salat”. Apa bedanya salat dan beribadah bagi muslimin? Memang beribadah bagi seorang muslim bukan hanya salat. Tapi nyatanya selama ini ibadah yang lain, seperti baca Al-Quran dan zikir, juga dilakukan di musala—sebagaimana halnya di masjid.

* Wartawan Jawa Pos, penyair
https://rubrikbahasa.wordpress.com/2015/10/12/makam-di-tanah-suci/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi