Rabu, 04 Maret 2020

Legenda Kota dan Retaknya Kaum Urban

Sunlie Thomas Alexander
Kompas, 3 April 2010

SETELAH memadamkan lampu kamar mandi, ia meletakkan lilin di depan cermin dan mulai memanggil: ”Bloody Mary, Bloody Mary, Bloody Mary!” Tepat sehabis panggilan ketiga, sesuatu yang sangat aneh dan menakutkan pun terjadi. Sebuah tragedi berdarah menimpa sebuah keluarga di sebuah kota.

Cuplikan di atas adalah salah satu kisah urban legend (legenda kota) yang cukup kesohor di Amerika Serikat, Bloody Mary, yang kemudian mendunia lewat sinema horor. Di kota-kota besar-kecil di Amerika, cerita-cerita semacam ini cukup populer. Cerita Bloody Mary sendiri hidup dalam beberapa versi sejak tahun 60-an, bahkan mungkin lebih awal. Legenda ini kemudian berkembang menjadi suatu permainan memanggil hantu di depan cermin pada kalangan anak-anak dan remaja. Seperti juga halnya folklor dan cerita tradisional lain, tentu saja ceritanya yang orisinal sukar dilacak atau mungkin memang tidak ada.

Istilah urban legend ini dikenalkan oleh Jan Harold Brunvald lewat bukunya, The Vanishing Hitchhiker: American Urban Legends & Their Meanings (New York: WW Norton, 1981). Sebagai legenda perkotaan, ia adalah cerita masyarakat modern yang menyebar dari mulut ke mulut (atau dari ponsel ke ponsel, komputer ke komputer) yang sering pula dianggap kisah nyata. Kerap kali cerita-ceritanya terdiri dari kombinasi unsur horor dan humor, atau terkadang pesan moral yang membangkitkan rasa empati dan peringatan.

Adalah industri perfilman yang kemudian dengan cerdik memanfaatkan kepopulerannya untuk meraup keuntungan. Selain Bloody Mary, nyaris hampir semua legenda kota terkenal di Amerika, misalnya, telah difilmkan. Sebut saja Aren’t You Glad You Didn’t Turn on the Light?, Humans Can Lick, Too, Candyman, The Killer in the Backseat, The Clown Statue, The Kidney Thieves, dan banyak lagi. Di tangan para sineaslah, kisah-kisah ini diadaptasi ulang dan dibuat lebih mencengangkan, baik lewat layar lebar maupun serial televisi.

Hal yang serupa juga terjadi pada cerita-cerita legenda kota terkenal di Tanah Air, seperti Si Manis Jembatan Ancol, Suster Ngesot, Kolor Ijo, Hantu Jamu Gendong, Hantu Ambulans, dan Terowongan Casablanca.

Keintiman yang retak

Sebagai mitos modern yang berkembang di masyarakat perkotaan, legenda kota memang tak bisa dipisahkan dari fenomena kaum urban yang mengadu nasib di kota-kota besar. Cerita Hantu Jamu Gendong, misalnya, berkisah tentang arwah seorang penjual jamu gendong bernama Sri yang semasa hidupnya meyakini kota sebagai solusi tepat untuk memperbaiki taraf kesejahteraan dibandingkan desa.

Plot dan penokohan ceritanya tampak kuat, tetapi sebenarnya lebih dari usaha menampilkan esensi atau edukasi, legenda kota lebih banyak memainkan sensasi dengan mempermainkan etika serta estetika secara kasar, mencari efek teror dan horor murahan. Karena itu, kisah-kisah semacam itu mungkin lebih cocok digolongkan sebagai isu, rumor, atau gosip ketimbang –katakanlah—sejenis sastra lisan.

Tentu saja hal itu berkait erat dengan psikologi sosial masyarakat perkotaan, budaya urban yang melingkupinya. Sebagai cerita yang berkembang dari isu, legenda kota tak lain adalah metamorfosis dari tradisi bergunjing yang akrab pada masyarakat pedesaan. Hal ini bisa jadi lantaran adanya kerinduan masyarakat urban perkotaan yang kesepian oleh tingginya mobilitas dan merasa terasing di tengah lanskap kota yang pikuk, pada suasana intim di kampung halaman yang ditinggalkan. Di sinilah legenda kota mengambil perannya melekatkan kembali keintiman yang retak.

Terlepas dari soal percaya tidaknya kita pada isi cerita itu, kisah-kisah dalam legenda perkotaan memang menjadi penting serta mengasyikkan sebagai bahan obrolan atau diskusi iseng saat istirahat siang di kantor atau chatting. Kekuatan oral dari mulut ke mulut dan kemajuan teknologi komunikasi pun menjadi media pengantar yang sangat andal. Pada mulanya, legenda kota didistribusikan secara tradisional melalui komunikasi antara mereka yang memiliki hubungan emosional dan personal.

Dengan moda komunikasi semacam itu, legenda kota pun menyebar dengan cara yang cepat, mudah dan luas, karena ada kesan seakan-akan hal itu benar terjadi. Realitas psikologis dan spiritual masyarakat juga tingkat kepercayaan pada ”relasi dekat” di atas menempatkan legenda kota menjadi seperti semacam perekat baru. Perekat di antara urban sesama asal, atau urban senasib sependeritaan. Apalagi, jika kejadian cerita tersebut berada dalam ruang lingkup mental map kita, misalnya di dekat tempat tinggal kita.

Menurut Jan Harold Brunvald, ada dua pokok penting dalam legenda perkotaan. Yang pertama, kisah-kisah legenda, mitos dan cerita rakyat ternyata juga adalah milik kaum urban, bukan hanya milik masyarakat tradisional. Kedua, di balik itu, lewat cerita-cerita seperti ini, kita dapat mengetahui banyak tentang masyarakat dan budaya modern dan perkotaan.

Maka, bila kita bisa sepakat dengan Brunvald, dapatlah kita membaca bagaimana tabiat, perilaku, bahkan kondisi mental (termasuk penyakit-penyakit) orang-orang kota, berdasarkan cerita-cerita atau legenda yang diproduksi dan disebarluaskannya. Adakah, misalnya, takhayul masih begitu kuat menelikung kesadaran modern orang urban, atau mungkin kemodernan telah menciptakan takhayulnya sendiri, yang khas di tiap komunitasnya?

Adakah, misal lainnya, masyarakat rasional, terbuka, kosmopolit, dan egaliter—sebagaimana kaum urban—masih juga memendam imaji-imaji kasarnya tentang seks, sebagaimana mereka memendamnya karena represi oleh adat, agama, dan tradisi? Adakah, lanjutannya, kita tidak pernah jauh berjalan melampaui tradisionalisme dan keprimitifan kita, setidaknya dalam dua hal itu?

Kini, giliran Anda yang harus menjawabnya.

_________________
*) Sunlie Thomas Alexander, Aktivis Bale Sastra Kecapi Yogyakarta, dan Periset Parikesit Institute Yogyakarta
http://cabiklunik.blogspot.com/2010/04/teroka-legenda-kota-dan-retaknya-kaum.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi