Tertirah dalam Tiga Batang Paku di Dinding
Setelah membayangkan mengarung padang
alang-alang, seekor capung mengambil waktu
berhenti di paku pertama. Sayapnya terbentang
seperti tengah berkata, “Aku tak ingin kau ganggu
meski di bawah paku kedua, bahumu lanjang
dan matamu yang pejam kau tumpu
pada sepasang lengan. Seolah baru datang
kekasih dan belum sempat melepas sepatu.”
Dia juga seolah menantang
pada kelinci di bawah paku ketiga, “Kau tahu
arti lucu? Dunia yang dipaksa tenang
berhenti dari kejaran waktu!”
Dunia tumbuh dari bayang-bayang
penari yang tertidur itu.
Dunia yang dibesarkan lidah panjang
cicak berwarna abuh-abu,
yang hendak menerkamku.
Sementara di meja sebidang,
kau – kelinci belang – menatapku
seolah aku ini pembawa kabar dari padang.
Kabar yang ditunggu-tunggu,
oleh penari yang tertidur panjang,
dan akan menggerakkan telinga panjangmu
hingga dia bangun dengan dada terguncang.
2013
Kolam
Tak ada yang abadi di permukaan kolam,
daun yang jatuh atau gesit sirip ikan
selalu membuat gelombang, memecah
kesunyian.
Hanya sulur teratai tegak menyangga
bunga, seperti mendongak ke puncak
semesta, membuatmu merasa
ada yang harus dipertahankan.
Seekor katak, duduk diam, di atas daun
seperti waktu yang tengah berhitung
kau lelah atau limbung
menunggu sesuatu yang selembut
titik embun, sehalus benang cahaya
yang turun dari rimbun daun, atau
sekedar kata yang tepat
untuk mengutarakan
hidup tak mungkin bisa
tenang.
2013
Kecup Tak Sudah di Punggungmu
Punggungmu: subuh, malam yang perlahan hilang
warna lamat-lamat antara hitam-biru-kuning-tembaga
aku mencari wajahmu, tak menemu juga
yang ada pesan-pesan usang.
Bibirku: pembacaan berulang-ulang
kata-kata seperti merambat dari abjad suku kata
mengecupi punggungmu tanpa jeda
mencari yang tak terbilang.
2013
Dedy Tri Riyadi lahir di Tegal , Jawa Tengah, dan kini tinggal di Jakarta. Ia bergabung di Paguyuban Sastra Rabu Malam (PaSaR Malam). Buku puisinya Gelembung (2011). https://puisikompas.wordpress.com/2013/12/10/puisi-dedy-tri-riyadi-3/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar