/1/
kau serupa bangku kosong
terisak kelam dalam goresan muram
tak lagi seperti dulu
ketika dongeng nyanyian tidur
luluh mengalir ketidakberdayaan
/2/
kau serupa bangku kosong
dingin mengiris setiap gelap
mengubur usang pada jejak
dan berakhir di kekosongan sudut
hanya hampa
2007
mungkin
lelahku sudah berada di ujung nafas
mungkinkah aku masih dapat menyulam baju rindu
menjadi kita kelak
dan sekarang
keluhku telah berada di tepi ragaku
2008
telah sampailah
telah sampailah aku pada perkampungan waktu
menembus segala indera
walau terkadang langkah tak mampu hantarkan
walau bahasa tak mampu menyampaikan
rasa dalam selembar tafsir
namun, katakata tak akan pernah cukup
menampung kekosongan
2009
*) Sihir Terakhir, Antologi Puisi Penyair Perempuan ASAS, Penerbit PUstaka puJAngga, 2009.
http://sastra-indonesia.com/2010/01/puisi-puisi-maya-mustika-k/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar