Judul Buku : Fidel Castro Revolusi Sampai Mati
Penulis : Ferdinand Zaviera
Penerbit : GARASI
Cetakan : I, Februari 2007
Tebal : 180 hlm
Peresensi : A. Qorib Hidayatullah*
http://indonimut.blogspot.com/
Akhir-akhir ini, alam perwacanaan aktivis kerap kali dijejali oleh alur wacana para penguasa kiri. Tak jarang kita temui buku-buku berseliweran memuat ulasan-ulasan latar sejarah para pemimpin anti Amerika. Misalkan, buku yang menyibak Fidel Castro (Kuba), Mahmoud Ahmadinejad (Iran), Evo Morales (Bolivia), dan Hugo Chavez (Venezuela). Tentunya, –buku-buku tersebut dibikin– sengaja diperuntukkan ke khalayak guna dikupas lalu diperbincangkan. Apabila kita membacanya, sedikit banyak hikmah dapat kita raup, misalnya sikap berani, semangat revolusi, hingga bagaimana model pemimpin “diktator” yang menentang kekuasaan hegemonik dalam konstelasi perpolitikan dunia.
Dibuku ini, Fidel Castro Revolusi Sampai Mati melukiskan slogan-slogan kukuh altruistik yang dipertahankan oleh pemimpin Kuba sendiri. Seperti, “Partia o muerte, venceremos (Tanah air atau mati, demi kemenangan). Jika lafad tersebut dimaknai, maka tuntutan bergerak dinamis tanpa pantang mundur atau menyerah adalah pilihan mutlak. Kata-kata demikian, memang sengaja diletupkan sebagai kaidah komunal yang siap dijadikan pelatuk semangat perjuangan. Kegunaannya, yaitu agar diri dan bangsa ini tidak dijajah terus menerus oleh bangsa lain, baik disektor ekonomi, ideologi, hingga sisi ketinggian derajat humanitas. Seakan kalau begitu, kompleksitas makna kemerdekaan dapat teraih, yaitu kebebasan totalitas dari segala bentuk intervensi apapun.
Meski demikian, cita-cita pewujudan revolusi tak seringan membalikkan telapak tangan saja. Bejibun jalan terjal penuh liku yang harus dilalui, hingga mempertaruhkan nyawa sekalipun adalah awal semangat perjuangan universal. Sosok Fidel Castro, merupakan sosok yang lahir dari rahim kesadaran, ia sebagai penguasa Kuba sejak tahun 1959 harus mengawali Revolutionary Directorate atau gerakan 26 Juli guna meruntuhkan kekuasaan pemerintah saat itu yang dipimpin Fulgencio Batista. Pada tahun-tahun itulah, ia menggencarkan transfomasi di Kuba. Revolusi perdananya adalah mengganti ideologi negara menjadi ideologi komunis pertama didaratan Eropa.
Pemilik nama lengkap Fidel Alejandro Castro Ruz, yang akrab dipanggil Castro lahir pada tanggal 13 Agustus 1926 di Biran, Provinsi Holguin, Kuba. Castro kali awal tertarik untuk nimbrung didunia politik semenjak ia masih berstatus pelajar. Dimana, kala itu dia selalu saja aktif didunia pergerakan dan cakrawala organisasi. Sikap nasionalisme yang tertancap kukuh dalam diri hingga kritiknya terhadap Batista dan perusahaan Amerika Serikat serta pengaruh politik di Kuba, telah bergumul hingga menyemai diperasaan politiknya yang kemudian diterapkan pada sikap-sikap politik selanjutnya.
Dimata lawan-lawannya –baik didalam maupun diluar negeri– Castro populer sebagai sosok penguasa bergaya sang diktator, menyebabkan ia sangat dibenci dan wajib dienyahkan. Pelbagai ikhtiar pun mulai diluncurkan kepadanya hingga ia benar-benar lengser sebagai penguasa Kuba. Baik lewat jalur politik, ideologi, ekonomi, sosial, bahkan upaya pembunuhan pun dilancarkan demi berakhirnya etape kediktatoran Castro. Kendati pun, hingga kini kain bendera kejayaan Castro masih berkibar tak kunjung menampakkan lusuh sedikit pun. Castro tetap menjadi sesosok penguasa diktator karismatik-komunis yang masih bertahan didunia dengan masa pemerintahan yang paling lama.
Revolusi Castro di Kuba, sungguh-sungguh dilakukannya secara totalitas. Ia men-sweeping besar-besaran terhadap semua kalangan –baik kalangan dalam maupun luar–yang jelas dipandang berhaluan dengan dirinya. Berbagai kajian melaporkan bahwa ribuan lawan politik terbunuh selama kepemimpinan Castro yang sangat panjang tersebut. Sebagian rakyat Kuba yang dikasih label “kontrarevolusi”, “fasis”, atau “agen CIA” didepak menjadi “pesakitan” yang harus siap temani kesunyian di Barak-barak. Mereka dipenjara dalam kondisi yang sangat mengenaskan tanpa adanya proses pengadilan, bahkan ada sebagian mereka dieksekusi secepat mungkin.
Hal itulah yang menjadi asas argumentasi Amerika untuk mengatakan bahwa Castro dan Kuba adalah pelanggar HAM berat. Yaitu, negara yang tak sealur dengan kondisi dunia yang sudah berubah. Amerika kerapkali mencap Kuba sebagai negara yang tidak demokratis. Bahkan, AS menganggap bahwa Kuba dan Castro sebagai “poros setan” (axis of evil). Maka dari itu, Castro sebagai penjahat HAM dan juga seorang diktator harus digulingkan.
Sebenarnya, kalau membincangkan tentang pelanggaran HAM berat, Amerikalah justru yang bijak disemat sebagai negara pelanggar HAM berat dunia. Acap kita dengar bersama, apa yang sering didengungkan keras oleh Amerika sendiri, tak lain adalah proyek raksasa demokrasi. Akan tetapi, mengingat pepatah: “menelan air liurnya sendiri”, adagium ini tentu sangat pas dibidikkan ke tubuh Amerika. Masih segar diingatan kita, invasi, juga agresi militer AS ke Afganistan, dan Irak, serta Lebanon, yang tak sedikit telah menelan nyawa. Bukankah praktik AS itu, salah satu bentuk pelanggaran HAM berat didunia?
Seturut merujuk pada presiden Venezuela, Hugo Chavez sesama teman Fidel Castro, menanggapi atas karakter Amerika yang terus menerus menyerang negara-negara yang tak sehaluan dengannya. Chavez berkata keras, “Mereka (AS) mungkin sudah gila, ya? Setiap hari terus menyerang kami. Bertahun-tahun mereka mencoba mengisolasi dan memblokade Venezuela, tetapi mereka gagal. Dan, mereka akan terus gagal karena tindakan mereka salah!”
Kalaupun ditelisik, hakikat keberhasilan proyek demokrasi, yaitu memberi kesempatan negara-negara lain berkembang dan menunjukkan kekreatifannya, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya sekalipun. Ironisnya, ruh demokrasi itu dilanggar sendiri oleh negara adikuasa yang mengaku paling demokratis didunia, yaitu Amerika. Ibarat pepatah lain, “Gajah didepan mata tampak, sementara semut diseberang lautan tak tampak.” Inilah kesalahan fatal Amerika, yang kian menggerogoti fondasi HAM dan demokrasi.
Dari bentuk cekamnya hegemoni AS itu, menyulut pihak Castro terus mengepakkan sayap perlawanan tak kenal lelah terhadapnya. Bahkan, wakil presiden Kuba, Carlos Lage, dalam pidatonya di KTT Tahunan Gerakan Non-Blok mengatakan, dunia sudah semakin tidak adil saat satu negara mendominasi dengan memberlakukan tekanan politik dan ekonomi terhadap negara lain.
Meski kini, Castro mulai menuai usia senja, yaitu menginjak umur 80 tahun, ia belum juga menampakkan kemanutan, dan ketertundukannya dibawah AS. Pada ulang tahunnya yang ke-80 jatuh ditanggal 13 Agustus 2006, pemimpin partai komunis ini mendapat sambutan meriah dari warga Kuba dan beberapa pemimpin negara sahabat. Ucapan selamat tahun pun dan kado istimewa datang dari Evo Morales, presiden Bolivia, dan Hugo Chavez, presiden Venezuela. Kedekatan dan jalinan persahabatan oleh kedua pemimpin negara di kawasan Amerika Latin tersebut terhadap Fidel Castro, menjadi simbol adanya kebersamaan untuk selalu menentang segala hegemoni Amerika Serikat dalam kancah perpolitikan dunia.
Kehadiran buku ini, sangat berfaedah dan membantu bagi siapapun, para aktivis gerakan guna dijadikan pelatuk berevolusi. Inilah kira-kira pesan dari semangat revolusi totalitas, yang perlu dipegang erat-erat oleh aktivis di Indonesia. Realitas sekarang, para aktivis gerakan ditengarai mandul bersuara kritis, entah apa yang membekap mereka sampai enggan berpayung semangat perubahan. Krisis kritis aktivis kini, memerlukan sosok aktivis pelopor guna menggugah keterlelapan mereka. Padahal, mengingat semangat awal perubahan adalah Revolusi Sampai Mati.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar