Kamis, 19 Agustus 2021

Usaha Membunuh Sepi, tulisan kecil dari pulau Indonesia yang 'terbelah'

Felik K. Nesi, Penulis Usaha Membunuh Sepi

Siti Rutmawati
Merdeka.com, 24 Maret 2017
 
Di Malang, pria kelahiran Kefamenanu ini merajut mimpi menjadi seorang penulis. Kefa, adalah sebuah kota kecil di pulau Indonesia yang terbelah.
 
Felik K Nesi, terinspirasi menulis sederetan cerita pendek saat dilanda sakit berkepanjangan di kota kecilnya, Kefamenanu, Nusa Tenggara Timur. Menggandeng Pelangi Sastra, tulisan tangan Felik saat didera sakit itu, dikumpulkan menjadi sebuah buku berjudul "Usaha membunuh Sepi". Sebuah kumpulan cerpen yang mengobrak-abrik imajinasi klasik tentang kehidupan masyarakat desa, masyarakat kota dan mimpi.
 
Kefamenanu, atau lebih populer disebut Kefa oleh masyarakat setempat, merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Lembah Bikomi, Timor Barat. Timor Barat sendiri merupakan sebuah wilayah yang mencakup bagian Barat pulau Timor. Karena, bagian Timur pulau Timor ini telah menjadi bagian distrik Oecussi-Ambeno, sebuah eksklave milik Timor Leste. Sehingga, secara administratif, Timor Barat merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur.
 
Di kota kecil itulah, Felik lahir dan dibesarkan, hingga akhirnya memilih menempuh pendidikan dan berkarir di Malang, Jawa Timur. Felik lahir di tengah keluarga Khatolik yang taat. Sejak beranjak remaja, Felik menerima saran kedua orang tuanya untuk menempuh pendidikan agama. Ia bahkan sempat mengenyam pendidikan untuk menjadi seorang Imam.
 
"Saya dimasukkan ke sekolah Seminari. Itu sekolah (SMA) untuk calon pastur, calon Imam di Atambua, sekolahnya 4 tahun. Sekolahnya mirip-mirip Pesantren, dengan asrama di dalam," jelas Felik.
 
Sayangnya, keinginan orang tua Felik untuk menjadikan dirinya seorang Pastur, tak dapat dipenuhi Felik. Sempat menamatkan pendidikan agamanya, pria yang hobi membaca ini memilih untuk melanjutkan pendidikan ke Peguruan Tinggi. Saat itu ia memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Merdeka Malang, dan fokus pada jurusan Psikologi.
 
"Saya keluar dulu dari sekolah, baru saya bilang (Pen: kepada orang tua). Kemudian saya berpikir untuk kuliah Psikologi. Bahwa dulu yang membantu saya memperkuat keyakinan, bahwa saya harus keluar itu adalah seorang pastur yang Psikolog. Dia sabar sekali. Akhirnya saya pikir, 'Wah saya harus jadi Psikolog ini'. Akhirnya saya pilih psikologi," aku Felik.
 
Tahun 2010, seolah menjadi masa awal bagi Felik menggali ketertarikannya di bidang menulis. Meskipun, ketertarikan tersebut telah muncul semenjak ia kecil. Namun, pengalian bakat di bidang sastra mulai dijajaki sejak duduk di bangku kuliah.
 
"Mulai menulis serius, tahun 2010-2011. Mulai tahu kalau di Indonesia itu ada yang namanya sastra," jelasnya.
 
Tanpa disangka, goresan tangan Felik mulai dilirik pegiat sastra, khususnya puisi. Tahun 2014, sebuah media nasional menerbitkan beberapa puisi yang ditulisnya. Sebut saja, Racun Tikus, Pesan Kakek, Bisain Sore Hari, Berburu Sapi, Firasat Nenek, dan lainnya.
 
"2014 itu (puisi) diterbitkan Tempo, media Indonesia. Tahun 2015 saya diundang ke Makassar International Writers, untuk pertemuan penulis Indonesia Timur. Itu diundang sebagai penyair," aku Felik.
 
Sayangnya, Felik justru didera sakit saat dirinya mulai merintis popularitas di dunia sastra, tahun 2015. Kala itu, ia didera sakit berkepanjangan, dan mengharuskannya kembali ke kampung halaman. Sebelum kembali ke kampung halaman, ia sempat menghadiri sebuah gelaran acara sastra, yakni Makassar International Writers.
 
Felik menghabiskan waktu selama setahun di kampung halamannya. Mengistirahatkan diri dari kesibukan sehari-hari, ternyata membuat Felik merasa gelisah dan bosan. Kegelisahan-kegelisahan itu kemudian ia goreskan di atas kertas, dan menyatu menjadi serangkaian cerita pendek. Beberapa cerpen yang berhasil ditulisnya saat itu, akhirnya melahirkan "Usaha Membunuh Sepi". Sebuah kumpulan cerpen yang diterbitkan oleh Pelangi Sastra Malang, yakni komunitas sastra yang lahir tahun 2010 silam.
 
Berbalut sampul cokelat kekuningan dengan ilustrasi yang mengusik, Usaha Membunuh Sepi memikat dengan alur cerita yang seolah mengisahkan mimpi dari si penulis. Berisi sembilan judul, cerpen berjudul Ponakan, tampaknya menjadi satu kisah yang mewakili perasaan Felik kala itu.
 
Ponakan sendiri menceritakan tentang seorang pria yang memiliki keinginan besar menjadi seorang penulis. Pria desa yang sehari-harinya bekerja di kota itu, tampaknya mulai menunjukkan ketertarikannya pada dunia sastra. Suatu ketika, pria yang mulai merasa bosan dengan kehidupan kota itu, memilih untuk kembali ke kampung halamannya. Dalam imajinasi sang pria, kampung halaman yang dituju penuh dengan sawah, anak gembala di rumput hijau sembari meniup seruling, dan imajinasi klasik lainnya tentang desa. Sayangnya, saat menginjakkan kaki di desa, pria itu begitu terkejut dengan pemandangan yang didapatinya. Tak ada padang rumput, tak ada anak gembala, tak si peniup seruling dan lainnya.
 
Cerita itu, kata Felik, merupakan sebuah gambaran singkat tentang stereotip kehidupan masyarakat desa maupun kota. Baginya, bayangan masyarakat desa tentang kota yang menjanjikan tak benar adanya. Begitu pula sebaliknya, kehidupan desa yang asri layaknya khayalan masyarakat kota, tak selalu begitu adanya.
 
"Menurut saya adalah, orang kota dan orang kampung ini, biasanya sama-sama terjadi. Biasanya langsung memberikan stereotip. Meskipun apa yang dibayangkan tidak selalu sama dengan faktanya," tandas Felik.
 
Selain Ponakan, cerpen lainnya yang dicantumkan dalam Usaha Membunuh Sepi yakni, Sang Penulis, Sebelum Minggat, Usaha Membunuh Sepi, Pembual, Kenangan, Belis, Indra, dan Penumpang Gelap. Berisi 67 halaman, sederetan cerpen tersebut disusun Felik berdasar pada tanggal penulisan. Semua cerpen tersebut merupakan karya yang ditulisnya sebagai sebuah usaha membunuh sepi, tatkala menghabiskan waktu tanpa kesibukan di kampung halamannya. Tak heran, jika "Usaha Membunuh Sepi" menjadi tajuk yang diusung untuk kumpulan cerpen tersebut.
***

http://sastra-indonesia.com/2021/08/usaha-membunuh-sepi-tulisan-kecil-dari-pulau-indonesia-yang-terbelah/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi