Fahrudin Nasrulloh
Sore itu, 14 Desember 2002, langit cerah memendarkan cahaya kuning keperak-perakan dari patung Sleeping Buddha di Maha Vihara Mojopahit Trowulan. Tersebutlah Purnawarman, seorang kawan lawas di bangunan suci itu, yang beberapa hari sebelum ia memutuskan mengembara ke India, ia memberikan seabrek buku kepada saya. Salah satunya sebendel buku berparab Jesus Lived in India: His Unknown Life Before and After the Crucifixion karangan Holger Kersten. Berisi perihal Kristus semasa berumur belasan tahun dan masa-masa setelah penyalibannya dari Bukit Golgota. Buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia tanpa nama penerjemah bahkan tanpa nama penerbit. Dicetak terbatas. Nyaris tidak saya temui di toko-toko buku manapun. Meski di Jerman, tahun 1986, buku ini telah tujuh kali diterbitkan ulang. Tampaknya, setiap buku, orang-orang suci, kawan, sejarah dan gagasan, bahkan seonggok patung yang rapuh: menyimpan nasib dan kesunyian masing-masing.
Tak pelak Mesiah ini telah banyak menyedot minat sederet sejarawan, arkeolog, rohaniawan; demi menyingkap unggunan tabir yang terus menyelimutinya. Seiring roda waktu, betapa tak terbayangkan misterinya kian berlapis-lapis. Dan Si Holger, hanyalah salah satu dari mereka. “Saya tidak bermaksud,” ungkap Holger di pengantar buku ini, “melemahkan pandangan umat Kristen atau membuat pembaca tertimbun dalam serpihan iman yang kalut dan pecah. Sangatlah penting untuk menemukan kembali jalur menuju sumber-sumber kebenaran abadi dari pesan sejati Yesus, di mana spirit ajaran-Nya telah dipelintir oleh ambisi-ambisi kotor dari lembaga-lembaga sekuler yang mengklaim sebagai pemegang otoritas keagamaan.”
Telisik Holger diawali dengan kisah Nikolai Notovitch (lahir di Rusia 1858), sejarawan dan ilmuan kelana di mana pada 1887 ia tiba di Kashmir lantas bertolak ke Ladakh. Di vihara Ladakh ia disambut seorang biksu yang mewedarkan ihwal ribuan naskah terkait kembara spiritual Yesus, terutama di Lhasa. Salah satu manuskrip yang dijumpai Notovitch berlambar Kehidupan Issa yang Suci: kisah kembara Yesus ke wilayah Sindh di usia 14 tahun. Berinteraksi dengan kaum Aria, para Brahman dan Jainis yang, nyata-nyata menyibakkan sisi lain dari kehidupan Sang Penyelamat dari Nazaret ini.
Kemudian, dari penelitian sekisar masa muda Yesus, terbetik teka-teki yang menyeruak dari pandangan umum saat ia disalibkan oleh Pilatus Pontius. Juga Kebangkitan dari Kematian dan Kenaikan tubuh Kristus merupakan ihwal yang jauh lebih rumit dipecahkan. Semisal nukilan dari Alkitab Markus (15:44) bahwa “Pilatus heran waktu mendengar Yesus sudah mati.” Bukti-bukti tersurat memang tidak gamblang menguak mengapa Yesus dinyatakan mati hanya karena beberapa jam setelah penyaliban-Nya, kendati kakinya, tidak seperti dua rekannya, tidak dipatahkan. Ini penjelas mengapa Pilatus terhenyak atas berita kematian Kristus. Ia tidak akan mati secepat itu. Betapa penyaliban adalah cara paling hina dan brutal untuk mati yang sekejap itu. Kepedihan ini dapat kita napak-tilasi lewat The Passion of Christ besutan Mel Gibson (2004). Sebentang lanskap “salib berdarah” yang getir dan menyayat.
Di lorong cerita lain, Holger menjlentrehkan penelusurannya bahwa pada 1908, Levi H. Dowling (lahir 1844 di Ohio), si anak pendeta keturunan Skotlandia dan Inggris telah mengarang segepok kitab berlabel Injil Akuaria yang juga mengisahkan keberadaan Yesus di vihara Lhasa untuk mempelajari naskah-naskah kuno Tibet. Karya ini disebut sebagai “Buku tentang Ingatan Tuhan”: rekaman ingatan semesta yang terwahyukan lewat kesadaran roh kosmis pengarang. Tak cuma Notovicth dan Levi, para penelusur lain juga melakukan hal serupa semisal, Sir Francis Younghusband (The Heart of a Continent, 1910); Swami Abhedananda (Kashmiri O Tibetti, 1922); Nicholas Roerich (The Hearth of Asia, 1925); bahkan masa sebelum mereka, Mrs. Harvey telah menulis keberadaan naskah-naskah perihal Yesus dalam The Adventure of a Lady in Tartary China and Kashmir pada 1854.
Mencuatnya sebersit tanya adakah keberadaan Yesus di India sekedar omong kosong belaka? Semata spekulasi fantastik? Pertanyaan ini seketika terbantah oleh sekerumun bukti: dalam catatan Cosmas Indicopleusta ditemukan referensi ihwal perjalanannya ke India sekitar 525 AD, di mana ia menemukan orang-orang Kristen di pulau Sri Lanka dan pantai barat India. Life of Jesus karya Jerome Xavier (misinaris Portugis) mendedahkan bahwa pada dinding kuno di reruntuhan kota Fatehpur Sikri (sekitar Delhi dan Agra) di masa Raja Mogul Akbar Agung (1542-1605) tertoreh sabda Yesus: “Dunia adalah suatu jembatan. Lewatilah tetapi jangan tinggal di dalamnya!” Detail terperinci di atas pun cukup representatif untuk menangkis sanggahan lain semisal dari ahli Indologi yang menyatakan bahwa Yesus tidak pernah dikenal di India sampai diperjumpakan Islam. Al-Qur’an sendiri pun membabarkan Yesus tidak mati di palang salib, namun selamat, lalu mengembara dan hidup di “Lembah Sukacita”.
Selanjutnya, Holger bersama Elmar Gruber menulis The Secret of the Turin Shroud (350 halaman disertai ilustrasi). Buku ini terbit untuk menyanggah pemalsuan Kain Turin Yesus pada 1988 yang ditemukan dari Abad Pertengahan. Demi Kain Turin ini, keduanya bak Serlock Holmes melakukan kerja detektif yang sengit dan melelahkan.
Ternyata kekristenan modern harus menghadapi lautan kemungkinan bahwa sejarah Yesus yang berkabut itu setapak demi setapak suatu saat pasti dapat diungkapkan, meski lengkara dikuakkan semua rahasianya. Paling tidak, akan tumbuh semacam, meminjam teolog Jerman Albert Schweitzer, “kesadaran religius yang mandiri”. Apa yang kita kenal sebagai kekristenan saat ini hanyalah sekelumit dari intisari wejangan dan pengajaran Yesus. Asumsi ini bakal terus diuji kebenarannya. Holger menandaskan, “Ajaran kekristenan sekarang berbeda dengan ajaran asli dari Yesus dan dapat disebut sebagai ‘Paulinisme’. Banyak prinsip dogma yang sebenarnya suatu ajaran asing dimasukkan ke dalam pesan Kristus. Dogma tersebut berasal dari Paulus. Maka, kekristenan saat ini adalah Paulinisme yang berkembang dan diterima sebagai agama Negara.”
Tampaknya bayangan kelam senantiasa bergentayangan jika kita percaya bahwa keseluruhan sejarah keagamaan adalah kesimpangsiuran dan kesalahan, seperti ramalan Goethe. Sejarah tak lebih cermin retak di mana Fazlur Rahman dalam kajian tradisi tarikh Islam selalu mempersoalkan ini.
Holger boleh jadi benar, namun ia tak lebih pencari kebenaran, meski ia tak bakal pernah menemukan hakikat kebenaran. Barangkali sejenis jejalan lain menuju Yesus, merengkuh Allah yang tak tersentuh. Kian sengkarut dirambah dan direnungkan, redup-remang dan bercecabang. Tapi tak perlu dibikin ruwet, sebab riwayat ini telanjur teramat panjang: SalibMu tinggi sekali/Ya, lebih baik kaupanjat tubuhmu sendiri (Sajak “Di Kalvari”, Joko Pinurbo).
Jawa Pos, 16 Desember 2007.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Sabtu, 09 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar