Otto Sukatno CR*
http://www.kr.co.id/
DUNIA ini notabene dihuni sekitar tiga miliar manusia. 12 Juta di antara dari mereka-kurang dari setengah persen-diklasifikasi sebagai bangsa Yahudi (Israel). Secara statistik, mereka sebenarnya hampir tidak teramati. Tetapi bangsa Israel justru betul-betul dikenal, di luar proporsi dengan jumlah mereka yang kecil. Tak kurang dari 12 persen dari semua hadiah Nobel di dalam bidang fisika, kimia dan kedokteran telah jatuh ke tangan orang-orang Israel. Kontribusi Israel pada daftar nama-nama besar dunia di bidang agama, sains, sastra, musik, keuangan, dan filsafat amat mencengangkan.
Sederet nama-nama besar dan dimuliakan dunia juga telah dihasilkan bangsa ini. Semisal Karl Marx, yang dengan Das Kapitalnya yang legendaries. Albert Einstein, matematikawan paling kesohor hingga saat ini, yang menghantarkan kita ke zaman atom dan membuka jalan bagi manusia menapakkan kakinya di bulan, adalah berkat teorinya. Sigmund Freud, dengan psikoanalisanya, telah merevolusi pikiran manusia tentang dirinya sendiri, serta tentang hubungan antara pikiran materi. Tak ketinggalan Baruch Spinoza, yang membebaskan filsafat dari mistisisme dan membuka jalan bagi rasionalitas sains modern, adalah bukti luar biasa kehebatan anak-anak Israel.
Yang pasti, bangsa Israel memang sudah menyita perhatian dunia sejak zaman dahulu. Yakni sejak pada suatu hari, 4.000 tahun silam, ketika seorang laki-laki bernama Abraham (Ibrahim) mengalami perjumpaan dengan Tuhan, dan memperkenalkan diri sebagai Yahwe (Jehovah), yang merupakan awal dialog Yahudi dengan Tuhan. Lewat tradisi Ibrahim kita mengenal tradisi (agama) semetik terbesar di dunia (Yahudi, Nasrani dan Islam). Sehingga banyak ajaran Ibrahim sampai sekarang masih tetap lestari. Baik dalam tradisi Yahudi, Nasrani maupun Islam. Hari raya terbesar dalam Islam, (Idul Adha), tak lebih ubahnya napak tilas kisah (tradisi) Ibrahim. Bahkan Masjidil Haram (Ka'bah) dan Masjidil Aqsa-dua nama masjid yang ditulis dalam Alquran--notabene pertama juga dibangun Ibrahim. Ironisnya, prestasi besar itu, dewasa ini sangat paradoks dengan perilakunya. Invasinya yang membabi-buta ke Jalur Gaza dewasa ini, sungguh merupakan ironis sejarah dan kemanusiaan yang tak terlupakan. Ia tak ubahnya Hitler dengan Nazi-nya.
Sehingga dari sudut pandang apapun, agresi biadab Israel ke jalur Gaza, adalah kejahatan sejarah, peradaban dan kemanusiaan yang tak terperikan. Terlebih jika dipandang dari sudut agama dan kemanusiaan. Kejahatan Israel atas penduduk sipil -utamanya perempuan dan anak-anak -- adalah bentuk kejahatan sempurna, lebih dari kejahatan yang pernah dilakukan iblis sekalipun. Sekeji-kejinya iblis, makhluk yang notabene karena kejahatannya distigmakan bakal menjadi penghuni neraka jahanam, dalam catatan sejarah, tak pernah membantai orang sedemikian masif dan sistemik demikian.
Maka manakala mengkaji konsep, setan (iblis) dalam pandangan Islam yang notabene terdiri dari jin dan manusia, perilaku biadab Israel tak ubahnya ikon langsung tak langsung dari iblis yang senyatanya. Yakni iblis yang berasal dari golongan manusia itu. Hanya orang-orang yang sakit jiwanya (skyzofrenia) saja yang mampu mentolerir tindakan biadab yang ada di depan mata itu, yang hingga hari ke-19 belas telah menewaskan nyawa mendekati angka seribu jiwa. Sementara lima ribuan lainnya harus menderita luka-luka dan cacat secara permamen. Sebuah angka fantastis dari tindakan keji bangsa manusia yang hampir menyamai angka kurban bencana alam misalnya Gempa Yogya-Jateng pada 27 Mei 2006. Sehingga orang waras, bahkan yang ateistik sekalipun, akal sehatnya tentu tidak akan mampu mencerna tindakan pembantaian ribuan jiwa manusia yang bersifat permanen dan sistemik tersebut.
Untuk itu, hemat kami menghadapi tindakan keji demikian, kita harus mengubah paradigma tentang bantuan yang hendak kita berikan. Jika selama ini kita terpikir untuk segera menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa makanan dan obat-obat serta sarana dan prasarana vital lainnya ke Jalur Gaza. Paradigma dunia mestinya diubah. Yakni hentikan dahulu peperangan. Kalau perlu dengan segala cara. Barulah jika perang berhenti, kita memberikan bantuan kemanusiaan tersebut. Sekaligus melakukan renovasi dan rekonstruksi dan rehabilitasi kemanusiaan serta kebudayaan.
Sebab jika paradigma dunia tidak segera diubah, Israel toh, nyata-nyata telah gelap mata. Karena bangsa Israel, pada dasarnya bangsa yang skyzofrenia, mereka meyakini sebagai bangsa "pilihan Tuhan", Mereka merasa, menjadi pewaris sah dunia. Sehingga bangsa atau orang-orang lain, dianggap tak layak hidup dan menghuni dunia yang telah mereka warisi. Karena watak skyzofrenianya ini, bangsa Israel, seakan bisa berbuat apa saja, yang menurut mereka benar, sehingga mereka akan meremehkan siapa saja. Kecuali mitra bebuyutannya yang selama ini terus menyokongnya. Yakni Amerika. Sehingga resolusi PBB sekalipun tak digubrisnya.
Maka menghadapi watak demikian, satu-satunya cara hanyalah berbuat yang serupa, Yakni sebagaimana seruan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, dengan kekuatan senjata. Hanya saja, jika hal itu terjadi, maka masa depan dunia akan benar-benar di rembang petang. Perang dunia ketiga seperti sudah berada di depan mata. Apalagi jika, niat mereka didasari atas nama motif agama. Dan Wilayah Palestina, yang diyakini menjadi ikon suci dari tiga Agama Semit, sangat memungkinkan sekali untuk itu.
Maka jika perang itu dianggap sebagai perang agama, kejadiannya pasti akan lebih dahsyat dari apa yang kita kira. Sebab sebagaimana diungkap Roger Shinn, Profesor etika sosial, Union Theological New York, "perang atas nama agama cenderung lebih ganas. Jika orang memperebutkan suatu daerah untuk kepentingan ekonomi, mereka akan mencapai suatu titik dimana pertempuran dianggap merugikan dibanding biayanya dan kemudian berkompromi. Jika penyebabnya adalah agama, kompromi dan perdamaian dianggap suatu kejahatan"
Senada dengan Shinn adalah apa yang diungkap oleh Blaise Pascal (1623-62), menyatakan bahwa "manusia tidak pernah melakukan kejahatan dengan begitu utuh dan penuh sukacita seperti bila mereka melakukannya karena keyakinan agama". Sebab "manusia akan bergumul demi agama, menulis demi itu, bertempur demi itu, mati demi itu; berbuat apa saja kecuali hidup demi itu... apabila agama yang sejati mencegah suatu kejahatan, agama-agama palsu membuat dalih untuk ribuan kejahatan" Ungkap Charles Caleb Colton. Padahal menurut sejarawan Inggris Arnold Toynbee, menyatakan bahwa "tujuan yang sebenarnya dari agama lebih luhur adalah untuk menyebarkan nasihat-nasihat rohani dan kebenaran yang menjadi dasarnya kepada sebanyak mungkin jiwa yang dapat dicapainya, agar setiap jiwa tersebut mampu memenuhi tujuan manusia yang sesungguhnya. Tujuan manusia yang sesungguhnya adalah memuliakan Allah dan memiliki Dia selama-lamanya"
Persoalannya, jika Israel terus saja berbuat nekat, maka aras ke arah perang agama itu, buka hal yang mustahil. Meski menurut hemat saya, motif utama invasi Israel, bukanlah motif agama. Yakni bentuk dari kefrustrasian para pemimpin Amerika-sekutu utama Israel-dalam menghadapi krisis ekonominya yang kian akut. Sehingga bentuk kefrustrasian itu dialihkan dengan perang, dengan harapan untuk mendongkrak kembali harga minyak yang kian terpuruk, serta sekaligus produksi persenjataan mereka menjadi laku. Itulah sebabnya, untuk tidak memperkeruh masalah setiap bangsa, juga siapapun-utamanya para pemimpin-- harus sangat arif dan hati-hati menghadapi masalah ini, sambil tetap mencari cara, bagaimana membuat Israel jera dan menghentikan kejahatannya.
*) Penyair dan Pemerhati Sosial, Budaya dan Ketimuran.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar