Imam Muhtarom
http://cetak.kompas.com/
Seringkali yang terabaikan dalam membaca karya-karya Budi Darma adalah kaitan antara tokoh-tokoh yang terkenal dengan karakternya yang aneh dengan latar kota baik dalam arti latar fisik maupun latar sosial. Tokoh-tokoh macam Joshua Karabish, Ny Elberhart, Fanton Drummond, Olenka, Rafilus, dan Ny Talis, hanya dilihat sebatas bagaimana tokoh-tokoh tersebut tampak secara psikologis. Sekalipun cara ini memang dimungkinkan secara tekstual, namun untuk melihat bagaimana tokoh-tokoh dalam karya Budi Darma mewujud tidak bisa dilepaskan dari proses sosial yang memungkinkan tokoh-tokoh memiliki perwatakan yang aneh, pahit, kurang ajar, jauh dari norma sosial yang ideal.
Kebanyakan cara pandang terhadap prosa Budi Darma memang tidak lepas dari teks prosa itu sendiri yang semenjak awal cerita telah menetapkan jenis perwatakan tertentu yang dimiliki masing-masing tokohnya. Cerita berkembang dengan asumsi-asumsi perwatakan yang telah terbayang begitu kalimat dalam paragraf pertama terbaca. Selanjutnya, cerita berkembang dari pijakan awal yang seakan sudah baku tersebut dan semakin menguat dengan pergulatan tokoh dalam berhadapan dengan tokoh lain maupun dengan masalah yang dihadapi. Tokoh utama terhanyut dengan model pikiran dan tipe psikologis tokoh lain dan karena itu pada saat yang sama merefleksikan tipe psikologis tokoh utama sendiri. Ini kenapa nyaris semua karya prosa Budi Darma diangggap tidak atau jauh memberi kemungkinan secara tekstual kepada pembacanya untuk memahami tokoh dalam kaitannya dengan latar kota yang melingkupinya.
Misal tokoh Joshua Karabish dalam cerpen ”Joshua Karabish” dalam kumpulan cerpen Orang- Orang Bloomington (1980). Sosok tokoh Joshua Karabish ini tidak hadir dalam cerita langsung baik orang pertama atau orang kedua. Ia hadir dalam penceritaan tokoh saya. Tentu ini menimbulkan masalah representasi bagaimana tokoh Joshua Karabish hadir di dalam teks dan hadir dalam pikiran pembaca. Tokoh Joshua Karabish tidak memiliki suara sama sekali untuk langsung memberitahukan siapa dirinya secara tekstual kepada pembaca, tetapi melalui tokoh saya. Sekalipun kemudian tokoh ibu, kakak Joshua, pemilik apartemen mengemukakan pendapatnya mengenai tokoh Joshua, pendapat mereka selalu diartikulasikan oleh tokoh saya. Pembaca cerpen ini bukan hanya harus memiliki daya interpretasi yang kuat untuk memahami bagaimana sebenarnya tokoh Joshua Karabish sebenarnya, tetapi terutama harus memahami tokoh saya sendiri. Lapisan-lapisan ini menjadikan kenyataan sesungguhnya dalam teks menjadi kabur atau malah pembaca bisa berprasangka bahwa kenyataan sesungguhnya yang diharapkan tidak ada jika pembaca berprinsip kenyataan ada dalam dirinya (being itself). Kenyataan dalam cerpen ”Joshua Karabish” adalah masalah sudut pandang dan persepsi siapa yang melihat dan siapa yang mengartikulasikan. Nasib buruk yang menimpa Joshua Karabish atau nasib baik yang menimpa Ny Talis dalam novel Ny Talis (1986) bukan disuarakan oleh siapa pun, kecuali orang yang mengartikulasikannya, yaitu tokoh saya.
Lalu, bagaimana melihat latar kota dalam prosa Budi Darma dengan tokoh-tokoh utama yang memiliki jenis aneh, pahit, kurang ajar, jauh dari norma sosial yang ideal? Dari cara bercerita cerpen ”Joshua Karabish” ini sesungguhnya seorang pembaca dapat mengetahui tipe sosial yang menjadi latar cerpen ini. Cara bercerita dengan menggunakan pengakuan tokoh saya ini tidak harus dipahami masalah representasi bahwa realitas tidak ada yang objektif namun subjektif. Pengakuan tokoh ”saya” justru tepat untuk memasuki wilayah tipe sosial dari kota yang memang kehidupan sosialnya selalu mengandaikan keberjarakan antarpenghuninya. Keberjarakan ini sebagai konsekuensi hubungan manusia kota tidak ditentukan oleh nilai-nilai tradisional yang secara melekat diterimanya, melainkan hubungan ini ditentukan oleh berbagai determinasi ekonomi-sosial-politik yang melingkupinya. Tokoh Joshua Karabish adalah sosok khas yang berada dalam lingkungan kota. Mula- mula ia tamat di sebuah kampus dengan gelar diploma kemudian bekerja menjadi penyapu kamar di sebuah rumah sakit. Setelah keuangan kakaknya membaik, ia mendapat bantuan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Indiana, Bloomington, dengan harapan ketika ia lulus ia dapat memilih pekerjaan yang lebih disukainya. Di Bloomington inilah kemudian Joshua Karabish bertemu dengan tokoh saya. Pertemuan ini pun bukan terjadi begitu saja tanpa alasan sosial tertentu. Tokoh saya mengisahkan pertemuannya dengan Joshua Karabish lewat acara pembacaan sajak. Joshua Karabish menuturkan bagaimana ia tertarik dengan tokoh saya di acara itu ketika tokoh saya mengatakan bahwa ia bukanlah penyair hebat dan karena itu ia hanya bisa membaca sajak karya Yeats.
Simpati Joshua Karabish tercurah kepada tokoh saya dan justru bukan kepada teman-teman seapartemen Joshua sendiri yang menyukai musik cadas, bermain bola dalam apartemen, dan berteriak-teriak setiap kali mengikuti pertandingan olahraga melalui televisi, cukup menjelaskan bagaimana pilihan sosial tokoh Joshua. Demikian juga sebaliknya simpati tokoh saya terhadap Joshua. Keterbatasan ekonomi di satu sisi telah memberi sejenis dorongan sosial tertentu untuk memilih siapa saja yang tepat untuk menjadi anggota kelompok sosialnya. Jika dilihat dari sudut kelompok sosial ini, maka terang kenapa tokoh saya bersahabat dengan tokoh Joshua dan bukan dengan yang lain. Bahwa timbul balas dendam pada diri tokoh saya dengan mengklaim bahwa sajak karya Joshua Karabish sebagai karyanya dalam lomba penulisan sajak, ini menjelaskan bagaimana konflik dalam kelompok sosialnya bukan antarkelompok sosial. Alih-alih dilihat sejenis individu yang independen, yang terwujud justru ambivalensi yang terus-menerus merundung manusia kota. Manusia yang menginginkan privasi yang sempurna, tetapi sebagai makhluk sosial mau tak mau tokoh saya membutuhkan tokoh Joshua. Pun saat tokoh saya tidak sampai hati mengusirnya ketika tokoh Joshua menginap di apartemennya, mempersilakan tokoh Joshua bersamanya menyewa satu kamar, sampai tokoh saya mengetahui Joshua mengidap penyakit aneh, dapat dilihat sebagai ambivalensi pada tokoh saya antara kebutuhannya akan privasi di satu sisi dengan kebutuhannya akan sosialisasi.
Kegagalan dalam berkomunikasi yang dengan jelas diakui Budi Darma sebagai tema yang terus-menerus mengobsesi dirinya sepanjang masa kepengarangannya (1980) dapat kita baca bukan saja dalam cerpen ”Joshua Karabish”, tetapi hampir seluruh karyanya hingga saat ini. Tema kegagalan dalam berkomunikasi ini tak lain dari masalah sosial khususnya masyarakat kota. Masyarakat kota dengan strukturnya yang ketat dari kaitan ekonomi-sosial-politik memosisikan individu sebagai objek-objek yang dependen. Objek-objek yang berusaha keluar dari kungkungan materialisasi struktur, tetapi selalu gagal menjadi subjek yang mandiri dan bebas. Alih-alih mengendalikan infrastruktur, individu-individu di dalam kota tidak lebih pelengkap dari infrastruktur. Dalam keterengah-engahan menghadapi struktur yang mematerialisasi inilah salah satunya berakibat munculnya kegagalan dalam berkomunikasi masyarakat kota.
Kegagalan komunikasi berikut implikasinya berupa tipe psikologis tertentu dari manusia kota bukan masalah yang tepat jika dilihat sekadar masalah psikologi perseorangan, melainkan masalah struktur di mana seseorang berada. Terlebih struktur tersebut adalah kota, maka pemahaman yang telah menjadi baku mengenai unit analisis individu dalam psikologi arus utama mestilah dipertanyakan ulang. Dalam psikologi arus utama, perilaku menyimpang dari norma sosial masyarakatnya didefinisikan sebagai sebuah kekeliruan dalam diri si individu itu sendiri dan untuk mengubahnya diperlukan terapi dari si individu tersebut belaka. Sementara itu, tidak dipertanyakan bagaimana norma sosial yang dijadikan acuan untuk menilai perilaku individu tersebut menyimpang atau tidak mengalami tahap objektivikasi dan selanjutnya internalisasi dalam kesadaran individu-individu penghuni komunitas sosial tertentu.
Dalam pandangan psikologi kritis individu tidak relevan lagi dijadikan variabel bebas sebab ia berada dalam ranah sosial-ekonomi-politik yang sarat politis dan sifatnya memaksa individu-individu di dalamnya. Individu berada dalam determinasi struktur yang melingkunginya. Memang individu dapat dipandang sebagai agen yang mampu membuat tawar-menawar terhadap struktur yang determinis, tetapi seringkali masih bersifat spekulasi teoritis. Karena itu, dalam membaca karya-karya Budi Darma berkenaan dengan ”perilaku menyimpang” tokoh saya dalam cerpen ”Orez”, tokoh tiga perempuan tua dalam cerpen ”Lelaki Tua Tanpa Nama”, tokoh Olenka dalam novel Olenka (1983), kemudian tokoh Rafilus dalam novel Rafilus (1988), bukan masalah tokoh itu seorang diri tetapi masalah kompleksitas struktur di mana tokoh-tokoh tersebut berada, yaitu kota.
*) Penulis cerita pendek dan anggota Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar (FS3LP), Surabaya.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar