Jumat, 19 Maret 2010

Saat Jurnalis Membocorkan Rahasia Keraton

Judul: Bangsawan Zaman Modern
Penulis: Kastoyo Ramelan
Penerbit: Teater Episode Surakarta, Departemen Penerbitan
Cetakan: Pertama, 2006
Tebal: 224 halaman
Peresensi: Triyanto Triwikromo
http://suaramerdeka.com/

Atau jangan-jangan mereka justru melakukan reposisi dan rekonstruksi kebudayaan sehingga bisa manjing ing kahanan, hidup secara kontekstual? Jangan-jangan pula, sebagaimana ungkapan budayawan Darmanto Jatman, mereka itu nitis, sehingga mampu hidup secara bermartabat pada zaman apa pun?

Buku ini dengan sangat gamblang menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Ia setidaknya bisa memberi tahu publik mengenai perubahan kehidupan keraton dari masa ke masa dalam "Keraton Tidak Membeku" (Bab I). Selain itu Ramelan menyatakan keraton ternyata tidak berhadap-hadapan dengan pemerintah (Bab II). Ini menunjukkan sekalipun pemerintah menjadi representasi dari kehidupan antifeodalisme, keberadaannya tidak dianggap sebagai musuh. Malah dengan gaya humor dan kritis, penulis juga mencoba membahas profesi sinuhun, para gusti, dan trah bangsawan pada zaman yang berganti (Bab III).

Selain itu juga dimunculkan interaksi orang-orang di luar keraton (semacam budayawan Rendra atau Hajar Satoto) yang dianggap sebagai penyangga kehidupan keraton (Bab IV). Dan yang sangat menarik penulis menggarap Bab V ("Perang Mahkota Akankah Selalu Ada") seperti sebuah pertunjukan teater, sehingga kita mengerti sisi tragis, dramatis, dan klimaks dari berbagai intrik yang terjadi di keraton dari zaman ke zaman.

Setara

Teks-teks dalam buku ini sesungguhnya bermula dari pertanyaan Ramelan tentang makna keraton dalam dunia jurnalistik. "Saya sebagai wartawan yang punya tanggung jawab liputan untuk daerah Surakarta berpikir, bisakah kiash putri dan pangeran serta raja di Keraton Surakarta maupun Pura Mangkunegaran diangkat menjadi topik berita?"

Karena pertanyaan itu muncul pada saat pers dunia sedang menulis tentang percintaan Lady Diana dengan Pangeran Charles, tulisan-tulisan Ramelan pun mendapatkan momentum. Apalagi karena Ir Adhi Moersid menyatakan, Keraton Surakarta setara dengan deretan situs warisan sejarah Islam seperti Shalimar Gardens (Lahore, Pakistan), Top Kapi Palace (Istanbul, Turkey), Nadi Palace ( Maroco), dan Citadel Saladin (Cairo), akhirnya membuat Ramelan seperti mendapatkan wangsit untuk segera menuliskan apa pun mengenai keraton-keraton di daerah liputannya (halaman 2).

Dengan mengenakan busana Jawa lengkap (halaman 3), wartawan Tempo dan akhirnya Gatra itu pun akhirnya menyusup ke daerah-daerah privat keraton. Malah kadang-kadang dengan cara mentraktir keluarga kerajaan di restoran mewah, ia berhasil menguak sedikit demi sedikit. Tak jarang justru putri dalem sendiri yang membayar. Strategi lain juga digunakan, yakni dengan mengirim parcel menjelang Lebaran atau mengirimkan bunga duka pada saat keluarga keraton didera duka.

Hasilnya? Hasilnya, misal saja, dari Ramelan akhirnya kita tahu mengapa Solo tidak bisa menjadi Daerah Istimewa Surakara (DIS). Pertimbangan pemerintah pusat membekukan DIS, karena di Solo muncul gerakan anti-swapraja yang digerakkan oleh elemen masyarakat. Lahir kekacauan, penculikan patih dan hampir seluruh kabupaten kasunanan menyatakan putus hubungan dengan keraton (halaman 11).

Gerakan tersebut akhirnya bisa mengubah status vorstenlanden Surakarta menjadi suatu karisidenan. Surakarta di bawah residen (bukan raja dari keraton) yang wilayahnya sebagaimana karisidenan lain langsung dalam pengawasan pemerintah pusat Republik Indonesia. Kita akhirnya tahu Keraton Surakarta akhirnya lebih menjadi pusat kebudayaan, ketimbang sebagai pusat pemerintahan.

Apa yang kemudian terjadi setelah keraton tidak lagi menjadi pusat kekuasaan? Yang jelas kemudian muncul profesi-profesi modern yang menyusup ke tubuh keraton.

Apa profesi Paku Buwana XII? Rupa-rupanya gelar sang raja adalah Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Senopati ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Senopati Panata Gama Paku Buwana XII. Sangat panjang. Sangat rumit. Sangat berat. Karena itulah Pusat Perdamaian International Sri Chinmoy memberikan pengargaan berupa gelar Lifting Up The With A Onenes Heart Award. Yang tidak banyak diketahui oleh publik sang raja ternyata memiliki 6 garwa, 35 anak, banyak cucu.

Keluarga raja juga memiliki profesi macam-macam. BPH Soemodiningrat jadi pegawai negeri, Gusti Kanjeng Ratu Alit (ahli kecantikan ala keraton), dra GRAY Kus Raspiyah (dosen), Dr KP Gunawan Sumodinigrat (ahli ekonomi, intelektual), BRAY Mooryati Sudibyo (ahli kecantikan), GPH Paundra Soekarnaputra Jiwanegara (artis), GPH Djatikusumo (militer), GRAY Koes Moertiyah (artis, seniwati), dan GPH Dipokusumo (petinggi keraton). Putra dan putri keraton yang lain juga memiliki profesi yang tak berbeda dari manusia-manusia modern yang lain. Itu berarti keraton beserta segala isinya sesunguhnya manjing ing kahanan. Mereka tidak mengasingkan diri dari kemodernan.

Yang juga terlihat dalam buku ini keraton menjadi hidup karena disangga oleh pendukung-pendukung lain (bukan kerabat) yang menghormati keberadaan keraton. Orang-orang terhormat -antara lain Amien Rais dan Akbar Tandjung- pun mendapat kekancingan. Kekancingan ini menjadi sebuah sarana untuk menyatupadukan antara orang-orang di dalam keraton dan luar keraton agar menjaga keraton sebagai "pusat kebudayaan".

Pasang surut kehidupan keraton juga digambarkan Ramelan dengan menggambarkan berapa kali terbakar, berapa kali dibangun.

Kejayaan dan kewibawaannya juga dilukiskan dengan menunjukkan kapan ontran-ontran demi ontran-ontran muncul di keraton. Termasuk geger di Kamandungan pada 2005 dilukiskan secara detail, teatrikal, dan memunculkan ketragisan.

Sayang, banyak ejaan buku ini yang ditulis secara serampangan. Meskipun demikian, buku ini telah membocorkan sesuatu yang tersembunyi di tubuh keraton. Kerja keras semacam itu, layak dihargai.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi