Minggu, 04 Juli 2010

Merayakan Chairil, Mengenang Pram

Umar Fauzi
http://www.surabayapost.co.id/

Seperti berbagai pengultusan peringatan hari-hari besar atau hari bersejarah lainnya, kesusastraan Indonesia juga tidak luput dari tradisi tersebut. Bulan sastra atau oleh Sapardi Djoko Damono disebut sebagai hari sastra itu, jatuh pada bulan April, tepatnya pada tanggal 28 April. Peringatan ini “sekaligus” untuk mengenang sang maestro sastrawan Indonesia Chairil Anwar. Dengan perkataan lain, nama besar Chairil dijadikan momentum sebagai hari Sastra Indonesia. Pada bulan ini diselenggarakan oleh berbagai pihak baik komunitas sastra maupun lembaga pendidikan berbagai macam kegiatan kesusastraan.

Diantara penyelenggaraan atas pengultusan Chairil Anwar itu diantaranya penganugrahan sastra yang pernah diadakan Dewan Kesenian Jakarta, yaitu Anugerah Sastra Chairil Anwar yang kali pertama diberikan kepada Mochtar Lubis (1992) dan kali kedua kepada Sutardji Calzoum Bahri (1998); di Surabaya cikal bakal perhelatan tahunan Festival Seni Surabaya (FSS) sejak 1996, dulunya pernah diselenggarakan menggunakan nama Pekan Seni Chairil Anwar pada tahun 1994.

Tidak ada data pasti mengenai penegasan dibalik jatuhnya bulan sastra pada bulan April. Yang diketahui hanyalah sosok Chairil Anwar menjadi momentum dan pijakan awalnya. Perayaaan bulan April yang pada mulanya untuk mengenang kematian Chairil, tiba-tiba dikultuskan sebagai bulan sastra. Jadi antara mengenang Chairil dan bulan sastra merupakan rangkaian tradisi yang diselenggarakan setiap tahun, kemudian menjadi sebuah budaya baru yang “menetapkan” bahwa April sebagai bulan sastra Indonesia.

Pengultusan sosok Chairil dalam sejarah sastra Indonesia tidak dapat terlepas dari pembaharuan radikal yang ia lakukan dalam bidang puisi. “jika Amir Hamzah merevolusi bahasa lama menjadi baru, Chairil Anwar membawa individualisme yang merevolusikan secara total seluruh aspek penciptaan. Jika dianalisis secara struktur.” demikian ditulis Korrie Layun Rampan (2000). Karena itu, nama Chairil selalu dibawa kemana-mana dalam buku-buku kesusastraan Indonesia, baik buku pelajaran sekolah untuk konsumsi para pelajar maupun buku-buku tentang kajian kesusastraan.

Budaya itu telah menghegemoni nama besar Chairil, dalam diri setiap warga Indonesia. Mungkin inilah ramalan yang benar-benar telah terjadi yang pernah ia utarakan kepada istrinya bahwa kalau kelak ia meninggal, anak-anak sekolah akan berziarah ke kuburnya menabur bunga. Terbukti saat ini banyak anak-anak sekolah menghafal puisi-puisinya, terutama puisi Aku. Terlepas dari kepribadiaanya yang amoral, sampai saat ini ia masih dikenang mungkin sampai kelak hari kiamat menjelang.

Takdir dan Keberkahan di Bulan April
Disisi lain, bulan April tidak hanya dirayakan sebagai bulan sastra, namun juga ada perayaan lain yakni hari Kartini, hari bumi, hari baca internasional, dan bulan pendidikan Serta satu lagi yang perlu kiranya Indonesia kenang, yakni kebesaran nama Pramoedya Ananta Toer yang bulan ini merupakan satu tahun meninggalnya beliau, sejak menghadap Sang Pencipta 30 April 2006 yang lalu.

Kematian bung Pram pada bulan April –dua hari setelah hari sastra Chairil Anwar– tidak lain hanyalah takdir yang telah dituliskan Allah. Mungkin juga sebuah pernyataan takdir bahwa pada bulan April ini Indonesia diajak untuk mengenang Kartini, Chairil Anwar dan Pramoedia Ananta Toer: mengenang pengorbanan beliau-beliau bagi Indonesia. Juga suratan takdir bahwa bulan April ini memang merupakan bulan Sastra yang harus diperingati bersama.

Memang tidak semua masyarakat Indonesia mendewakan nama Chairil Anwar yang amoral, begitu juga mengultuskan nama Pram yang dikenal berperawakan keras. Apalagi bagi korban-korban kebinalan Lekra yang mungkin sampai saat ini belum bisa melupakan trauma prahara budaya (meminjam istilah judul buku yang ditulis Taufik Ismail dan Moeljanto) 1960-an, terutama golongan Manifesto Kebudayaan. Namun sebagaimana Chairil Anwar yang selalu dikenang setiap tahun, di bulan April ini seyogyanya Indonesia juga tidak melupakan Pram yang telah menyumbangkan khasanah kesusastran Indonesia dalam sastra dunia.

Dengan tidak bermaksud mencocok-cocokkan kenyataan takdir kedua sastrawan yang mewakili dua genre tersebut, tampaknya Tuhan telah menakdirkan keberkahan bulan April sebagai bulan sastra bagi Indonesia. Bukan bermula dari tradisi atas peringatan Chairil Anwar yang menjadi tradisi bulan sastra. Akan tetapi perlu pernyataan dan deklarasi bersama untuk menyatukan sikap.

Kutub Kehidupan dan Kutub Kematian
Riwayat hidup Chairil Anwar dan Pram dapat digolongkan dalam satu periode angkatan 45. Keduanya pernah bertemu saat menyusun Surat Kepercayaan Gelanggang untuk merumuskan sikap kebudayaaan mereka, yang dikemudian hari Pram sendiri tidak menyetujui rumusan tersebut. Dan memilih konsepsi kebudayaan sendiri yakni, realisme sosialis dengan humanisme proletat bukan humanisme universal seperti yang ia anggap terdapat dalam Surat Kepercayaan Gelanggang.

Bila diperhatikan dengan seksama tampak beberapa perbedaan dan persamaan antara mereka. Walau Chairil sendiri telah “mendahului” Pram. Setidaknya yang dapat diamati secara pribadi adalah mereka sama-sama perokok berat. Chairil anwar telah menjadi ikon dengan rokoknya, begitu pula halnya dengan Pram.

Namun disisi lain mereka memeperlihatkan perbedaan jauh, terutama dari lapangan hidup mereka; kesusastraan. Secara garis besar mereka mewakili dua genre berbeda. Chairil dengan puisinya dan Pram dengan prosanya –walau ia pun pernah menulis puisi. Mungkin karena dua genre ini takdir mereka juga berbeda: puisi yang lebih padat dan pendek seolah-olah menjadi penanda bahwa Chairil berumur pendek (meninggal di usia 27 tahun). Dan prosa yang panjang seolah-olah menandakan kehidupan Pram yang dianugrahi berumur panjang (meninggal di usia 82 tahun).

Begitu pula yang tercermin dari apa yang mereka tulis. Banyak karya-karya Chairil yang bertemakan kematian termasuk juga ia suka menerjemahkan puisi-puisi tentang kematian. Sebaliknya Pram, lebih berbicara tentang “kehidupan” dalam karya-karyanya; beserta pernak-pernik tragedi di dalamnya.

Konsepsi kebudayaan mereka pun merupakan sebuah perbincangan hangat. Disaat Chairil Anwar telah mangkat, ia juga tidak lepas dari seretan gerakan politik 1960-an. Karena itu ada beberapa kalangan menolak 28 April sebagai hari sastra, karena kepenyairan Chairil Anwar dianggap bertentangan dengan faham sosialisme. Disitulah sebenarnya letak keberagaman yang dihadirkan di bulan April. Mereka merupakan canon sastra Indonesia yang mewakili oposisi biner atas kehidupan di dunia itu sendiri; kematian dan kehidupan.

Mengenang mereka adalah mengenang hasil pemikiran mereka; amanat-amanat yang selalu diperoleh manakala mendeklamasikan sajak-sajak Chairil Anwar –yang sampai saat ini masih menjadi tradisi– maupun mempelajari cita-cita seperti yang terdapat dalam buku-buku Pram. Yaitu keindonesiaan yang produktif dan kreatif.
Selamat bulan sastra Indonesia!

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi