Kamis, 02 Desember 2010

Cemburu

Denny Mizhar
http://sastra-indonesia.com/

Sejak kepergianku ke rumahmu, Tuhan menjadi cemburu padaku. Berkali-kali mengirim pesan singkat. Tetapi keasyikan dengan dunia baru sejak bertemu denganmu membuatku lupa membalas pesan singkatNya. Aku mengabaikannya bahkan melupakannya. Entah kelalaian atau kesengajaan, batasnya tidak jelas—nampak absurd. Berhari-hari aku membongkar seisi rumahmu mencari apa yang ada di dalamnya semakin menyenangkan. Sebab bagiku adalah dunia baru yang aku masuki. Asing memang, tetapi bukan membuatku beranjak. Masih saja Tuhan mengirimkan pesan singkatnya, sepertinya Tuhan makin cemburu padaku dan aku merasakan itu. Bahkan kau pernah mengusirku tapi tetap saja aku mendekam dalam rumahmu. Sebab masih ada yang meragukan bagiku. Kau menyilahkan singgah atau memang benar mengusirku. Aku jadi bertanya-tanya tentang sebuah pertanyaan cinta. Adakah cinta yang melahirkan kewajaran pada sebuah persingahan yang tak disengaja menjadi ingin berlama-lama dan mengetahui segala hal tentang apa yang di cintainya. Keraguan menyapa mengisyaratkan kegelisahan akan sebuah jawaban yang tak berkesudahan.

Aku memulai meraba rumahmu dari ruang tamu yang sedikit gaduh, di situ ada masa lalumu yang buram–aku membacanya. Aku mencoba menghapusnya, tetapi masih saja melekat dan kau bilang akan membiarkan itu tetap ada di situ. Kau tak berani memutuskan untuk mendiamkan kegaduhan itu. Kadang kala kegaduan itu membuatmu menangis dan sedih. Sedang aku tak bisa melihat seorang menangis dan sedih apalagi kalau berlama-lama mendekam dalam kesedian. Mencoba menghiburmu dan merayumu untuk membuang jauh kegaduan itu. Tetapi hasratmu masih menginginkan itu ada dan menjadikanmu tenang. Bahkan aku sudah katakan padamu tentang ketaklogisan, jika kegaduan dibiarkan ada dan ketenangan kau harapkan. Aku menjadi tertantang menyingkap tabir sikap dilemamu. Berlahan dengan sabar, kau pun berhasil mengusir kegaduhan itu. Walaupun masih saja keluhmu aku dengar, tentang kehampaan bila kegaduhan itu sirna.

Dengan lembut aku membisikkan semangat ketenangan di bibirmu saat kau tidur. Diam-diam aku mendekatimu. Kau terlelap tidur, aku pun berganti masuk ke dalam raung tengah rumahmu. Di sana masih tampak rapi membuatku betah untuk tinggal di sana. Tetapi kau menyeretku untuk tak masuk ke dalam ruang tengah rumahmu yang penuh aroma dupa. Harum menebar aroma cinta. Jika kau tak melihatku, aku menyelinap memasukinya dan tertidur di dalamnya. Tidurku yang nyenyak tersusik dengan tarikan tangamu mengharap aku menjauh. Padahal dalam mimpiku yang sejenak, aku sedang merayu Tuhan agar tak cemburu padamu. Belum tuntas kalimat rayu aku sampaikan, kau memotongnya, membangunkan aku dengan paksa.

Aku mencari tahu kenapa tidak boleh memasuki ruang tengah rumahmu. Apakah tubuhku kurang bersih untuk memasuki ruang tengah rumahmu. Dengan itu aku pun mensegerakan masuk dalam kamar mandimu. Tetapi tak ada peralatan mandi sama sekali. Sabun, shampo, pasta gigi, bahkan gayung untuk mengambil air dari bak mandi juga tak ada. Rumah yang aneh gumamku. Tiba-tiba saja Tuhan meneleponku, menyuruh aku pulang, Dia bilang sudah menungguku dan tak sabar menyambut kedatanganku. Keanehanku bertambah, bukankah Tuhan tak akan masuk dalam kamar mandi. Ia pernah mengatakan padaku “Kamar mandi adalah area yang tak akan AKU masuki”. Kenapa saat dalam kamar mandi malahan menelponku. Mungkinkah peryataanMu tidak berlaku dengan cara telepon, bukan kedatangan, bisa jadi. Sebab, yang datang hanya suaramu. Zaman sekarang, apa yang tidak bisa dilakukan dengan peralatan teknologi canggih. Atau mungkin rumah ini yang memiliki misteri hingga Tuhan bisa memasuki kamar mandi dengan suara teleponNya.

Tiba-tiba saja kau memanggilku. Kau bilang di rumahmu tak ada alat buat membersihkan tubuh. Kau bahkan mengatakan dirimu tak pernah mandi, sebab mandi, katamu membuat aroma alamiah hilang di kikis sabun dan guyuran air. Kau juga bilang, bila kita sering mandi maka anak cucumu nanti kasihan tak bisa merasakan air, jika saban hari mandi dan bisa jadi menghabiskan persediaan air. Bagiku itu adalah tidak wajar jika keluar dari mulut gadis secantik kamu. Aku bertanya padamu, bagaimana kau membersihkan tubuhmu saban hari. Kau bilang dengan air mata. Kau juga bilang tiap pagi menangis dan menadahkan air matamu di bak yang terbuat dari besi lalu kau menguyurkan pada tubuhmu tanpa mengunakan sabun. Siapakah sebenarnya kamu, perempuan macam apa? Sungguh susah aku mengikuti alur fikirmu. Mungkin, aku yang memaksakan diri untuk masuk hingga tak bisa menembus sampai ke dalam dirimu. Mungkin, dari awal kau sudah mengusirku hingga itu yang menjadi persoalan. Dari situ Tuhan cemburu, bisa saja.

Masih ada ruang belakang rumahmu yang belum aku ketahui sama sekali. Aku masih berfikir bagaimana caranya? Untuk memasuki ruang belakang rumahmu harus melewati ruang tengah kamarmu. Aku harus mencari cela. Aku melihat kau masuk ke ruang tengah dan kembali membawa bak yang terbuat dari besi. Sepertinya kau mau mandi. Benar rupanya, kau memasuki kamar mandi dan aku mulai mendengar suara tangismu. Aku pun masuk ke ruang tengahmu untuk menuju ruang belakang rumahmu. Ternyata tidak ada barang-barang sama sekali, hanya ruang kosong tampah seram. Tiba-tiba aku di kagetkan dengan pesan singkat Tuhan yang datang lagi “Pulanglah, jangan terlalu lama di situ. Aku benar-benar cemburu padamu jika kau terus berada dalam rumah itu. Kau tidak tahu, siapa gadis itu. Jangan lama-lama jika kau tak mau pisah denganKu”.

Suara pintu terdengar, gadis masuk ruang belakang. Matanya terlihat agak merah. “Hai, kenapa kau masuk ke sini. Kau tidak akan bisa keluar lagi. Aku tak punya cara untuk mengeluarkanmu dari sini. Hanya kau sendiri, tapi tidak bisa seketika. Sebab kau tahu semua apa yang ada dalam rumah ini. Berarti kau tahu tentang diriku”.

Warna gelap menutup mataku, dari jauh Tuhan memintaku pulang. Aku tak bisa bergerak. Tuhan mulai marah, cemburunya tak bisa dibendung lagi. Aku terdampar dalam rumah gadis. Aku juga tidak tahu ke mana perginya gadis. Hanya selintas bayangan-bayangannya hadir menyapaku. Masih saja gelap. Aku di mana. Tuhan masih saja memakiku, tak pernah aku pedulikan rasa cemburuNya. Aku terdiam. Mataku terpejam. Duniaku hilang. Sebelumnya aku katakan pada Tuhan, ma’af aku membuatmu cemburu Tuhan.

Malang, November 2010

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi