Indra Tjahyadi
http://www.suarakarya-online.com/
Ada sebuah pameo umum yang menyatakan bahwa “masa remaja adalah masa yang paling indah”. Akan tetapi, apakah masa remaja itu sebenarnya?
Masa remaja adalah suatu masa, suatu fase yang tak dapat dielakkan oleh setiap manusia. Setiap manusia akan senantiasa mengalami atau melalui masa atau fase ini sebelum ia sampai pada fase yang lebih mantap, yakni: fase dewasa atau masa dewasa. Oleh sebab itu fase ini juga dapat disebut fase transisi atau masa transisi, karena dalam fase atau masa ini ia berada pada titik perubahan dari seorang kanak-kanak, menuju titik di mana nantinya ia akan dikenali sebagai orang dewasa yang telah memiliki karakter yang mantap dan mapan.
Ada banyak tanda yang muncul menandai masa atau fase remaja ini. Perubahan bentuk tubuh, meningginya kadar hormonal, dan berubahnya faktor emosional merupakan beberapa tanda yang menandai sampainya seorang manusia atau individu pada masa atau fase ini. Akan tetapi, di luar faktor fisik dan biologis tersebut, ada satu kekhasan yang selalu muncul pada individu yang telah sampai pada fase ini, yakni semangat akan pencarian jati diri yang kuat yang dibarengi dengan keinginan akan pengakuan eksistensinya di dunia tempat dia berada.
Pencarian jati diri yang kuat yang dibarengi dengan keinginan yang kuat pula akan pengakuan eksistensinya merupakan pemandangan yang khas yang kerap kita temui dalam kehidupan masa remaja dan kaum remaja. Sebagai individu yang berada pada fase ini, hal-hal yang berkenaan dengan keberadaan eksistensi beserta pengakuan dan pencariannya tersebut merupakan hal yang khas dan sangat krusial bagi pribadinya.
Hal semacam ini terjadi semata-mata karena eksistensi yang didapat dan dikenakan padanya semenjak masa kanak-kanak, pada fase ini sudah tidak pantas diembannya lagi. Hal ini terjadi setelah banyak hal diperkenalkan pada fase kanak-kanak membutuhkan jawaban atas kebenaran hal-hal yang telah disuguhkan atau diberikan kepadanya pada fase ini.
Fakta-fakta dan kebenaran-kebenaran yang telah didapatnya pada fase kanak-kanak, pada fase ini, menurut mereka, sudah tidak pantas lagi atau sudah tidak cocok lagi. Oleh karena itu berbagai pergolakan muncul dan meruak dalam ruang psikologis mereka. Bagi mereka nilai-nilai realitas dunia masa kanak, kini sudah tidak cocok apabila dikenakan lagi pada meraka. Oleh karena itu banyak pertanyaan muncul dalam diri mereka, dalam benak mereka, yang membutuhkan jawaban yang nantinya akan membawa mereka ke fase berikutnya, yakni: fase dewasa. Dan jawaban itulah nantinya yang membentuk individu tersebut secara karakter dan eksistensi pada masa atau fase dewasanya. Maka sedikit saja kesalahan atau mis yang terjadi dalam fase atau masa ini dapat menjadikan seorang manusia tersebut menjadi manusia yang tak berkarakter yang mantap dan mapan pada masa dewasanya nanti.
Pencarian jati diri yang kuat yang dibarengi dengan keinginan yang kuat pula akan pengakuan eksistensinya, biasanya mendorong kaum remaja untuk melakukan ekspresi diri secara besar-besaran. Keinginan untuk melakukan ekspresi diri demi tercapainya penemuan akan jati diri dan pengakuan akan eksistensi yang besar tersebut kerap kali, apabila tidak hati-hati, justru menjerumuskan seorang manusia atau individu yang sedang mengalami fase atau masa remaja tersebut ke dalam hal-ihwal yang negatif, seperti kecanduan akan narkoba, atau terjerumusnya seorang remaja ke dalam hal-ihwal kriminal.
Salah satu sarana agar tidak terjerumusnya seorang remaja atau kaum remaja pada hal-ihwal negatif adalah sastra. Sastra merupakan sarana atau wadah yang dapat dikatakan efektif untuk mencegah terjerumusnya seorang remaja atau kaum remaja kita pada hal-ihwal yang negatif. Melalui sastra, hasrat ekspresi diri yang meluap-luap dari kaum remaja dapat disalurkan, diwadahi, atau bahkan dimanifestasikan dalam bentuknya yang paling baik dan positif. Oleh sebab itu pengenalan sastra secara intensif dan efektif pada kaum remaja adalah yang penting dan sangat krusial.
Mengingat pentingnya pengenalan sastra secara intensif dan efektif pada kaum remaja tersebut, maka sudah seyogyanya hal terserbut tidak hanya dibebankan pada lembaga-lembaga pendidikan formal semacam sekolah, universitas-universitas, atau perguruan tinggi saja, melainkan sudah sepatutnya pula dibebankan pada lembaga-lembaga pendidikan non-formal, semacam komunitas-komunitas sastra ataupun sanggar-sanggar sastra, sebab hanya dengan begitu pengenalan terhadap “apakah sastra itu” dapat terjadi secara efektif, intensif bahkan efisien.
Fenomena Remaja
Sampai di sini muncul satu pertanyaan dalam benak saya, yaitu: “sampai di manakah pengenalan sastra terhadap kaum remaja kita saat ini?”
Meskipun tidak terlalu menggembirakan, akan tetapi dengan semarak bermunculnya karya-karya sastra bergenre chiklit dan teenlit dalam lapangan kesusastraan kita belakangan ini seakan-akan memberikan angin segar pada kehidupan sastra kita. Lapangan kesusastraan kita yang tadinya menjadi semacam anomali, atau hal aneh dan begitu asing, sehingga cenderung untuk dijauhi, dalam kehidupan kaum remaja kita, dengan munculnya dua genre karya sastra tersebut, tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang begitu diminati, diakrabi, bahkan dicintai oleh kaum remaja kita.
Besarnya minat dan cinta kaum remaja kita terhadap dua genre karya sastra tersebut dapat dilihat dari tingginya daya beli dan daya baca kaum remaja kita terhadap dua genre karya sastra tersebut. Selain itu, besarnya minat dan cinta kaum remaja kita terhadap dua genre karya sastra yang lagi trend dalam kehidupan remaja kita saat ini tersebut, juga dapat dilihat dari berkembangnya tema-tema obrolan kaum remaja kita.
Tema obrolan remaja kita yang tadinya hanya didominasi oleh tema-tema mengenai mode pakaian atau musik, kini tidak lagi. Tema obrolan mengenai chiklit ataupun teenlit yang lagi in di kalangan mereka, juga menjadi salah satu tema pokok yang kerap muncul dalam obrolan kaum remaja kita.
Maka janganlah kita heran ataupun terkejut apabila kita sedang berjalan-jalan di sebuah mall atau plasa menemukan dua remaja sedang berdebat tentang isi novel chiklit atau teenlit yang telah ataupun sedang mereka baca. Ataupun juga janganlah kita tenganga-nganga ketika mendengar dua orang remaja atau lebih sedang memperbincangkan penulis-penulis semacam Fira Basuki, Dee, ataupun Djenar Maesa Ayu begitu akrabnya, karena hal tersebut saat ini memang telah menjadi semacam obrolan keseharian bagi remaja kita. Hal ini telah menjadi bagian dari dunia mereka.
Ini sebenar-benarnya merupakan keadaan dan pemandangan yang dapat dikatakan cukup memberikan harapan bagi lapangan kesusastraan kita.
Di tengah minimnya penghargan masyarakat kita terhadap hal-ihwal berbau sastra, ternyata masih ada setitik harapan untuk terus menumbuhkembangkan kecintaan terhadap sastra, dan penyadaran akan keberadaan dan penting sastra bagi kehidupan bangsa kita, utamanya pada kaum remaja kita.
Dan apabila hal semacam ini dipupuk terus keberadaannya, barangkali kelak di kemudian hari kita dapat mengharapkan dan membayangkan terjadinya obrolan-obrolan kaum remaja kita yang tidak hanya berbicara atau memperbincangkan karya-karya para penulis semacam Fira Basuki, Dee atau pun Djenar Maesa Ayu saja, akan tetapi juga karya-karya penulis sastra semacam William Faulkner, Dylan Thomas, Stephane Mallarme, Aime Cesaire, Octavio Paz, Toni Morrison, Subagio Sastrowardoyo, Budi Darma, dsb. Terima kasih.
* Penulis adalah penyair, esais, anggota Forum Studi Sastra & Seni Luar Pagar, anggota dewan redaksi majalah sastra-seni Imajio, staf pengajar Fakultas Sastra & Filsafat Universitas Panca Marga Probolinggo.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar