M. Nahdiansyah Abdi
www.radarbanjarmasin.com/
Dalam jagat kesusastraan, setidaknya ada dua penyakit kronis yang bisa menjangkiti si sastrawan, yaitu plagiat dan gila hormat. Bagi sementara orang, hal ini bisa jadi menjijikkan tapi mungkin juga menggelikan. Ketimbang menghujat dan menghakimi, penulis tertarik untuk mencari tahu apa yang melatarbelakangi seorang sastrawan melakukan tindak plagiat di satu sisi dan di sisi lain, tergila-gila pada penghormatan. Tulisan ini juga merupakan apresiasi terhadap tulisan Mahmud Jauhar Ali di RB, Maret 2009, yang bertajuk Anti Kritik Memadamkan Cahaya Pengetahuan.
Plagiat
Dalam hiruk pikuk dunia sastra, kadang muncul kasus-kasus plagiat. Berbeda dengan kasus pengaruh atau copy master yang mengusung kode etik, kasus plagiat minim, bahkan meniadakan ekspresi pribadi. Yang terbaru, saya temukan di sisipan Kaki Langit majalah Horison edisi Desember 2008. Dua puisi siswa dari sebuah daerah di Kalimantan Selatan mencaplok puisi Gugur karya WS. Rendra dan puisi Kasidah Kemerdekaan karya Eza Thabry Husano. Luasnya belantara sastra memang menyulitkan pelacakan, namun anehnya, perbuatan yang berakibat meruntuhkan integritas itu, selalu saja ketahuan. Terakhir saya dengar kabar, kasus ini sudah diselesaikan dan terhadap siswa yang bersangkutan telah dilakukan pembinaan.
Kebanyakan kasus plagiat dilakukan oleh – meminjam istilah TNG – sastrawan muka baru. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada mereka telah lama berkecimpung dalam dunia sastra, hanya mungkin caranya tidak konyol. Mereka beroperasi di ranah yang berbeda, lintas kultur / negara, sehingga menyulitkan pelacakan. Helvy Tiana Rosa pernah melontarkan pernyataan bahwa ada cerpennya yang dijiplak oleh seorang mahasiswa S2 di Malaysia. Pertanyaannya sekarang, apa yang membuat seseorang berani mengambil risiko melakukan plagiat? Keuntungan apa yang diperoleh? Nilai yang tinggi? Pengakuan? Atau ada penjelasan lain yang bermuara pada struktur kepribadiannya?
Gila Hormat
Penyakit yang satu ini paling banyak diidap oleh – lagi-lagi meminjam istilah TNG – sastrawan muka lama. Ke mana-mana ia selalu berkoar tentang kehebatan diri sendiri. Bila dikritik marah, bila dihargai senang bukan kepalang, bila dicueki memasang tampang masam (merangut). Orang-orang terdekat akan mudah menebak ke mana arah pembicaraannya, tiada lain selain ujung-ujungnya membangga-banggakan diri sendiri. Berkoar tentang prestasi dan jerih payahnya selama ini.
Penghormatan adalah hal yang terjadi secara alami bila kita telah bekerja dengan baik dan sepenuh hati. Namun dalam dunia tulis menulis, penghormatan adalah hal yang absurd. Semacam oase tempat singgah sebentar mengisi kantong minum untuk kemudian melanjutkan kembali perjalanan sunyi. Menyeret kaki di padang gurun teks-teks. Sendirian.
Mereka yang gila hormat, mencari kehormatan seperti anak kecil yang merajuk. Naif. Menggelitik saraf tertawa kita. Namun lama kelamaan menjengkelkan juga.
Gangguan kepribadian narsistik
Saya cenderung menempatkan plagiat dan gila hormat sebagai manifestasi dari gangguan kepribadian narsistik. Kata Narsis sendiri diambil dari nama tokoh mitologi Yunani yang tergila-gila dengan diri sendiri. Dalam pembahasan psikoanalisa, seperti yang diungkapkan James P. Chaplin (1981), narsisisme merupakan satu tingkat awal dalam perkembangan manusiawi yang dicirikan secara khas dengan perhatian yang berlebihan kepada diri sendiri, dan kurang atau tidak ada perhatian pada orang lain. Narsisisme ini bisa terus berlanjut sampai memasuki masa dewasa sebagai satu bentuk fiksasi (kemandegan).
Dalam International Classification of Diseases (ICD-10) yang dikeluarkan oleh WHO tahun 1992, gangguan kepribadian narsistik termasuk dalam other specific personality disorder dengan kode F60.8. Gambaran utamanya: Ketidakmampuan untuk mempertahankan dan mengatur secara memuaskan harga diri, menimbulkan pola berpikir dan perilaku maladaptif, fantasi membesarkan diri, perilaku berhak, eksploitivitas antarpribadi, tidak adanya empati, dan kepekaan berlebihan terhadap kritik. Ciri-ciri pembedanya, kerapuhan harga diri, kepentingan diri yang ditonjolkan, selalu mencari pujian.
Sebagaimana gangguan kepribadian lainnya, pengujian realitasnya utuh. Taraf gangguan dari ringan sampai sedang. Seorang narsis hanya mengalami gangguan fungsi (bukan kesukaran intrapsikis), yang dapat menimbulkan konflik antarpribadi. Ia dapat juga memiliki gejala ansietas dan depresi. Jadi, secara sosial, hubungan yang terjalin dengan penderita narsis adalah hubungan yang dangkal dan bertujuan meningkatkan status dan kepentingannya saja. Ia akan kesukaran mengembangkan usaha kooperatif yang didasarkan pada sifat berbagi dan simpati. Fungsi bahasa bagi mereka, lebih merupakan sarana untuk melepaskan ketegangan dan bukan bermakna murni sebagai komunikasi.
Di seputar rasa iri, kemungkinannya ada dua, ia akan mudah merasa iri dengan keberhasilan orang lain atau ia yakin orang lain merasa iri dengan dirinya. Ciri lain yang mungkin, bisa terlihat dari penampilan yang dilebih-lebihkan, yang menunjukkan penentangan terhadap adat/kebiasaan. Bisa dari pakaian, gaya rambut, atau asesoris lainnya sebagai cara untuk menunjukkan sifat ekshibisionistik dan kemahakuasaan. Cinta pada dirinya bisa menjadi lebih berstruktur hingga menimbulkan dorongan megalomania.
Jika dibiarkan berlarut-larut, akan mendorong timbulnya episode regresif (kemunduran) dengan ketakutan akan hilangnya objek kasih sayang (tanda-tanda paranoid), meskipun regresinya tidak sedalam pasien borderline atau skizofrenia. Lebih celaka lagi jika narsisisme ini menjangkiti suatu komunitas atau masyarakat atau bahkan bangsa, dimana ia beroperasi di wilayah apa yang disebut oleh Carl Jung sebagai wilayah ketidaksadaran kolektif. Terutama jika yang terjangkiti adalah para elitnya, sehingga masyarakat bawah ikut terseret-seret. Maka jadilah masyarakat atau bangsa itu pongah, merasa paling berjasa, merasa paling benar, menutup telinga dari masukan-masukan, anti kritik (memandang kritik sebagai ancaman), menonjolkan kepentingan sendiri secara berlebihan.
Kesimpulan
Plagiat dan kecenderungan yang berlebihan terhadap penghormatan merupakan tanda dari kerapuhan harga diri. Pujianlah yang dicarinya. Kritik dipandangnya sebagai upaya pembunuhan karakter. Maka apapun hubungan yang dijalin akan bersifat ekploitatif dan penuh kecurigaan.Benar-benar situasi yang tidak nyaman dan penuh permusuhan. Berkacalah, jangan-jangan benih narsisisme bercokol dalam diri kita. Ingatlah selalu himbauan Bang Napi dari balik jeruji besi: Waspadalah! Waspadalah!
Supaya cair dan supaya mereka yang terlanjur tersinggung tak jadi marah karena tulisan ini dianggap memukul terlalu telak, maka saya akan mengutip puisi indah dari Penyair asal Batola, Rizhanuddin Rangga:
Telan rapat amarahmu
meski mambigi kadundung
jangan sisakan di kerling mata
Telan rapat amarahmu
biarkan membatu atas dada
redam dalam darah
uapkan keringatmu
bersama kicau pagi
atau kepak ria kupu-kupu
Telah rapat amarahmu
cermini kambang jambu
atas hitam rambutmu
(Kepada Kawan, Oktober 2008)
Banjarmasin, 18 Maret 2009
Sumber: http://dianeling.blogspot.com/2009/03/sastrawan-plagiat-vs-sastrawan-gila.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar