Minggu, 07 Agustus 2011

Dodolit: Juara atau Plagiat atau Apa?

A.S. Laksana
Jawa Pos 3 Juli 2011.

Karena tidak bisa hijrah secara fisik dari situasi yang runyam dan satgas-satgas bentukan Presiden, saya memerlukan tindakan mengambil jarak cukup dalam benak saja. Apa yang ingin saya sampaikan tentang pemancungan Ruyati dan pembentukan satgas, misalnya, sudah diwakili oleh komentar satu kalimat dari seorang pembaca berita online, “Negara ini dikelola seperti dalam situasi darurat saja,” Tentang Ruhut Sitompul, sudah diwakili oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, “Ruhut itu pelawak.” Tentang Presiden SBY, saya jadi gagu setelah munculnya SMS dari “Nazaruddin”.

Maka agar lebih tenteram pikiran, saya ingin menggunakan kesempatan kali ini untuk menjawab saja pertanyaan yang minggu ini banyak diajukan ke saya. Yakni tentang terpilihnya cerpen Dodolitdodolitdodolibret karya Seno Gumira Ajidarma sebagai cerpen terbaik buku kumpulan cerpen pilihan Kompas tahun ini. Ada perdebatan yang cukup seru tentang itu. Dari semua pertanyaan yang saya terima (sebetulnya itu semua pertanyaan antarkawan saja), dan juga dari lontaran pertanyaan dalam pembicaraan umum, saya mendapati bahwa persoalannya bisa diringkas saja dalam 2 kelompok berikut ini. Pertama, cerpen itu plagiat atau tidak. Kedua, apakah ia layak menang.

Untuk pertanyaan pertama, jawaban saya tidak. Apa yang dilakukan Seno dengan cerpen Dodolibret ini bukanlah praktek plagiarisme. Seno sudah memberikan pengumuman di akhir cerita bahwa “Cerita ini hanyalah versi penulis atas berbagai cerita serupa, dengan latar belakang berbagai agama di muka bumi.”

Untuk pertanyaan kedua, apakah ia layak menang, jawaban saya juga tidak. Ia tidak layak dipilih sebagai pemenang, terutama jika itu atas nama Seno Gumira Ajidarma. Menurut saya, Seno bukan penulis cerita ini.

Kisah tentang orang yang berjalan di atas air, dengan plot, setting, dan karakter yang persis seperti itu, sebenarnya sudah menjadi cerita yang nyaris klise. Pesan moralnya juga sebenarnya sudah tidak memiliki kekuatan lagi. Dalam “Robohnya Surau Kami”, AA Navis juga menyampaikan pesan moral yang serupa tentang kelirunya keberagamaan yang dihayati hanya sebatas syariat.

Pada waktu cerpen Dodolit baru dimuat di Kompas, pertanyaan di seputar plagiarisme Seno sebenarnya sudah pernah ditulis orang di sebuah blog. Masalah yang sama sekarang muncul lagi. Akmal Nasery Basral membuat catatan serius yang disiarkan di facebook-nya tentang kesamaan cerita Dodolit dengan cerpen Tolstoy Tiga Pendeta. Catatan berjudul Dodolit Dodol Tolstoy itu cukup rinci. Hanya rasa-rasanya Akmal tidak tepat ketika mengakhiri tulisan itu dengan pertanyaan apakah cerpen tersebut plagiat atau bukan.

Memang, ketika dibandingkan dengan cerita Tolstoy maupun cerita sufi tentang orang yang berjalan di atas air, cerita Seno sama. Namun, dengan pengumuman yang ia buat di akhir cerita, kita tahu bahwa Seno menggarap cerita itu dengan menggunakan cerita lain sebagai rujukan. Ia kemudian mengembangkan plot yang sama, setting yang sama, karakter-karakter yang sama, dan “pesan moral” yang sama dengan cerita lain yang ia gunakan sebagai rujukan itu–yakni cerita serupa dari “berbagai agama di muka bumi.”

Pengumuman yang dibuat oleh Seno menjadi tameng ampuh yang menghindarkannya dari tuduhan bahwa ia telah melakukan praktek kriminil plagiarisme. Namun tameng pengaman itu terasa agak berlebihan. Dengan satu rujukan saja, entah itu cerita sufi atau cerita Tolstoy, Seno bisa menulis ulang cerita Dodolit dalam bentuk yang seperti itu. Artinya, ia tidak memerlukan pengembaraan untuk menelusuri cerita-cerita serupa dari berbagai agama di muka bumi.

Dengan mempertimbangkan dua hal, yakni pengumuman yang dibuat oleh penulisnya dan segala elemen penceritaan yang identik antara Dodolit dan cerita(-cerita) rujukannya, saya tidak menganggap itu plagiarisme. Namun ia juga bukan karya Seno. Nyaris tidak ada campur tangan Seno kecuali menceritakannya kembali. Kalaupun ada yang orisinil, itu adalah pemberian nama Kiplik untuk tokoh utamanya. Di luar itu, tidak ada tafsir atau hal baru di sana.

Dalam memperlakukan cerita semacam ini, saya kira majalah anak-anak Bobo atau Si Kuncung punya cara yang lebih baik dibandingkan Kompas. Mereka akan memberikan label di bagian bawah: “Dituturkan kembali oleh Kak Seno Gumira Ajidarma.” Dan pada cerita-cerita yang “dituturkan kembali oleh kakak”, anda tidak akan pernah menjumpai klaim bahwa si kakak adalah pengarangnya.

Alasan yang belakangan ini menjadi dasar bagi saya untuk menjawab bahwa mestinya Dodolit tidak menjadi pemenang. Tentu saja cerita itu bagus. Dibandingkan dengan sebagian besar cerita yang ada di buku kumpulan yang sama ia lebih bagus. Diceritakan kembali oleh kakak-kakak yang lain, dengan nama tokoh bukan Kiplik melainkan Gendon, misalnya, kemungkinan cerita itu akan tetap bagus meskipun pesan moralnya sudah menjadi klise. Selain itu, kehebatan orang yang bisa berjalan di air juga sudah dimentahkan oleh kisah sufi yang lain, yang menyatakan bahwa jika kualitas tertinggi keberagamaan adalah sekadar membuat orang bisa berjalan di air, ikan pun mampu melakukannya. Apa istimewanya?

Akhirnya, catatan ini saya tutup dengan rasa heran saya terhadap pernyataan kritikus sastra Arif Bagus Prasetyo. Ia menyebutkan kunci keunggulan Dodolit dibandingkan 17 cerpen lainnya sebagai berikut, “…dengan cerita yang isinya relatif singkat hanya sekitar 40 alinea, begitu banyak lapisan makna yang disajikan Seno.” Lebih jauh dalam epilognya untuk buku tersebut, Arif juga menulis, “…kisah Kiplik dapat dimaknai sebagai parabel religius yang mengabarkan pesan bahwa syariat tidak menggaransi tercapainya makrifat….”

Saya kira ini bukan temuan istimewa, atau sesuatu yang unik, yang menjadikan sebuah cerita punya kekuatan literer. Cerita rujukan Seno bahkan sudah menjadi semacam dongeng rakyat yang mudah ditebak dan Seno menceritakannya kembali dengan cara yang tetap mudah ditebak: orang yang merasa paling benar dalam beragama ternyata keliru, yang dianggap keliru ternyata justru yang lebih benar.

Mengenai keringkasan dan lapisan makna, tampaknya Arif perlu tahu bahwa cerita sufi yang sama, dengan pesan yang sama, hanya memerlukan paling banter empat atau lima dan bukan 40 paragraf.

Sumber: http://as-laksana.blogspot.com/2011/07/dodolit-juara-atau-plagiat-atau-apa.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi