Rabu, 17 Agustus 2011

Kado Lebaran Buat Pengarang Serius

Joni Ariadinata
http://majalahannida.multiply.com/

Di tengah realitas fakta yang kadang kala jauh lebih “imajinatif” ketimbang fiksi, apa yang bisa dilakukan oleh karya sastra? Lalu apa menariknya fiksi (yang konon imajinatif itu), jika pada kenyataannya tidak lebih imajinatif dari fakta?
Selamat lebaran, bagi kamu-kamu yang ingin berpikir serius!

Bayangkanlah, jika pada tahun 70-an sebuah cerpen AA Navis menggegerkan pembaca gara-gara sang penulis menjodohkan tokohnya yang masih bersaudara dalam sebuah perkawinan (kakak-beradik, akan tetapi masing-masing tak mengetahui bahwa mereka sesungguhnya bersaudara). Nah, lantaran kegegeran itu, sehingga belakangan penulisnya (yakni AA Navis) dengan berbagai pertimbangan tertentu akhirnya “merevisi” cerpen tersebut dengan mengubah akhir kisah tokohnya “tidak jadi menikah”, yang tentu saja menjadikan cerpen tersebut tidak lagi menjadi cerpen yang istimewa. Pada masa cerpen itu ditulis, masyarakat bereaksi karena dianggap bahwa fiksi itu terlampau imajinatif, nganeh-anehi, alias mustahil! Dalam arti kata, fiksi ya boleh saja fiksi, akan tetapi mbok jangan terlalu fiktif gitu lho…

Nah, marilah kita bandingkan dengan kondisi saat ini, di mana keanehan dan kemustahilan fiksi justru telah dikalahkan oleh fakta. Fakta yang terjadi, bisa jauh dari hebat dari hanya sekadar fiksi. Nyaris tak pernah terbayangkan (barangkali juga di kepala AA Navis dan di kepala para pembaca sastra pada tahun 70-an), bahwa di era yang konon modern ini, ada banyak fakta yang bisa dengan gemilang melebihi daya imajinatif karya-karya fiksi. Mau bukti? Marilah kita ajukan beberapa contoh. Dan silakan kamu-kamu bingung menyebut, antara fiksi atau fakta kah deretan peristiwa ini di bawah ini.

Ada seorang ayah yang tega mengawini 2 anak kandungnya sendiri (kakak-beradik) hingga beranak pinak!, hidup bersama istri (ibu kandung dari 2 anak yang dizinahi ayahnya itu) dan lebih imajinatif lagi, masyarakat acuh saja dan membiarkan “keluarga ganjil” ini hidup tenteram, dan terus-menerus berkembang-biak. Lalu bandingkan: lebih imajinatif mana drama Shakespeare atau legenda Sangkuriang yang fiksi, dengan fakta di negeri kita bahwa ada ibu mengawini anak lelakinya yang dengan lantang bilang di televisi dan di koran: “Jangan pisahkan cinta kami, wahai siapa pun! Karena kami telah saling mencintai dan lebih baik mati daripada hidup terpisah…” (he-he, romantis, nggak?).

Nah, belum lagi peristiwa-peristriwa sosial, kebudayaan, dan politik yang bikin orang normal bergidik, misalnya: (1) ada orang tega memakan mayat, dan “ribuan” zombi di medan-medan kerusuhan di mana harga kepala manusia menjadi amat murah terpancang di pagar-pagar, ditumpuk di ruang-ruang, ditendang anak-anak sebagai pengganti bola, (2) ada orang-orang saleh dan bermartabat (ribuan orang bermartabat dan berpendidikan) ramai-ramai memakan dana bantuan korban bencana, dan mereka lakukan tanpa malu-malu, tanpa rasa jijik, (3) kejahatan dunia hukum/peradilan di negeri ini, jauh melebihi daya imajinasi orang-orang waras mana pun yang masih memiliki hati nurani, (4) kejahatan korupsi memakan harta haram di negeri ini jauh melebihi kerusakan moral bangsa mana pun di dunia, (5) kerusakkan alam, hutan-daratan-langit, di negeri ini yang nyaris tanpa konsep yang akan menyisakan derita panjang ratusan tahun bagi generasi yang akan lahir, (6) kerusakan dunia pendidikan, kebudayaan, agama, dsb, dsb.

Faktakah? Ataukah fiksi? Jika sebuah harian menyebut, berdasarkan survei 80% siswa SMA di sebuah kota tidak lagi perawan, masihkah itu kalian anggap fiksi? Jika ada dua perguruan tinggi yang mestinya menjadi contoh perilaku intelektual malah tawuran persis seperti preman yang tak pakai otak, masihkah itu kalian anggap fiksi? Jika ada sebuah negara yang konon makmur, penghasil minyak, gas, emas, batu bara, timah, besi, dsb, dsb; akan tetapi 80 juta rakyatnya dibiarkan hidup di bawah garis kemiskinan, masihkah itu kalian anggap fiksi?

Peristiwa-peristiwa besar yang jauh dari nalar, kadang kala membuat banyak penulis menjadi gagap. Buntu. Kehabisan daya kreatif. Sehingga banyak (bahkan para penulis serius pun) yang kemudian lari dari realitas, dan menulis tulisan-tulisan yang “sama sekali nggak nyambung”. Bagi penulis yang bertanggung jawab dan bermoral, “kegagapan” ini akan menjadi sebuah jeda tempat dia berintrospeksi, dan menyusun kekuatan untuk kelak bisa menghasilkan karya yang bagus.

Akan tetapi, bagi para penulis yang tak bertanggung jawab, inilah yang kemudian menjadi persoalan serius dalam dunia sastra. Bisa kalian bayangkan, ada pengarang yang tega, di tengah kehancuran moral, nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kebangsaan, degradasi agama, dsb, dsb, kok tega-teganya menulis tema (misalnya): “Kemaluan yang Mengambang di Sudut Langit”, atau “Diary Diana Kekasih Gelapku”, atau “Pacarku Janda Ibu Kos Tempatku…”. Di manakah kualitasnya sebagai manusia? Celakanya lagi, para pembaca meresponsnya, menjadi bacaan best seller, menjadikan pengarangnya seorang selebritis, dan para kritikus memujinya. Nah, lengkaplah sudah realitas fakta yang lebih “imajinatif” dari fiksi ini, yang ternyata juga menerjang dengan telak terhadap moral dan perilaku para pengarang!

Selamat Idul Fitri, wahai kalian para penulis muda, yang masih bisa berkarya dan berpikir dengan jernih. Mumpung Lebaran, hari baik untuk saling memaafkan, maka maafkanlah jika tulisan ini menyakiti kalian yang sudah berniat menjadi penulis pecundang, yang lari dari realitas.

Saat ini, Annida memilih sebuah cerpen dengan kualitas yang bagus. Sebuah cerpen pemenang Lomba Menulis Cerpen Islami (LMCPI) yang diadakan oleh majalah Annida beberapa saat yang lalu. Cerpen ini ditulis oleh Hanan Novianti dengan judul “Onengan”.

Ada secercah harapan, bahwa masih banyak (dengan jumlah ratusan) para pejuang pena semacam Hanan Novianti yang tidak terjebak untuk menulis hal-hal yang ringan dan “nggak nyambung”. Dengan penuh kecermatan dia mencatat, mengadakan riset, dan kemudian menuliskannya dengan teknik dan kemampuan bahasa yang cukup memadai. Tema yang ia angkat, sekilas memang tampak sepele dan sederhana, yakni betapa sulit sesungguhnya seseorang dalam mengendalikan hati untuk memiliki keikhlasan serta kerendah-hatian dan prasangka baik. Akan tetapi kemampuannya mengangkat tema sederhana ini, dengan memadukannya bersama kekuatan unsur lokal (Jawa) yang penuh dengan perlambang, serta dipadu oleh kapasitas pengetahuan agama yang dimiliki penulisnya; menjadikan cerpen ini pantas untuk menerima penghargaan. Cerpen yang memulai dari dunia yang kecil, untuk menganalisis serta menyentuh persoalan-persoalan besar dari sisi kualitas pribadi seorang individu; menjadikan cerpen ini layak untuk dibaca. Layak dijadikan bahan perbandingan, bagi kamu-kamu, wahai para penulis muda yang masih memiliki segenggam idealisme.

Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.

Yogyakarta, 20 Oktober 2005

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi