Muhammad Zuriat Fadil
http://sastra-indonesia.com/
Darminto seorang preman kampung kami, tak usah macam-macam menyebutnya, tak usah mempercantik kata, begitu saja karena memang tidak puitis. Sehari-harinya ya mabok, judi, berkelahi, main pelacur, dan lain sebagainya yang mengukuhkan posisinya sebagai preman nomer satu di kampung kami.
::ROMADHON PERTAMA::
Suatu kali, entah kenapa dia tiba-tiba bilang padaku ingin belajar sholat. Aku ingat itu menjelang bulan Ramadhon lima tahun lalu. Aku ajarkan gerakan dan bacaan-bacaan sholat yang aku tahu. Setelahnya dia hanya bilang, “Terima kasih, nanti saya coba hapalin semuanya. Soalnya saya mau ikut ngerasain sholat Idul Fitri”. Menyadari itu, aku ajari sekalian tata cara sholat Ied yang kumengerti.
Rupanya Darminto ndak ikut sholat Ied, ternyata dia terlambat bangun karena malamnya maen gaple sambil minum-minum di pos ronda. Saat dia bangun, sholat sudah selesai. Aku lihat dia berdiri di pinggir jalan sedang memperhatikan jama’ah sholat Ied yang pulang dari masjid dengan mata yang masih memerah. Kecewakah dia?
::ROMADHON KEDUA::
Kudengar dari obrolan warga kampung Darminto mulai sering sholat, walaupun masih bolong-bolong. Puasa dia sudah mulai tapi lebih sering batal. Pada waktu sholat Ied aku kembali tidak melihat dia. Rupanya kudengar kabar, Darminto masuk rumah sakit. Semalam dia berkelahi dengan preman desa sebelah di sebuah tempat pelacuran. Darminto kena bacok dan sempat kritis.
::ROMADHON KETIGA::
Darminto menghentikan kebiasaannya main judi kartu, gaple, mabok, dan ke tempat pelacuran. Sempat aku bertemu dengannya dipasar, dia bilang, “Aku masih pengen banget sholat Ied Jo, tapi belom kesampean. Mugo-mugo aja kalo ndak sering keluyuran malem aku bisa bangun pagi hoahahahahaaaa…” Tawanya yang menggelegar khas. Semua orang dipasar sudah maklum dengan suaranya yang menggelegar.
Pada waktu sholat Ied, aku mencari-cari Darminto. Tapi sampai selesai sholat aku tidak melihatnya. Kembali aku dengar dari warga kampung, ternyata saat dalam perjalanan menuju mesjid waktu mau sholat Ied, Darminto melihat sekelompok orang menyusup kerumah Pak Haji Kasmin. Padahal saati itu Pak Haji Kasmin sedang jadi imam sholat. Darminto memutar motor RX Kingnya dan mengejar mereka. Darminto berhasil membekuk mereka sendiri, dengan bertarung tangan kosong melawan lima orang pencuri tersebut yang rupanya bukan warga desa kami. Sayangnya, Darminto belum berkesempatan untuk sholat Idul Fitri.
::ROMADHON KEEMPAT::
Luar biasa perubahan pada diri Darminto. Sholat lima kali sehari tak pernah lewat, puasanyapun tak bolong. Suatu kali dia bilang “Ben iso lancar sholat Ied ku nanti Jo haa… ” dia sudah hampir tertawa keras lagi tapi kuperingatkan kalo di Masjid ndak boleh bersuara keras, apalagi saat itu khutbah taraweh sedang berlangsung.
Saat sholat Ied, aku baru saja sampai di Masjid ketika suara motor RX King tuanya Darminto memekakkan telingaku. Aku lihat dia datang ke Masjid, sumringah, semua orang disapanya, senyum tak pernah lepas dari bibirnya. Namun begitu sampai di gerbang, dua orang mantan anak buahnya mencegatnya. Mereka ngomong serius sekali. Raut wajah Darminto berubah, tapi akhirnya dia memacu RX Kingnya, ngebut pergi. Darminto sekali lagi tak jadi sholat Ied.
Aku baru tau beberapa hari kemudian, kalo ternyata waktu itu ada mantan anak buah Darminto yang sedang bermasalah dikantor polisi. Darminto ndak bisa membiarkan anak buahnya begitu saja, darah preman bukan darah politikus yang bisa tidak perduli pada sesamanya. Darah preman adalah darah persaudaraan. Darminto mengusahakan segala cara agar anaknya buahnya bisa lepas, memang berhasil lepas pada akhirnya. Tapi kami sempat menonton anakbuahnya yang masih muda itu dihajar habis-habisan oleh Darminto sambil ngomong “Gara-gara kowe!!! Aku ra sido sholat Ied lagi, cuk!”
::ROMADHON KELIMA::
Kampung kami kedatangan serombongan orang yang memilih tinggal di Masjid. Awalnya kami merasa aneh dengan mereka, sebab dandanannya aneh. Berjubah putih-putih dan berjenggot panjang. Mereka ada sekitar tujuh orang. Tapi mereka rupanya orang baik, mereka meminta izin baik-baik pada Pak Dukuh, cara mereka bergaul dengan kami pun sangat ramah, lagipula mereka tidak berkeberatan untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan desa. Mereka sering mengajari kami cara berdzikir dan sholawat juga guna dan manfaatnya. Mereka juga mengajari kami agar setiap selesai sholat ada baiknya kita bersalam-salaman sambil bersholawat “Agar hubungan kita sebagai sesama manusia tetap terjalin dengan baik,” kata seorang yang paling dituakan diantara mereka itu. Jubah, surban, dan jenggotnya sama putihnya.
Darminto sendri sudah berubah jauh. Waktunya lebih sering di masjid, dan sesekali ‘mengajak’ para anak buahnya ikut sholat di Masjid. Kadang Darminto menjadi tontonan lucu buat orang kampung bila sedang menyeret-nyeret anak buahnya ke mesjid. Adalah sang tetua rombongan berjubah itu yang menasihati Darminto agar jangan terlalu keras bersikap pada anak-anak buahnya. Darminto sendiri hanya cengar-cengir.
Suatu hari, sepulang dari taraweh Darminto bercerita padaku, “Pokoknya sholat Ied kali ini gak boleh gagal aku Jo, anak buah ku dah tak jak ke Masjid kuabeh ben gak ada yang ngerepotin lagi hoahahahahahaaaa….,” suaranya masih memekakkan telinga.
Pada hari Idul Fitri, saat aku datang ke masjid, Darminto sudah berada di tengah-tengah jama’ah. Raut wajahnya khusyu’. Sambil menanti waktu sholat dia ikut bertakbir.
“Allaahu akbar… Allahu akbar Allahu akbar…. Laa ilaa ha illallahuallahu akbar… Allahu akbar walilla hil hamd….”
Sambil bertakbir tak henti-henti air mata bercucuran membasahi wajahnya yang sangar itu.
Saat selesai sholat Ied, bapak rombongan berjubah itu mengarahkan agar kami bersalaman satu sama lain sambil bersholawat pada Kanjeng Nabi. Berurutan membentuk baris, dari shaf paling belakang menuju depan. Kami semua pun bersalaman, Darminto semangat sekali. Setiap orang dijabatnya dengan erat, sambil bibirnya terus bersholawat
“Shollallahu alaa Muhammad… Shollallahu alaihi wasallim…”
Begitu sampai pada gilirannya menjabat tanganku, dipeluknya erat tubuhku, air matanya masih bercucuran, “Akhirnya aku sholat Ied juga Jo… alhamdulillah….”
Setelah semua selesai, Darminto masih saja menampakkan wajah sumringah. Begitu RX Kingnya selesai distarter dia langsung tancap gas sambil tertawa-tawa sendiri “hoahahahahahahaaaaaa……” Aku geleng-geleng kepala melihatnya.
Namun…
Begitu sampai di pertigaan, Darminto tidak melihat sebuah bus melaju kencang. Dia lupa kalau itu jalur antar provinsi, dia lupa (mungkin saking senangnya) untuk berhenti sejenak melihat kanan-kiri. Bus menghantam RX King itu dengan hebat! Brraakkk…!!!! Tubuh Darminto terpelanting beberapa meter, darah mengucur, bercipratan kemana-mana. Semua orang menjerit, bus sudah kabur. Aku buru-buru menghampiri tubuh Darminto. Namun saat aku sampai, Darminto sudah tak bernafas. Darminto tewas seketika, darah membasahi skujur tubuh dan wajahnya namun senyum masih menghiasi bibirnya.
_______________
Darminto, seorang preman kampung kami. Namun dia dipanggil kehadirat-Nya tepat ketika dia sudah menjabat tangan kami semua, setelah dia meminta maaf atas segala kesalahannya pada kami. Yang membuat kami heran adalah rombongan orang berjubah itu. Setelah selesai mengurusi proses pemakaman Darminto, bahkan saat sholat jenazah, pak tua pimpinan rombongan itu sendiri yang menjadi imamnya. Namun setelah semua itu selesai, mereka langsung pamit. Seolah mereka datang memang untuk menghantar almarhum Darminto.
Sampai sekarang kami masih tidak tahu, siapa mereka itu. Yang pasti kenangan tentang Darminto akan selalu hidup dihati kami. Apalagi setiap Idul Fitri.
Selamat jalan Darminto, semoga disana kau bebas tertawa sepuasmu.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar