Selasa, 15 November 2011

FESTIVAL SENI SURABAYA; Gaungnya Nyaris Tak Terdengar

Abdul Lathief
http://cetak.kompas.com/

Hari Sabtu (13/11) malam berbarengan dengan pentas ”Rumah Pasir” oleh Teater Koma Jakarta dalam rangkaian Festival Seni Surabaya 2010 bertajuk ”Surabaya Experience” di Gedung Cak Durasim, di Gedung Utama Balai Pemuda Surabaya yang semula dipakai untuk aktivitas FSS justru menjadi tempat penyelenggaraan acara perkawinan.

Panggung FSS dengan segala perlengkapan pendukung seni pertunjukan sudah disiapkan di dalam gedung utama. Namun, sejak Jumat (12/11) sudah mulai dibersihkan karena hendak dipakai untuk hajatan dan pesta perkawinan yang sudah mengikat kontrak dengan pengelola Balai Pemuda Surabaya.

Ironis, itulah yang terjadi sepanjang sejarah Festival Seni Surabaya. Sebab, selama ini tatkala perhelatan berlabel FSS, kompleks Balai Pemuda nyaris berubah wajah menjadi oase sekaligus etalase seni dan budaya selama aktivitas festival berlangsung.

Realitas itu setidaknya mengindikasikan persiapan panitia FSS tidak terprogram dengan baik. Adapun pihak panitia mengaku sudah berupaya maksimal bisa memanfaatkan Gedung Utama Balai Pemuda selama ajang tahunan ini berlangsung.

”Soal tempat, murni soal teknis. Awalnya mau pakai gedung Mitra baru. Tapi tidak bisa karena belum selesai direnovasi dan memang sudah terikat kontrak. Jadi tidak bisa dipaksakan,” kata Ketua Umum FSS ”Surabaya Experience” Basuki Babussalam.

Fakta lain yang amat mengganggu eksistensi FSS yang sudah berjalan lebih dari satu dasawarsa, sejak tahun 1996, adalah tampilnya Teater Koma dengan lakon ”Rumah Pasir”.

Penampilan teater dari Jakarta itu oleh sebagian seniman dianggap kesalahan panitia yang wajib dipertanggungjawabkan ke pada khalayak.

”Event seni FSS kacau, rusak, dan amburadul. Teater Koma ditanggap gede-gedean, sementara seniman lokal tidak diberi kesempatan seperti Teater Koma. Semakin runyam pentas Teater Koma tidak lebih dari garapan proyekan (HIV-AIDS),” kata Saiful Hadjar, seniman penggerak Kelompok Seni Bermain Surabaya.

Kelompok seni ini pernah menggegerkan jagat kesenian di Surabaya bersama seniman Mulyono asal Tulungagung dengan aksi seni rupa Marsinah, aktivis buruh yang ditemukan meninggal di kawasan hutan di Jatim pada 1990-an.

Penghormatan atas Teater Koma pun terkesan overdosis. Semua orang pasti mafhum dengan eksistensial, kebesaran, kepopuleran, dan keprofesionalan Teater Koma yang tanpa harus bersikap berlebihan tentu akan menyedot perhatian khalayak.

Kenyataan itu tersirat saat Teater Koma hendak geladi bersih dan pentas, Jumat dan Sabtu (12-13/11), panitia pun tampak antusias menghubungi media massa. Sebaliknya, tatkala kelompok-kelompok lain taraf lokal hendak tampil, nyaris panitia bungkam.

Bahkan, tatkala Kompas diundang meliput geladi bersih pentas tari pada Minggu (7/11), tak banyak panitia yang hadir hingga akhirnya geladi bersih pun molor tanpa kejelasan. Hal itu pun kembali terulang manakala geladi bersih pentas kolaborasi musik-puisi pada hari berikutnya.

Kacau sejak awal

Dari balik keruwetan, kekacauan, dan perlakuan yang overdosis yang mewarnai FSS tahun 2010, tebersit sebuah upaya yang layak mendapat apresiasi saat giliran pentas teater lakon ”Rembulan di Atas Kremil” oleh Bengkel Muda Surabaya bekerja sama dengan teater Berdaya, Bangunsari (Kremil), Surabaya.

Tim produksi teater lakon ”Rembulan di Atas Kremil” mengambil cara efisien, efektif, dan komunikatif dengan menerbitkan dan membagikan buku kecil naskah seputar pementasan.

Sekalipun tanpa mendapat perlakuan yang berlebihan dari panitia, media pun meresponsnya dengan antusias.

Ritus tahunan FSS yang telah menjadi ikon Surabaya kini telah usai berbarengan dengan pentas kesenian ludruk ”Karya Budaya” Mojokerto, Minggu (14/11) di Pelataran Balai Pemuda, Surabaya.

Kehadiran kesenian tradisional dalam ajang FSS kali ini sesungguhnya mencederai eksistensi festival. Prosesnya telah menasbihkan sebagai ruang kekaryaan seni kontemporer, futuristik dan eksperimental, entah seni tari, seni musik, seni rupa dan sastra.

Berdasarkan catatan Kompas, dalam perhelatan FSS tahun 2003, Sekretaris Panitia Henry Nurcahyo secara tegas menyatakan, Festival Seni Surabaya berbeda dengan Festival Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, yang lebih kepada kesenian tradisi. ”Framenya FSS adalah kontemporer, futuristik, dan eksperimental,” katanya kala itu.

Menilik waktu penyelenggaraannya pun, tahun ini berbeda dengan kesejarahan FSS yang momentumnya bersamaan dengan peringatan hari jadi Kota Surabaya pada Mei-Juni.

Alasan panitia menghelat FSS tahun ini dalam bulan November karena persoalan teknis setelah FSS vakum tahun 2009 dengan adanya pemilihan presiden.

”Setelah vakum di tahun 2009 karena pilpres, perlu persiapan yang cukup dan pilihan jatuh di November. Namun, tahun depan direncanakan kembali ke bulan Juni,” kata Basuki.

Adapun soal penampilan tampilnya kesenian ludruk, panitia FSS berargumen, hendak menyatukan budaya modern dan tradisi. ”Karena FSS punya semangat budaya itu, selain tampil karya mutakhir, kita juga ajak menikmati ludruk. Apalagi tema tahun ini adalah ”Surabaya Experience” dan ludruk menjadi bagian perjalanan panjang kota ini,” katanya.

Saiful Hadjar menyatakan, sampai sekarang manajemen FSS tidak pernah lahir. Walaupun mereka yang menangani kepanitiaannya sudah berulang kali terlibat, terkesan masih berjalan sendiri-sendiri. Panitia tampak sekadar menjalankan kerja, tidak berinisiatif dalam berpikir dan bersama-sama membangun strategi kesenian sehingga penyaji yang diundang pun tidak selektif.

”Sudah seharusnya yang terlibat FSS paham kesenian. Kesenian itu ideologi dan dialogis. Mereka katanya tahu manajemen kesenian, tapi tidak menerapkan sehingga aplikasinya nol,” ujarnya.

Mencermati perjalanan FSS dari tahun ke tahun, tidak semakin berkarakter yang membuat khalayak merindukan kehadirannya kembali.

Konsistensi pencapaian sebuah festival amat menentukan jati diri, bahkan menjadi sebuah peristiwa fenomenal yang akan terus ditunggu masyarakat seni pertunjukan.

Apa yang pernah dilontarkan oleh komponis kesohor arek Surabaya Slamet Abdul Sjukur, tampaknya masih relevan untuk direnungkan. ”Indonesia memang hebat dalam konsep, namun amat lemah dalam pengejawantahannya. Hal itu tercermin di negeri ini yang tidak pernah bagus,” katanya.

Festival Seni Surabaya tahun ini terkesan sekadar ada, setidaknya tercermin dari kurang matangnya panitia mengelola event besar itu, seperti tanpa baliho dan poster di sudut kota.

Dari awal penyelenggaraan hingga berakhir, tak ada kesan yang mendalam dalam FSS 2010, kecuali sebuah kekecewaan.

FSS tak dikelola secara profesional sehingga insan media pun nyaris luput dari kegiatan seni itu. Malang FSS 2010 yang nyaris tak terdengar gaungnya.

15 November 2010
Dijumput dari: http://manuskripdody.blogspot.com/2010/11/festival-seni-surabaya-gaungnya-nyaris.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi