Selasa, 20 Maret 2012

Bayang Negeri Tropis

Yusri Fajar *)
http://nasional.kompas.com/

Akhirnya aku tiba di negeri kelahiran Shakespeare, sastrawan ternama Inggris yang dikagumi banyak orang. Pilot mengumumkan beberapa saat lagi pesawat akan mendarat. Hari masih pagi namun bandara Internasional Heathrow London sudah ramai oleh penumpang yang datang dan pergi. Aku datang ke sini untuk menghadiri pentas puisi sekaligus menemui Carina di kota Leeds. Dari London aku akan melanjutkan perjalanan dengan bus ke Leeds. Carina pasti sudah menunggu kedatanganku.

“Ya. Carina, perempuan cantik yang memukau itu pasti akan memenuhi janjinya padaku! Bukankah dia telah berkali-kali menyampaikan keinginannya melalui email kepadaku bahwa dia akan tampil memukau dihadapanku,” bisikku dalam hati.

Perjalanan panjang lima belas jam dari bandara Internasional Juanda Surabaya membuatku lelah. Untung di Inggris sedang musim panas sehingga aku tak harus berjuang melawan hawa musim dingin. Keluar dari pesawat, aku bergegas menuju imigrasi bandara untuk pemeriksaan dokumen. Lelaki muda berseragam dan berambut pendek pirang menanyakan pasport dan surat undangan dari Universitas Leeds. Wajahnya serius, bibirnya tak mengumbar senyum. Pemeriksaan lancar tanpa hambatan. Aku lalu bergegas mengambil travel bag dan segera menuju terminal bis yang masih satu kompleks dengan bandara Heathrow.

Carina mengirim SMS, “Kamu sudah mendarat?”

”Ya. Sudah di Heathrow. Sekarang sedang bersiap menuju Leeds.”

“Ok. Have a nice trip. Sampai bertemu malam nanti,” balasnya.

Sampai di terminal bis Leeds aku buru-buru melihat peta kota yang tertera di papan besar. Dua orang pria bule yang tengah mabuk mendekatiku sambil berbicara ngelantur. Dari mulut mereka keluar bau alkohol. Mereka berjalan sedikit sempoyongan. Tak mau mencari masalah aku menghindar dan segera masuk ke dalam bis kota. Turun di depan kampus Leeds aku langsung menuju kantor satpam di mana kunci salah satu kamar St. Marks Residence tempat aku akan tinggal telah dititipkan oleh staf divisi akomodasi Universitas Leeds.

Kantuk menyerangku bertubi-tubi. Meski sedang musim panas hawa dingin masih terasa. Aku berjalan menyusuri trotoar rapi yang memanjakan para pejalan. Sementara iringan kendaraan di jalan tampak lancar, tak ada kemacetan. Di samping telepon umum tampak gadis cantik bermata biru, berambut pirang dan berjaket panjang menghisap rokok. Mukanya acuh saat aku mencuri pandang.

Tiba di St. Marks Residence aku membuka kamar dan langsung merebahkan badan. Carina mengirim SMS,” Kamu di mana sekarang?”

“Aku sudah di kamar,” jawabku.

“Oke. Selamat beristirahat dulu. Kita akan lewatkan waktu bersama nanti malam,” balasnya.

Tiba-tiba wajah istriku terbayang. Di bandara Juanda aku lihat dia melambaikan tangan ketika aku berjalan menuju pesawat. Malam sebelum berangkat aku memeluknya erat di ranjang. Dia berpesan agar aku tak lupa kirim kabar setelah berada di Inggris. Aku menerawang. Mataku tak juga terpejam. Aku melongok keluar. Tampak muda-mudi tengah asyik menikmati anggur di kafe Breaklays yang berjarak sepuluh meter dari kamarku. Aku membanting tubuh di tempat tidur. Pemanas ruangan aku hidupkan. Dan aku tidak ingat apa-apa lagi.
***

Aku bergegas mandi ketika waktu menunjukkan pukul 18.08. “Aku tak boleh terlambat. Aku akan menyesal kalau tidak menyaksikan pentas puisi malam ini. Dan lagi aku juga tak boleh kehilangan momen pertama bertemu Carina! Perempuan itu begitu menghipnotisku dengan kata-kata puitisnya!” gumamku.

Malam ini aku memutuskan untuk menggunakan warna baju favoritku, celana hitam dan baju hitam. Aku merasa mantap dengan baju warna hitam saat hadir pada pertunjukan seni. Aula perpustakaan Brotherton sudah dipenuhi banyak orang ketika aku sampai.

Tiba-tiba lampu panggung remang. Seorang perempuan muda muncul dari balik layar. Sorot lampu kuning mengikuti langkahnya. Ia mendekat mikrofon yang terpasang di tengah panggung. Rambutnya hitam, hidungnya mancung, kulitnya putih, matanya cokelat, posturnya tinggi, menggunakan baju warna hitam. Ia mengelurakan selembar kertas dari dalam saku bajunya. Matanya menyapu penonton. Ia menarik nafas dan iringan musik mulai berjalan.

“Selamat datang di Universitas Leeds. Saya senang bisa bersemuka dengan anda semua, para peserta program creative writing dari berbagai negara, di pentas malam ini,” katanya dengan suara lantang. Lalu ia mendekatkan kertas ke wajahnya kemudian membaca baris kata-kata dengan ekspresif dan seksama.

Sebuah negeri tropis datang dalam mimpi/mendamparkan rindu di sayap merpati/hijau bersemayam dalam hati/melukis wajah kekasih yang pergi/kesunyian melanda bertubi-tubi/merawat kenangan tak pernah mati/.

Luar biasa, benar-benar memukau gaya membaca puisi perempuan itu. Tangannya seperti melambai-lambai. Penghayatannya dalam. Temponya teratur. Intonasinya bagus. Suaranya bersih dan kuat. Ia melanjutkan membaca.

Sebuah negeri tropis berlayar dalam ingatan/mengguratkan masa kecil penuh pelukan/budaya dan tradisi menjadi kekayaan/mengalirkan airmata tak tertahan/keramahan membias dalam kesadaran/mengantar cinta penuh keyakinan/.

Semua berdiri dan bertepuk tangan ketika ia selesai membacakan puisinya. Aku bertanya kepada perempuan berambut pirang yang duduk di sampingku, siapa nama perempuan yang barusan tampil di panggung. Tak salah dugaanku. Perempuan itu adalah Carina, penyair Leeds yang sajak-sajaknya sering aku baca di Indonesia. Penampilan dia benar-benar memuaskan. Tiba-tiba ada SMS masuk ke Hpku. “Kita bertemu setelah pentas usai.” Rupanya Carina yang mengirim SMS. Aku lalu membalas menyatakan setuju.

Pentas dilanjutkan dengan pembacaan puisi beberapa penyair dari berbagai negara seperti Jerman, Ceko, Amerika, Belgia, Filipina, Australia, India, Afrika Selatan dan beberapa negara lainnya. Malam bergerak. Kompleks gedung perpustakaan Brotheton tak juga lengang. Maklum perpustakaan di Universitas Leeds buka sampai jam dua dini hari.

Setelah pentas tuntas, aku dan Carina berjalan menggilas trotoar menuju kafe Morrison yang letaknya tidak jauh dari gedung perpustakaan Brotherton. Aku merasakan hawa dingin melewati rajutan benang jaket yang kupakai. Di kafe kami duduk berhadapan. Lampu remang tak membuat wajah cantiknya pudar.

“Senang bertemu dengan kamu,”kataku memulai pembicaraan
“Begitu pun aku. Bagaimana perjalananmu?” tanyanya
“Lancar meski melelahkan. Puisi dan penampilanmu luar biasa, Carina.”

“Terima kasih. Aku hanya berusaha tampil maksimal seperti yang aku janjikan. Puisimu yang kau kirimkan padaku lewat email juga tak kalah bagus. Tadi aku sengaja membaca puisiku Bayang Negeri Tropis. Puisi tentang negeri yang selalu datang dalam mimpiku. Itu negerimu.”

“Maksudmu, “aku berhenti sesaat,” negeriku Indonesia?”

“Ya. Tak salah. Karena itu ketika kau mengirim email mengabarkan keikursertaanmu di program Creative Writing Leeds University, aku begitu senang. Meski setiap bertemu dengan orang Indonesia rinduku makin tak tertahankan. Menyiksaku. Sering aku bertengkar dengan papaku karena aku menceritakan rinduku yang menggebu pada negeri tropismu. Papa memintaku untuk melupakan saja. Dari pada menyakitkan.”

Aku belum mengerti arah pembicaraan Carina. Kenapa kerinduan pada Indonesia begitu lekat dalam dirinya. Kalau kerinduan itu karena keindahan Indonesia, menurutku lumrah. Tapi kenapa ingatan pada Indonesia diminta dilupakan.

Carina mengangkat gelas bir lalu mengarahkan ke bibirnya yang seksi. Capucino di depanku telah kuminum dan kini tinggal separo. Asap rokok mengitari ruangan, tak henti menghampiri. Penyanyi negro melantunkan lagu-lagu The Beatles. Sepasang muda mudi tampak bercengkrama di sudut ruang sambil sesekali memautkan bibir mereka.

“Papaku selalu memintaku menerima kenyataan,” Carina melanjutkan.

“Maksudmu?” tanyaku penasaran.

“Ceritanya panjang. Mamaku adalah seorang Indonesia. Papaku orang asli Leeds. Dua puluh delapan tahun yang lalu mereka menikah. Papa bertemu mama pertama kali ketika papa melakukan penelitian tentang sastra Sunda di Bandung. Karena saling mencinta akhirnya mereka menikah. Setahun kemudian aku lahir. Dua tahun berikutnya lahir adikku, Yohana. Dia kini tinggal di Bandung bersama mama yang mengajar di sebuah universitas swasta di sana.”

“Lalu kenapa kalian tidak tinggal bersama?”

“Papa dan mama harus berpisah karena orang tua papa tak bisa menerima kehadiran mama. Aku tak tahu kenapa. Padahal Papa dan mama saling mencinta sepenuh hati. Mama dari awal sebenarnya ingin tinggal di Leeds. Tapi setelah keluarga Leeds menolak, dia mengurungkan niatnya. Aku masih berumur lima tahun waktu itu. Sementara papa tak mungkin menetap lama di Indonesia karena harus melanjutkan mengajar di Leeds University. Mama tetap di Bandung. Aku ikut papa dan Madeline ikut mama. Kenangan saat tinggal di Indonesia, negeri tropis yang sering membuatku jadi melankolis, tak mungkin kulupa. Terlebih wajah mama dan adikku. Itulah kenapa banyak puisiku yang tak bisa lepas dari latar Indonesia.”

Aku tertegun. Malam merambat. Dingin merambah setiap sudut kota Leeds. Aku menghabiskan Capucino yang mulai dingin. Carina terdiam. Musik di kafe mengalun syahdu. Mata Carina hampa dan kosong.
”Suatu hari aku akan kembali ke Indonesia. Aku sangat merindukan mama dan adikku,” kata Carina sambil menghela nafas panjang.

Leeds, Midnight, Juni 2007

Alamat Penulis: Jl. Anggrek 1/1b Sengkaling Dau Malang

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi