Yusri Fajar *)
http://nasional.kompas.com/
Akhirnya aku tiba di negeri kelahiran Shakespeare, sastrawan ternama Inggris yang dikagumi banyak orang. Pilot mengumumkan beberapa saat lagi pesawat akan mendarat. Hari masih pagi namun bandara Internasional Heathrow London sudah ramai oleh penumpang yang datang dan pergi. Aku datang ke sini untuk menghadiri pentas puisi sekaligus menemui Carina di kota Leeds. Dari London aku akan melanjutkan perjalanan dengan bus ke Leeds. Carina pasti sudah menunggu kedatanganku.
“Ya. Carina, perempuan cantik yang memukau itu pasti akan memenuhi janjinya padaku! Bukankah dia telah berkali-kali menyampaikan keinginannya melalui email kepadaku bahwa dia akan tampil memukau dihadapanku,” bisikku dalam hati.
Perjalanan panjang lima belas jam dari bandara Internasional Juanda Surabaya membuatku lelah. Untung di Inggris sedang musim panas sehingga aku tak harus berjuang melawan hawa musim dingin. Keluar dari pesawat, aku bergegas menuju imigrasi bandara untuk pemeriksaan dokumen. Lelaki muda berseragam dan berambut pendek pirang menanyakan pasport dan surat undangan dari Universitas Leeds. Wajahnya serius, bibirnya tak mengumbar senyum. Pemeriksaan lancar tanpa hambatan. Aku lalu bergegas mengambil travel bag dan segera menuju terminal bis yang masih satu kompleks dengan bandara Heathrow.
Carina mengirim SMS, “Kamu sudah mendarat?”
”Ya. Sudah di Heathrow. Sekarang sedang bersiap menuju Leeds.”
“Ok. Have a nice trip. Sampai bertemu malam nanti,” balasnya.
Sampai di terminal bis Leeds aku buru-buru melihat peta kota yang tertera di papan besar. Dua orang pria bule yang tengah mabuk mendekatiku sambil berbicara ngelantur. Dari mulut mereka keluar bau alkohol. Mereka berjalan sedikit sempoyongan. Tak mau mencari masalah aku menghindar dan segera masuk ke dalam bis kota. Turun di depan kampus Leeds aku langsung menuju kantor satpam di mana kunci salah satu kamar St. Marks Residence tempat aku akan tinggal telah dititipkan oleh staf divisi akomodasi Universitas Leeds.
Kantuk menyerangku bertubi-tubi. Meski sedang musim panas hawa dingin masih terasa. Aku berjalan menyusuri trotoar rapi yang memanjakan para pejalan. Sementara iringan kendaraan di jalan tampak lancar, tak ada kemacetan. Di samping telepon umum tampak gadis cantik bermata biru, berambut pirang dan berjaket panjang menghisap rokok. Mukanya acuh saat aku mencuri pandang.
Tiba di St. Marks Residence aku membuka kamar dan langsung merebahkan badan. Carina mengirim SMS,” Kamu di mana sekarang?”
“Aku sudah di kamar,” jawabku.
“Oke. Selamat beristirahat dulu. Kita akan lewatkan waktu bersama nanti malam,” balasnya.
Tiba-tiba wajah istriku terbayang. Di bandara Juanda aku lihat dia melambaikan tangan ketika aku berjalan menuju pesawat. Malam sebelum berangkat aku memeluknya erat di ranjang. Dia berpesan agar aku tak lupa kirim kabar setelah berada di Inggris. Aku menerawang. Mataku tak juga terpejam. Aku melongok keluar. Tampak muda-mudi tengah asyik menikmati anggur di kafe Breaklays yang berjarak sepuluh meter dari kamarku. Aku membanting tubuh di tempat tidur. Pemanas ruangan aku hidupkan. Dan aku tidak ingat apa-apa lagi.
***
Aku bergegas mandi ketika waktu menunjukkan pukul 18.08. “Aku tak boleh terlambat. Aku akan menyesal kalau tidak menyaksikan pentas puisi malam ini. Dan lagi aku juga tak boleh kehilangan momen pertama bertemu Carina! Perempuan itu begitu menghipnotisku dengan kata-kata puitisnya!” gumamku.
Malam ini aku memutuskan untuk menggunakan warna baju favoritku, celana hitam dan baju hitam. Aku merasa mantap dengan baju warna hitam saat hadir pada pertunjukan seni. Aula perpustakaan Brotherton sudah dipenuhi banyak orang ketika aku sampai.
Tiba-tiba lampu panggung remang. Seorang perempuan muda muncul dari balik layar. Sorot lampu kuning mengikuti langkahnya. Ia mendekat mikrofon yang terpasang di tengah panggung. Rambutnya hitam, hidungnya mancung, kulitnya putih, matanya cokelat, posturnya tinggi, menggunakan baju warna hitam. Ia mengelurakan selembar kertas dari dalam saku bajunya. Matanya menyapu penonton. Ia menarik nafas dan iringan musik mulai berjalan.
“Selamat datang di Universitas Leeds. Saya senang bisa bersemuka dengan anda semua, para peserta program creative writing dari berbagai negara, di pentas malam ini,” katanya dengan suara lantang. Lalu ia mendekatkan kertas ke wajahnya kemudian membaca baris kata-kata dengan ekspresif dan seksama.
Sebuah negeri tropis datang dalam mimpi/mendamparkan rindu di sayap merpati/hijau bersemayam dalam hati/melukis wajah kekasih yang pergi/kesunyian melanda bertubi-tubi/merawat kenangan tak pernah mati/.
Luar biasa, benar-benar memukau gaya membaca puisi perempuan itu. Tangannya seperti melambai-lambai. Penghayatannya dalam. Temponya teratur. Intonasinya bagus. Suaranya bersih dan kuat. Ia melanjutkan membaca.
Sebuah negeri tropis berlayar dalam ingatan/mengguratkan masa kecil penuh pelukan/budaya dan tradisi menjadi kekayaan/mengalirkan airmata tak tertahan/keramahan membias dalam kesadaran/mengantar cinta penuh keyakinan/.
Semua berdiri dan bertepuk tangan ketika ia selesai membacakan puisinya. Aku bertanya kepada perempuan berambut pirang yang duduk di sampingku, siapa nama perempuan yang barusan tampil di panggung. Tak salah dugaanku. Perempuan itu adalah Carina, penyair Leeds yang sajak-sajaknya sering aku baca di Indonesia. Penampilan dia benar-benar memuaskan. Tiba-tiba ada SMS masuk ke Hpku. “Kita bertemu setelah pentas usai.” Rupanya Carina yang mengirim SMS. Aku lalu membalas menyatakan setuju.
Pentas dilanjutkan dengan pembacaan puisi beberapa penyair dari berbagai negara seperti Jerman, Ceko, Amerika, Belgia, Filipina, Australia, India, Afrika Selatan dan beberapa negara lainnya. Malam bergerak. Kompleks gedung perpustakaan Brotheton tak juga lengang. Maklum perpustakaan di Universitas Leeds buka sampai jam dua dini hari.
Setelah pentas tuntas, aku dan Carina berjalan menggilas trotoar menuju kafe Morrison yang letaknya tidak jauh dari gedung perpustakaan Brotherton. Aku merasakan hawa dingin melewati rajutan benang jaket yang kupakai. Di kafe kami duduk berhadapan. Lampu remang tak membuat wajah cantiknya pudar.
“Senang bertemu dengan kamu,”kataku memulai pembicaraan
“Begitu pun aku. Bagaimana perjalananmu?” tanyanya
“Lancar meski melelahkan. Puisi dan penampilanmu luar biasa, Carina.”
“Terima kasih. Aku hanya berusaha tampil maksimal seperti yang aku janjikan. Puisimu yang kau kirimkan padaku lewat email juga tak kalah bagus. Tadi aku sengaja membaca puisiku Bayang Negeri Tropis. Puisi tentang negeri yang selalu datang dalam mimpiku. Itu negerimu.”
“Maksudmu, “aku berhenti sesaat,” negeriku Indonesia?”
“Ya. Tak salah. Karena itu ketika kau mengirim email mengabarkan keikursertaanmu di program Creative Writing Leeds University, aku begitu senang. Meski setiap bertemu dengan orang Indonesia rinduku makin tak tertahankan. Menyiksaku. Sering aku bertengkar dengan papaku karena aku menceritakan rinduku yang menggebu pada negeri tropismu. Papa memintaku untuk melupakan saja. Dari pada menyakitkan.”
Aku belum mengerti arah pembicaraan Carina. Kenapa kerinduan pada Indonesia begitu lekat dalam dirinya. Kalau kerinduan itu karena keindahan Indonesia, menurutku lumrah. Tapi kenapa ingatan pada Indonesia diminta dilupakan.
Carina mengangkat gelas bir lalu mengarahkan ke bibirnya yang seksi. Capucino di depanku telah kuminum dan kini tinggal separo. Asap rokok mengitari ruangan, tak henti menghampiri. Penyanyi negro melantunkan lagu-lagu The Beatles. Sepasang muda mudi tampak bercengkrama di sudut ruang sambil sesekali memautkan bibir mereka.
“Papaku selalu memintaku menerima kenyataan,” Carina melanjutkan.
“Maksudmu?” tanyaku penasaran.
“Ceritanya panjang. Mamaku adalah seorang Indonesia. Papaku orang asli Leeds. Dua puluh delapan tahun yang lalu mereka menikah. Papa bertemu mama pertama kali ketika papa melakukan penelitian tentang sastra Sunda di Bandung. Karena saling mencinta akhirnya mereka menikah. Setahun kemudian aku lahir. Dua tahun berikutnya lahir adikku, Yohana. Dia kini tinggal di Bandung bersama mama yang mengajar di sebuah universitas swasta di sana.”
“Lalu kenapa kalian tidak tinggal bersama?”
“Papa dan mama harus berpisah karena orang tua papa tak bisa menerima kehadiran mama. Aku tak tahu kenapa. Padahal Papa dan mama saling mencinta sepenuh hati. Mama dari awal sebenarnya ingin tinggal di Leeds. Tapi setelah keluarga Leeds menolak, dia mengurungkan niatnya. Aku masih berumur lima tahun waktu itu. Sementara papa tak mungkin menetap lama di Indonesia karena harus melanjutkan mengajar di Leeds University. Mama tetap di Bandung. Aku ikut papa dan Madeline ikut mama. Kenangan saat tinggal di Indonesia, negeri tropis yang sering membuatku jadi melankolis, tak mungkin kulupa. Terlebih wajah mama dan adikku. Itulah kenapa banyak puisiku yang tak bisa lepas dari latar Indonesia.”
Aku tertegun. Malam merambat. Dingin merambah setiap sudut kota Leeds. Aku menghabiskan Capucino yang mulai dingin. Carina terdiam. Musik di kafe mengalun syahdu. Mata Carina hampa dan kosong.
”Suatu hari aku akan kembali ke Indonesia. Aku sangat merindukan mama dan adikku,” kata Carina sambil menghela nafas panjang.
Leeds, Midnight, Juni 2007
Alamat Penulis: Jl. Anggrek 1/1b Sengkaling Dau Malang
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar