Sabtu, 21 September 2019

Puisi-Puisi Dwi Pranoto

Mocoan

Setengah kidung, separuh macapat;
Dari pancang loudspeaker para nabi berterbangan
Selinapi kamar tidur orang-orang Kemiren
Menjadi surai kepala barong keramat

Sejarah berabad berhenti di suatu pematang malam;
tamasya rawa-rawa pesisir purba
Pegunungan Hyang dan Ijen jelma undak tangga
Tuju langit yang dipenuhi kidung Sritanjung
dan kisah bayi wali yang dilarung

02/07



Kematian Pohon Ceri

Dan ia pun gelisah dalam kecambah-kecambah waktu
yang menggaruki kulitnya dengan kasar. Tersesat dalam perjalanan
melabirin antara tunas dan kematian.
berkaca nafas pada kisah yang terbaca abu-abu
dari perjalanan menyentuh meja makan yang panjang.
Segera setelah jari-jari mengusap usia yang kuning
Pintu akan terbanting di belakang punggung;
ia telah mendengar kabar itu dari akar-akar yang merintih

Suatu pagi yang jauh menggigilkan bayangan merpati
mencengkeram dahannya; menceritakan ranting zaitun
yang digigit paruhnya berabad-abad lalu,
di sekeliling orang-orang buat lingkaran,
mereka bernafas pucat menunggu Nuh.

Pelabuhan dan kota-kota tetap berwarna gulita
sejak api unggun mengumpulkan orang-orang di bawah pohon ceri itu,
lalu dibuat pematang-pematang asap dari taring berwarna pucat,
mereka menduga nama-nama di bawah kursi, tapi Jesus
tak pernah datang. Hanya angin yang terus bertumbangan
dalam suara sirine, mengirimkan roti dan bubur asam lewat lubang
sempit di sudut penjara; tempat tolak
lokomotif-lokomotif trans Siberia menyeret
gerbong-gerbong sarat penderita sampar. Sepanjang
rel berita-berita mengapung,
sayup tentang sebuah kitab dan laki-laki tua berjenggot penuh kutu; ia
tak menggeram lagi sejak duduk di bawah pohon ceri yang tidak lagi
berwarna, aromanya persis keringat buruh tambang batubara.
Sebentar lagi, katanya bertahun-tahun,
bayangan berlarian di pangkuannya belaka
menjadi telur retak dalam perahu yang berlayar menuju pantai penghabisan

Udara turun menjarum dari tengkuk srigala,
lepas teriakan entah rintihan merah dari kerongkong, kepung
pelabuhan dan kota-kota.
Pohon ceri melipat sayap, sontak membusuk dalam pelukan biji.
Pedati-pedati mengabar kesedihan lewat lenguh lembu Andini.
Langit tanpa keteduhan menyelinap di atas meja makan
yang menghidang Bhisma dengan seribu panah menyusup.
Menyusup denting gelas kristal berulang-ulang setelah
tisu-tisu penuh lendir menghambur.



Kerajaan Imaji

Maka diciptakan kenyataan dari cahaya sekilasan,
setidaknya ia merasa demikian,
merasa telah menundukkan waktu dan membekukannya,
menangkap momen dan mengurungnya,
menggandakan dan berulang menggandakannya.

Dengan itu ia ditenangkan,
seperti menumpulkan gigi-gigi kefanaan,
menjaga benda-benda tetap ada,
seperti sedia kala,
agar di dalam cermin hanya menemukan apa yang diingini,
agar dapat bercakap dengan sendirinya yang telah mati,
membuat kebisuan berbicara melalui dirinya,
mengekalkan tahun-tahun,
mengulur tahun-tahun,
melihat kenyataan mengkloning diri dari sekepingannya.

Ditiupkan ruh ke dalam jejak-jejak,
yang rombeng berdampingan dengan hari ini,
hingga ruang melepaskan batas-batas khayali,
seperti menghapus garis horison dari cakrawala.

Dunia mengganda dirinya setiap hari,
menenggelamkan manusia,
ke dalam imaji-imaji yang menampung manusia,
hasrat-hasrat manusia,
hingga manusia bersalin sebagai bayangan imaji-imaji,
seluruh dirinya,
sejarahnya,
hari ininya,
meluruh sebagai bayangan imaji-imaji.

Manusia yang hilang dilahirkan kembali oleh imaji-imaji,
Sebagai bayangan dari bayangan penggalan-penggalan waktu.



Perampas Cahaya

Temukan namamu
Di udara tak bercuaca
Ketika seluruh pendar berkerumun
Melahirkan orang-orang seperti aku, sepertimu
Kita; pembunuh malam, para perampas cahaya
Lebih suka warna daripada jiwa

Kita mati! Kita mati!
Bercakap selayak arwah
Tubuh kita dalam tertanam
Ditimbun berkarung hasrat yang konak



Kekaisaran Kafka

Gambar itu tak berlatar seapa, hanya tanah bekas galian kanal yang
mengunggun, juga cekam dari siksa kata-kata yang dibisikan. Air
sengkara yang telah disiapkan masih di situ. Hening.

Ia masih menggali ragu. Senja yang terus direnggut malam melarut
kenang ribuan abad dari nama seperti huruf K. Sebentuk kecemasan
abadi menempanya. Jadi gheto itu sendiri.

Ini seperti permainan menunggunya Beckett. Kota-kota hanya
mengenal serapah dan ribuan telinga yang menegak. Tak mungkin lagi
ia berpaling seperti angan-angan Baudelaire
Ketika tiba juga saat itu ia jadi tahu:
“Seperti seekor anjing” katanya.



Risalah Malam

Adakah yang lebih menakjubkan dari diri sendiri?

Berabad mempelai malam membunuhi diri dan menciptakan taman kematian
untuk kekasih cahaya. Namun bayangan khalayak yang sepengkhianat cermin
tersimpan dalam dinding-dinding pembuluh berlendir, terkubur
dan terbangkitkan berulang-gilir
dalam irama detak jantung. Kenangan
mesum-jorok terhambur dari bilik sejarah
setua semesta, catatan-catatan
yang memasti kehadiran terus dicoretkan pada kantung pelir.
Di sini kejahatan ditabur pada permukaan kulit
yang terbajak, akarnya menghujam dan mencengkeram kuat
dalam sum-sum belulang untuk membakari gairah dengan api kehidupan.

Kehidupan dibangkitkan dari godaan-godaan, lalu meruap
jadi angan yang menyerupai madah cinta
yang terkurung di puncak menara.
Sedangkan keheningan ditiupkan untuk meracuni jantung
dengan debur kecemasan agar kegembiraan
tak sempat melempar sauh di lautan nafas hingga kenikmatan
hanya bisa memberikan kesan samar
menggelegak di ribuan ujung syaraf.
Untuk itulah wanita dihadirkan sebagai kejinakan yang tak tertundukan
dan membiar separuh jiwanya menghantui kuduk dengan keliaran.

_______________
Dwi Pranoto lahir di Banyuwangi. Sempat setahun bekerja di sebuah perusahaan pelayaran yang beroperasi di selat Bali, kemudian pindah ke Cilegon, Jakarta, kembali ke Banyuwangi, terus ke Jember. Di Jakarta sempat bergabung dengan Teater Tanah Air dan Kelompok Teater Kami. Di Jember bergabung dengan Kelompok RumahKata sambil mengisi siaran Apresiasi Seni dan Budaya di RRI Pro 1 Jember.
http://kepadapuisi.blogspot.com/2015/10/hantu-api-butiran-abu.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi