Nazarenus
Pelajaran berjalan di atas air selesai.
(Suara angin yang lembut.
Beberapa nelayan melintas dengan perahu menuju pantai.)
Narator. “Maka tibalah ia di sebuah tanah lapang.
Di utara, ia menyaksikan kota bergerak lambat ke dalam tanah.”
(Awan menutup mata.
Gemuruh tumpah.
Riuh suara dari arah kota.)
Langit tak berujung terbelah.
Seorang pria berlari mendapatinya.
“Yohanes?”
“Kota, Tuan, kota hampir tenggelam.”
(layar ditutup)
(Naimata, 2013)
Ararat
Kita adalah sepasang awan hitam
Memandang hutan yang memanjang
Di belakang Ayah Kanaan yang belia.
Pasangan hewan yang berarak menumpahkan
Doa dari balik langit ke dalam bahtera.
Dengan tatapan, berbicaralah engkau tanpa suara
Kusaksikan bumi dipenuhi orang-orang yang dipaptis.
Sang pembabtis menyunggingkan senyum pelanginya
Setelah menumpahkanmu ke dalam legam.
Aku pun lentur menjadi debut berkepanjangan.
(Naimata, 2013)
Magdalena
Menangkapmu. Berkali-kali aku harus memastikan agar kau
Tak ikut tenggelam ke dalam nikmat yang mangsi. Bersusah
Aku menyelamatkanmu dari amukan para penyelam, seorang
Muridku justru berniat menggenapimu berulang kali. Sungguh
Pintumu tak hanya menerbitkan birahi atau aroma narwastu
Yang pernah kaulabuhkan di kakiku. Kuharap kau masih
Mengingat ketika pertama batu-batu bersijatuh di hadapanmu,
Si Janggut Putih yang bersikeras mengarahkan rajam tajam ke
Arah lambungku. Kubuatkan sukatan dengan tanah liat dan
Sepotong kayu, tak lebih kelit dari jarak hati dan payudaramu.
Ara yang kupelihara segera mengutuk dirinya karena tubuhmu
Ternyata lebih ranum dari daging pejalnya. Misalkan surga itu
Doa para imam agung, maka lebih pantas kau menghadapku.
Amin. Kukatakan padamu, ia seumpama lemak yang menetes
Dari merpati panggang kini hinggap di tanganmu. Tentu saja
Jauh sebelum aku menangkapmu. Menyelamatkan angkamu.
(Naimata, 2013)
Mario F. Lawi lahir di Kupang, Nusa Tenggara Timur, 18 Februari 1991. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Nusa Cendana. Bergiat di Sastra Dusun Flambora. https://puisikompas.wordpress.com/2013/04/15/puisi-mario-f-lawi-3/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar