Selasa, 02 Desember 2008

9 Pertanyaan untuk Ayu Utami: Memberikan Pilihan bagi Perempuan

Grathia Pitaloka
http://jurnalnasional.com/

MENARIK, kata yang cukup singkat untuk menggambarkan seorang Yustina Ayu Utami. Dari tangan dinginnya, lahir novel Saman, Larung serta Kumpulan Esai Parasit Lajang. Lewat guratan penanya, Ayu mengubah tabu yang membelit kaumnya menjadi muntahan magma yang sarat dengan konvensi-konvensi budaya. Melalui perlawanan terhadap tabu ini, mereka meretas fenomena kekerasan tersamar terhadap perempuan, terutama dalam hal seks

Kehadiran tulisan-tulisan Ayu menjadi semacam oase bagi masyarakat yang "kepanasan" oleh etika Timur yang mencengkeram tetapi tak berani melawannya secara frontal. Ayu berhasil merepresentasikan seks sebagai eksistensi keperempuanannya, bukan sebagai komoditas masyarakat kapitalis semata. Berikut petikan obrolan santai Ayu dengan Jurnal Nasional di Goethe Haus, Jakarta, pertengahan April lalu.

1. Bagaimana cara Anda membuat tulisan yang menarik untuk dibaca?

Tergantung tujuan untuk apa tulisan itu nantinya. Ketika hendak menulis untuk masyarakat umum seperti di media massa, tulislah sesuatu hal yang penting sekali sehingga orang perlu tahu atau tulislah sesuatu yang kurang penting tapi itu menghibur dan membuat orang senang.

Dalam sebuah pelatihan saya pernah mengatakan, menulis itu tidak mudah. Terkadang orang terjebak dalam menentukan apa yang dianggap penting bagi orang lain. Kita sering merasa memiliki pengalaman menarik, tetapi kita juga harus bayangkan apakah orang lain juga tertarik untuk mengetahui hal itu. Jangan-jangan kita narsis.

Anggaplah menulis untuk media massa seperti berbicara, harus ada hubungan dua arah. Akan menyebalkan apabila kita berbicara dengan orang dan dia terus-menerus menuturkan tentang dirinya sendiri, tanpa mau mendengar apa yang ingin kamu sampaikan.

2. Apa prinsip itu juga Anda terapkan ketika menulis novel?

Tidak. Saat saya menulis novel saya tidak peduli pendapat orang atau pendapat pasar, karena memang bukan itu tujuannya. Menulis novel bagi saya bukan hanya sekadar pemaparan cerita, tetapi juga persoalan pergulatan bahasa dan pemikiran.

Novel bagi saya merupakan wadah eksperimen dari berbagai eksplorasi penulisan dan bahasa. Meski tidak mudah diterima oleh banyak orang, sastra memiliki peran penting dalam perkembangan kosa kata maupun bahasa.

3. Apakah Anda mewajibkan diri melakukan observasi sebelum menulis?

Pasti, seorang penulis tidak bisa hanya memperhatikan dirinya sendiri tapi dia juga harus tertarik memerhatikan dunia. Setiap hari saya memerhatikan tingkah laku orang lain. Setiap hari saya juga membaca koran untuk mencari ide.

Saya membuat kliping pemberitaan koran, sehingga jika sewaktu-waktu butuh untuk bahan tulisan saya sudah punya. Di perpustakaan rumah, selain buku saya juga terdapat file kabinet untuk kliping berita.

Selain itu, saya mewajibkan diri saya untuk membaca. Menurut saya 50 persen dari pekerjaan menulis adalah membaca. Malu kalau ada pengarang yang bilang kalau dia nggak suka baca.

Saya pernah menulis untuk rubrik bahasa di sebuah majalah ibu kota dan cukup diminati. Judul tulisannya Khasiat Peju Harimau, bercerita tentang singkatan-singkatan aneh di media massa. Ketika menulis essai tersebut saya cukup memerhatikan hal yang terpecah-pecah, kemudian merangkumnya secara jeli.

4. Apa seorang Ayu Utami pernah mati ide?

Pernah, terkadang seseorang butuh istirahat. Saat mati ide, biasanya saya suka naik gunung dan melakukan pengendapan di sana. Saya bisa naik gunung tiga kali dalam sebulan, bahkan jika cuaca cerah saya bisa naik hingga puncak. Ketika naik gunung itulah saya bermeditasi mencari ide. Saya bermeditasi di saat bekerja keras, saya nggak bisa yoga.

Untuk perempuan seusia saya, kondisi badan saya cukup baik. Untuk menjaganya saya menerapkan pola hidup sehat dengan makan dan tidur teratur serta tidak merokok. Dulu sewaktu Senayan belum kotor, saya suka jogging di sana. Tetapi, sejak Senayan terpolusi kendaraan bermotor saya lebih memilih naik gunung.

5. Tanggapan Anda tentang komentar-komentar miring tentang Anda?

Saya nggak pernah memikirkan pendapat orang. Karena hal yang bisa saya lakukan hanya tidak menghiraukannya, saya tidak dapat berbuat apa-apa lagi selain itu. Orang selalu punya pendapat tentang apa yang dia mau dan kita tidak bisa memaksakan itu.

Menurut saya ketika menulis jangan pernah takut dengan pendapat orang lain, karena ketika merasa takut berarti kamu kalah. Ketika kamu menulis untuk publik yang terpenting tulisan kamu dapat dimengerti. Namun, ketika kamu menulis untuk eksplorasi kesenian, persetan dengan pendapat orang.

6. Tulisan Anda sering dianggap vulgar?

Setiap penulis mempunyai agenda masing-masing. Agenda saya pribadi adalah membebaskan perempuan dari represi seksual. Perempuan dilarang memakai pakaian terbuka supaya tidak diperkosa, seolah laki-laki memiliki legalitas untuk memerkosa perempuan yang memakai pakaian terbuka. Padahal, jika dilihat dari angka statistik hampir tidak ada hubungan antara pakaian dan pemerkosaan. Banyak perempuan berpakaian sopan bahkan berjilbab menjadi korban pemerkosaan. Dari situ saya ingin menegaskan pada perempuan jika tubuh mereka adalah milik mereka sendiri, bukan milik laki-laki.

Belum lagi, permasalahan bahasa Indonesia yang tidak bebas dari represi. Ketika berobat ke dokter Anda akan ditanya, apakah sudah menikah atau belum. Padahal maksud pertanyaan tersebut apakah Anda sudah berhubungan seksual atau belum. Gawat ketika permasalahan bahasa sudah masuk ke dunia kedokteran, ditambah lagi akibatnya menyesatkan. Saya ingin bahasa Indonesia dapat digunakan untuk hal yang paling agung sampai ke yang paling kasar.

Saya tidak pernah takut disensor karena saya bisa mempertanggung jawabkan apa yang saya tulis. Saya malah takut hukum moralis mengenai orang-orang yang lemah seperti penari dangdut jalanan atau buruh perempuan. Menurut saya keberadaan peraturan seperti RUU Pornografi atau Perda Tangerang malah semakin melanggengkan pandangan patriarkal bahwa tubuh perempuan bukan miliknya sendiri, tapi milik laki-laki.

7. Mengenai penulis perempuan lain yang meniru gaya penulisan Anda?

Saya melihatnya sebagai sesuatu hal yang positif, semakin banyak perempuan yang menulis maka suaranya akan semakin didengar. Meniru merupakan sesuatu hal yang wajar dalam proses awal penulisan. Pengalaman akan memberikan warna berbeda pada setiap tulisan. Dalam hidup kita juga sering meniru ketika remaja, namun saat kita sudah matang kita akan menemukan diri sendiri. Meniru adalah proses yang sangat normal.

8. Apa makna penghargaan bagi Anda?

Setiap mendapat penghargaan pasti saya gunakan untuk mengatakan sesuatu yang saya anggap penting seperti masalah perempuan dan kajian jender. Seringkali suara perempuan tidak terdengar, nah di sanalah peran saya menyuarakan aspirasinya.

Ketika saya menulis buku, Parasit Lajang banyak yang mengucapkan terima kasih karena selama ini mereka single tapi nggak bisa menjawab pertanyaan kenapa?

Jika saat ini saya tidak menikah, karena saya ingin para perempuan melihat mereka punya pilihan. Pernikahan itu bagus, tetapi ketika menjadi nilai dominan jadi tidak bagus. Sikap saya kritis bukan anti. Menikah atau tidak saya rasa itu sebuah pilihan. Sayangnya masyarakat Indonesia kerapkali memandang rendah orang yang tidak menikah dan itu harus diubah.

9. Di satu sisi perempuan Indonesia menuntut kesetaraan di sisi lain meminta diutamakan, pendapat Anda?

Bagaimanapun perempuan itu nggak satu, perempuan banyak dan satu sama lain memiliki pandangan yang berbeda. Ada yang ingin jadi perkasa, tapi ada juga yang ingin dimanja. Menurut saya yang harus diperjuangkan adalah bagaimana memberikan pilihan sebanyak mungkin bagi perempuan, sehingga mereka tidak terikat.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi