Grathia Pitaloka
http://jurnalnasional.com/
MENARIK, kata yang cukup singkat untuk menggambarkan seorang Yustina Ayu Utami. Dari tangan dinginnya, lahir novel Saman, Larung serta Kumpulan Esai Parasit Lajang. Lewat guratan penanya, Ayu mengubah tabu yang membelit kaumnya menjadi muntahan magma yang sarat dengan konvensi-konvensi budaya. Melalui perlawanan terhadap tabu ini, mereka meretas fenomena kekerasan tersamar terhadap perempuan, terutama dalam hal seks
Kehadiran tulisan-tulisan Ayu menjadi semacam oase bagi masyarakat yang "kepanasan" oleh etika Timur yang mencengkeram tetapi tak berani melawannya secara frontal. Ayu berhasil merepresentasikan seks sebagai eksistensi keperempuanannya, bukan sebagai komoditas masyarakat kapitalis semata. Berikut petikan obrolan santai Ayu dengan Jurnal Nasional di Goethe Haus, Jakarta, pertengahan April lalu.
1. Bagaimana cara Anda membuat tulisan yang menarik untuk dibaca?
Tergantung tujuan untuk apa tulisan itu nantinya. Ketika hendak menulis untuk masyarakat umum seperti di media massa, tulislah sesuatu hal yang penting sekali sehingga orang perlu tahu atau tulislah sesuatu yang kurang penting tapi itu menghibur dan membuat orang senang.
Dalam sebuah pelatihan saya pernah mengatakan, menulis itu tidak mudah. Terkadang orang terjebak dalam menentukan apa yang dianggap penting bagi orang lain. Kita sering merasa memiliki pengalaman menarik, tetapi kita juga harus bayangkan apakah orang lain juga tertarik untuk mengetahui hal itu. Jangan-jangan kita narsis.
Anggaplah menulis untuk media massa seperti berbicara, harus ada hubungan dua arah. Akan menyebalkan apabila kita berbicara dengan orang dan dia terus-menerus menuturkan tentang dirinya sendiri, tanpa mau mendengar apa yang ingin kamu sampaikan.
2. Apa prinsip itu juga Anda terapkan ketika menulis novel?
Tidak. Saat saya menulis novel saya tidak peduli pendapat orang atau pendapat pasar, karena memang bukan itu tujuannya. Menulis novel bagi saya bukan hanya sekadar pemaparan cerita, tetapi juga persoalan pergulatan bahasa dan pemikiran.
Novel bagi saya merupakan wadah eksperimen dari berbagai eksplorasi penulisan dan bahasa. Meski tidak mudah diterima oleh banyak orang, sastra memiliki peran penting dalam perkembangan kosa kata maupun bahasa.
3. Apakah Anda mewajibkan diri melakukan observasi sebelum menulis?
Pasti, seorang penulis tidak bisa hanya memperhatikan dirinya sendiri tapi dia juga harus tertarik memerhatikan dunia. Setiap hari saya memerhatikan tingkah laku orang lain. Setiap hari saya juga membaca koran untuk mencari ide.
Saya membuat kliping pemberitaan koran, sehingga jika sewaktu-waktu butuh untuk bahan tulisan saya sudah punya. Di perpustakaan rumah, selain buku saya juga terdapat file kabinet untuk kliping berita.
Selain itu, saya mewajibkan diri saya untuk membaca. Menurut saya 50 persen dari pekerjaan menulis adalah membaca. Malu kalau ada pengarang yang bilang kalau dia nggak suka baca.
Saya pernah menulis untuk rubrik bahasa di sebuah majalah ibu kota dan cukup diminati. Judul tulisannya Khasiat Peju Harimau, bercerita tentang singkatan-singkatan aneh di media massa. Ketika menulis essai tersebut saya cukup memerhatikan hal yang terpecah-pecah, kemudian merangkumnya secara jeli.
4. Apa seorang Ayu Utami pernah mati ide?
Pernah, terkadang seseorang butuh istirahat. Saat mati ide, biasanya saya suka naik gunung dan melakukan pengendapan di sana. Saya bisa naik gunung tiga kali dalam sebulan, bahkan jika cuaca cerah saya bisa naik hingga puncak. Ketika naik gunung itulah saya bermeditasi mencari ide. Saya bermeditasi di saat bekerja keras, saya nggak bisa yoga.
Untuk perempuan seusia saya, kondisi badan saya cukup baik. Untuk menjaganya saya menerapkan pola hidup sehat dengan makan dan tidur teratur serta tidak merokok. Dulu sewaktu Senayan belum kotor, saya suka jogging di sana. Tetapi, sejak Senayan terpolusi kendaraan bermotor saya lebih memilih naik gunung.
5. Tanggapan Anda tentang komentar-komentar miring tentang Anda?
Saya nggak pernah memikirkan pendapat orang. Karena hal yang bisa saya lakukan hanya tidak menghiraukannya, saya tidak dapat berbuat apa-apa lagi selain itu. Orang selalu punya pendapat tentang apa yang dia mau dan kita tidak bisa memaksakan itu.
Menurut saya ketika menulis jangan pernah takut dengan pendapat orang lain, karena ketika merasa takut berarti kamu kalah. Ketika kamu menulis untuk publik yang terpenting tulisan kamu dapat dimengerti. Namun, ketika kamu menulis untuk eksplorasi kesenian, persetan dengan pendapat orang.
6. Tulisan Anda sering dianggap vulgar?
Setiap penulis mempunyai agenda masing-masing. Agenda saya pribadi adalah membebaskan perempuan dari represi seksual. Perempuan dilarang memakai pakaian terbuka supaya tidak diperkosa, seolah laki-laki memiliki legalitas untuk memerkosa perempuan yang memakai pakaian terbuka. Padahal, jika dilihat dari angka statistik hampir tidak ada hubungan antara pakaian dan pemerkosaan. Banyak perempuan berpakaian sopan bahkan berjilbab menjadi korban pemerkosaan. Dari situ saya ingin menegaskan pada perempuan jika tubuh mereka adalah milik mereka sendiri, bukan milik laki-laki.
Belum lagi, permasalahan bahasa Indonesia yang tidak bebas dari represi. Ketika berobat ke dokter Anda akan ditanya, apakah sudah menikah atau belum. Padahal maksud pertanyaan tersebut apakah Anda sudah berhubungan seksual atau belum. Gawat ketika permasalahan bahasa sudah masuk ke dunia kedokteran, ditambah lagi akibatnya menyesatkan. Saya ingin bahasa Indonesia dapat digunakan untuk hal yang paling agung sampai ke yang paling kasar.
Saya tidak pernah takut disensor karena saya bisa mempertanggung jawabkan apa yang saya tulis. Saya malah takut hukum moralis mengenai orang-orang yang lemah seperti penari dangdut jalanan atau buruh perempuan. Menurut saya keberadaan peraturan seperti RUU Pornografi atau Perda Tangerang malah semakin melanggengkan pandangan patriarkal bahwa tubuh perempuan bukan miliknya sendiri, tapi milik laki-laki.
7. Mengenai penulis perempuan lain yang meniru gaya penulisan Anda?
Saya melihatnya sebagai sesuatu hal yang positif, semakin banyak perempuan yang menulis maka suaranya akan semakin didengar. Meniru merupakan sesuatu hal yang wajar dalam proses awal penulisan. Pengalaman akan memberikan warna berbeda pada setiap tulisan. Dalam hidup kita juga sering meniru ketika remaja, namun saat kita sudah matang kita akan menemukan diri sendiri. Meniru adalah proses yang sangat normal.
8. Apa makna penghargaan bagi Anda?
Setiap mendapat penghargaan pasti saya gunakan untuk mengatakan sesuatu yang saya anggap penting seperti masalah perempuan dan kajian jender. Seringkali suara perempuan tidak terdengar, nah di sanalah peran saya menyuarakan aspirasinya.
Ketika saya menulis buku, Parasit Lajang banyak yang mengucapkan terima kasih karena selama ini mereka single tapi nggak bisa menjawab pertanyaan kenapa?
Jika saat ini saya tidak menikah, karena saya ingin para perempuan melihat mereka punya pilihan. Pernikahan itu bagus, tetapi ketika menjadi nilai dominan jadi tidak bagus. Sikap saya kritis bukan anti. Menikah atau tidak saya rasa itu sebuah pilihan. Sayangnya masyarakat Indonesia kerapkali memandang rendah orang yang tidak menikah dan itu harus diubah.
9. Di satu sisi perempuan Indonesia menuntut kesetaraan di sisi lain meminta diutamakan, pendapat Anda?
Bagaimanapun perempuan itu nggak satu, perempuan banyak dan satu sama lain memiliki pandangan yang berbeda. Ada yang ingin jadi perkasa, tapi ada juga yang ingin dimanja. Menurut saya yang harus diperjuangkan adalah bagaimana memberikan pilihan sebanyak mungkin bagi perempuan, sehingga mereka tidak terikat.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar