Selasa, 02 Desember 2008

MUSUH PARA KORUPTOR: RAMADHAN KH

Maman S. Mahayana
http://mahayana-mahadewa.com/

Ramadhan Karta Hadimadja, setelah sekian lama terbaring sakit di Cape Town, Afrika Selatan, Kamis, 16 Maret, sekitar Pukul 8.30 waktu setempat, pergi sudah menjumpai Sang Khalik. Salah seorang tokoh pendiri Akademi Jakarta dan Dewan Kesenian Jakarta itu, sungguh sebuah teladan. Ia figur sastrawan yang konsisten dalam melawan kebrengsekan, teguh pada apa pun yang diyakini sebagai kebenaran, dan solider pada persahabatan. Kang Atun, yang sangat bersahaja dan rendah hati, telah mengajari banyak hal, bagaimana kita memusuhi penindasan dan pemanipulasian, membuka ruang toleransi antar-agama, sikap tawadu, dan berjuang dalam membentangkan sastra, seni, budaya, dan martabat manusia.

Dalam acara diskusi novel Manifesto Khalifatullah karya Achdiat Karta Mihardja di Taman Ismail Marzuki, 9 Juni 2005, jauh-jauh dari Cape Town, Ramadhan sengaja datang hanya untuk acara itu. Sebuah solidaritas dan apresiasi atas prestasi seorang kawan yang dalam usia 95 tahun masih mampu berkarya telah ditunjukkan Ramadhan tanpa pamrih. Adakah di antara kita punya solidaritas semacam itu?
***

Saya mengenal Ramadhan KH lewat “Priangan si Jelita” sebuah puisi panjang yang bercerita tentang keindahan alam Pasundan, tanah kelahiran si penyair. Sebuah lanskap alam pegunungan yang membentang dari Burangrang dan Tangkuban Perahu sampai Pangrango dan Gunung Gede. Tentang kehijauan pepohonan yang berombak dari Bandung hingga Bogor. Antologi puisi inilah yang mengantarkan Ramadhan mendapat hadiah Sastra Nasional BMKN 1957/1958.

Keluarga Permana (1978) adalah novel Ramadhan yang memperlihatkan pesan toleransi antar-agama. Novel yang terkesan sebagai pengembangan atas cerpennya, “Antara Kepercayaan” ( Prosa, September 1955) itu mengusung pentingnya ketakwaan dan pentingnya menghargai segala bentuk kepercayaan. Dalam cerpen “Antara Kepercayaan” mengecam keras segala sikap fanatisme buta dan taklid yang tak berdasar.

Dasawarsa tahun 1950-an Ramadhan memulai kiprah kesastrawanannya. Sejumlah sastrawan Sunda ketika itu berlahiran. Menyusul sang kakak, Aoh Karta Hadimadja, Achdiat Karta Mihardja, Rusman Sutiasumarga, dan Mh. Rustandi Kartakusuma, muncul nama-nama Dodong Djiwapradja, Toto Sudarto Bachtiar, Ajip Rosidi, Ajatrohaedi, Ramadhan KH, dan entah siapa lagi. Dasawarsa 1950-an, Jakarta seperti mendapat serbuan sastrawan dari berbagai daerah, yang dikatakan Ajip Rosidi sebagai Angkatan Sastrawan Terbaru. Mereka mengusung kultur lokal dan menebarkan berbagai kosakata daerah masuk dan menyelinap ke dalam khazanah sastra Indonesia. Dan secara tematik, memperlihatkan kebebasan kreasi yang di belakangnya, menyelusup berbagai ideologi kemanusiaan.

Dalam deretan nama-nama sastrawan Sunda itu, Ajip Rosidi mencuat sendiri sebagai sastrawan yang paling produktif. Sementara Ramadhan KH yang usai bekerja di Sticusa, Amsterdam, kembali ke tanah air. Ia membawa drama Frederico Garcia Lorca (Rumah Bernarda Alba, 1957 dan Yerma, 1959), dan terkejut ketika negerinya dilanda royan, sebuah kata untuk mengungkapkan berbagai penyakit yang melanda sebuah negeri merdeka bernama Indonesia. Korupsi dan manipulasi seperti royan, penyakit yang biasa dialami seorang ibu sesudah melahirkan. Royan Revolusi (1970) menggambarkan situasi yang terjadi tahun 1950-an itu. Novel yang memenangi hadiah pertama Sayembara Ikapi/Unesco 1968 itu –bersama Kota Palopo yang Terbakar dan Ziarah, Iwan Simatupang, sungguh memperlihatkan sikap dan keprihatinan Ramadhan tentang bahaya epidemi korupsi, penyelewengan, dan penyalahgunaan jabatan.

Royan Revolusi melalui tokoh Idrus, seperti merepresentasikan sosok seorang Ramadhan yang tak mau kompromi dengan penyuapan. Ia memusuhi korupsi dan manipulasi. Ia tetap bergeming pada hati nuraninya. Itu pula yang dihadapi tokoh Abdurahman dalam Kemelut Hidup (1975), meski ia harus tergusur oleh perubahan zaman. Problem yang sama yang juga terjadi pada diri tokoh Hidayat dalam Ladang Perminus (1990) ketika ia berada dalam gurita suap-menyuap yang melanda perusahaan minyak nasional (Pertamina?).

Tokoh utama dalam novel-novel Ramadhan KH laksana kegelisahan dan obsesi pengarangnya. Selalu, tokoh-tokoh itu dihadapkan pada jihad melawan nafsu dan godaan duniawi: uang, jabatan, dan perempuan. Ketika moral dan hati nurani para pejabat pemerintah hancur dan masyarakat secara tidak langsung ikut “mendukung” kehancuran itu, harus ada seseorang yang tampil menjadi “juru selamat”. Maka, Idrus, Abdurahman, atau Hidayat, mesti hadir menunjukkan jati dirinya, memperlihatkan konsistensinya bermusuhan dengan korupsi, manipulasi, dan segala bentuk penyelewengan. Ia tetap bergeming meskipun uang, jabatan, dan perempuan berada di hadapan matanya.

Dalam konteks peta novel Indonesia, tidak terlalu banyak novel Indonesia yang mengangkat problem seperti itu. Senja di Jakarta dan Tanah Gersang (Mochtar Lubis), Jalan Terbuka (Ali Audah) dan novel-novel Ramadhan yang disebutkan tadi adalah yang termasuk yang sedikit itu. Dan sesungguhnya novel-novel itu justru menunjukkan keberanian pengarangnya dalam menyampaikan kritik sosialnya. Ladang Perminus, bahkan secara jelas membongkar serangkaian penyelewengan yang terjadi di perusahaan minyak nasional (: Pertamina). Dalam konteks itu, tentu saja novel-novel Ramadhan menjadi penting sebagai bentuk tanggung jawab kepengarangannya. Itulah sesungguhnya peran sosial pengarang. Ramadhan telah melaksanakan peran itu dengan sangat baik.

Jika kini korupsi terjadi di mana-mana, pejabat pemerintah, wakil-wakil rakyat, dan para pejabat daerah, ramai-ramai berjamaah menimbun uang dan mempertontonkan jurus-jurus ampuh melakukan korupsi, Ramadhan KH telah memberi isyarat hampir lima puluh tahun yang lalu. Dengan demikian, novel-novel Ramadhan tidak hanya menggambarkan potret sosial pada zamannya, tetapi juga semacam ramalan tentang bahaya korupsi yang bakal melanda negeri ini. Bukankah negeri ini hancur lantaran ulah para koruptor itu?

Barangkali penting juga pejabat pemerintah, wakil-wakil rakyat, dan raja-raja kecil di daerah membaca novel-novel Ramadhan KH ini. Siapa tahu mereka kembali ke jalan yang benar. Melalui novel-novelnya, Ramadhan telah meramalkan bahaya korupsi yang bakal menjadi wabah epidemi, penyakit menular yang akan menghancurkan bangsa ini. Ramadhan telah mengajari kita untuk memusuhi para koruptor!
***

Seruling dan pantun
Di malam gelap
Menyeret pulang
Turun di kali Citarum

Dan aku kembali
Ke pangkuan asal
Bunda,
Dan aku kembali
Ke pelukan asal
Kiranya
Dengan tambah tua!

Maka, meski Pak Ramadhan telah kembali ke pangkuan asal, lewat karya-karyanya, ia telah meninggalkan warisan: mutiara tentang sikap hidup. Sebagai anak manusia, kami telah banyak belajar dari sikap dan konsistensi perjuangan Ramadhan KH di bidang sastra dan budaya. Tawadu dan rendah hati. Tak ada kompromi bagi para koruptor dan pejabat yang tak amanah. Selamat jalan, Kang Atun! Mari kita melanjutkan perjuangannya memusuhi para koruptor!

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi