Sabtu, 03 Januari 2009

Damai

Putu Wijaya
http://putuwijaya.wordpress.com/

“Perlukah damai dideklarasikan?” tanya Amat mengomentari Deklarasi Damai yang diselenggarakan di depan Kantor Gubernur, Renon Sabtu lalu.

Ami yang terlibat di dalam kerepotan itu, menjawab dengan pertanyaan.

“Kalau tidak perlu kenapa?’

Amat terkejut.

“Sebab deklarasi itu sendiri adalah penanda pada adanya ketidakdamaian.”

“Jadi sebaiknya bagaimana?”

“Damai itu tidak dideklarasikan, tetapi dilaksanakan saja.”

“Caranya?”

Amat berpikir.

“Dengan mengajak semua orang menghayati rasa damai, bukan meneriakkan perdamaian dengan deklarasi sehingga haungnya jadi begitu keras dan galak, karena akibatnya orang lain akan merasa bukannya damai tetapi terancam. Karena mau melindungi ketakutannya, lalu mereka ikut berteriak, untuk mengatasi rasa cemasnya. Akhirnya yang terjadi bukan damai tapi kekacauan!”

“Masak?”

“Habis, meneriakkan perdamaian dengan suara keras kan jadi serem?”

Amat tiba-tiba berteriak.

“Damai! Damia! Damai!!!!!!”

Bahkan kewmudian mengaum.

“Damaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!”

“Stttt! Bapak!”

“Begitu! Kamu saja sudah pusing dengar bapak teriak apalagi orang lain! Karena dengan diteriakkan perdamaian menjadi menakutkan. Kalau sudah begitu, nanti yang terjadi bukan damai, tetapi perang, dengan dalih damai. Jadi karena dideklarasikan, damai tidak akan terjadi tetapi menghilang!”

“Kalau begitu artinya deklarasi damai salah dong?”

“Salah besar! Seperti teori pendulum yang diyakini oleh almarhum mantan Mentri Kebudayaan Fuad Hassan! Kamu sendiri Yang sudah cerita pada Bapakl. Menurut beliau bahwa bila sesuatu berayun ke depan nanti dia juga akan berayun sama besarnya ke belakang! Jadi teriakan damai akan menghasilkan gaung tidak damai! Begitu?”

“Karena Bapak tidak ikut?”

“Betul. Aku berada di luar, jadi aku bisa melihat apa jeleknya!”

Tiba-tiba Bu Amat berlari masuk. Dengan panik dia menarik Amat keluar.

“Tolong Pak! Anak tetangga kita itu akhirnya berkelahi memperebutkan warisan!” teriaknya.

Amat dan Ami tercengang.

“Lho bukannya mereka sudah sepakat untuk membagi harta orang tuanya dengan damai?!”

“Cepat tolong, Pak! Nanti mereka bunuh-bunuhan!”

Ami terlebih dahulu keluar. Amat masih berpikir.

“Ayo Pak! Jangan terlambat nanti darah tumpah!”

Karena Amat masih bengong, Bu Amat menyeret suaminya keluar. Benar saja. Di rumah tetangga, sudah banyak orang berkerumun. Tapi hanya menonton. Ttak seorang pun berani berbuat apa-apa. Ketiga bersaudara itu sudah sama-sama menghunus kelewang. Semuanya merasa berhak secara penuh untuk mewarisi rumah yang diwariskan oleh orang tua mereka.

Ketika melihat Amat datang, Para tetangga menyisih memberikan jalan. Amat jadi gentar. Ternyata dia kembali menjadi kunci. Alangkah sialnya jadi orang tua. Kalau lagi senang-senang disisihkan, dianggap sudah jadi besi tua. Tapi gilitan ada masalah berbahaya langsung ditunjuk sebagai ujung panah.

“Ayo Pak Amat, suruh mereka damai!” bisik para tetangga.

“Hatu-hati mungkin ada yang bawa pistol,”bisik Bu Amat lirih membuat hati Amat semakin kecut.

Perlahan-lahan Amat maju. Ketiga bersaudara itu sudah mencapai puncak ketegangan. Tangan masing-masing sudah menggenggam gagang kelewang. Kalau salah satu bergerak, akan terjadi pertempuran segitiga. Amat melihat ada sesuatu tersembul di balik baju masing-masing. Mungkin keris atau pisau. Yang jelas, itu saat yang amat sulit.

Amat maju setapak-setapak, agar semuanya mengerti dia bukan mau berpihak. Tetapi kemudian dia terpaksa menghentikan langkahnya, karena ketiga orang itu tiba-tiba berdiri. Kelewangnya berkelebat. Sinarnya gemerlapan menyilaukan mata Amat.

“Maaf, Bapak tidak ikut campur.”

Ketiganya mundur, tetapi mengangkat kelewang, seperti siap menebas. Sekujur badan Amat gemetar. Tetapi mata masyarakat yang berharap adanya perdamaian, membuat Amat tidak bisa lain kecuali melanjutkan.

“Bapak hanya mengingatkan bahwa, kalian bertiga sudah pernah bersepakat damai. Rumah ini tidak bisa dibagi. Rumah ini memang milik kalian bertiga. Tapi kalau dibagi akan hancur. Kalian sudah sepakat untuk menyerahkannya kepada warga untuk dijadikan milik bersama, tempat kita semuanya berkumpul. Kalau sekarang mau dijadikan milik pribadi, sebenarnya kalian tidak usah saling berkelahi. Kalian cukup memintanya kembali kepada warga, karena kalian mau memakainya sendiri. Kami warga pasti akan memberikan dengan rela, karena kalian juga adalah warga kami …….”

Suara Amat hilang. Pikirannya sudah mengatakan, tetapi mulutnya tak mampu menyuarakan. Ia sudah sampai di puncak ketakutan. Beberapa detik lagi, ia akan roboh. Tetapi aneh. Ketidakberdayaannya itu justru memancarkan kekuatan dahsyar.

Disaksikan oleh seluruh tetangga, ketiga pemuda yang sudah mau bacok-bacokan itu kemudian perlahan-lahan menurunkan kelewangnya. Mereka mundur, lalu berbalik dan pergi. Waktu Amat nyaris hambruk.

Bu Amat dan Ami cepat memegang orang tua yang sudah setengah terkecing-kencing ketakutan itu. Warga mendekat lalu memberi selamat dan pujian. Amat dianggap sebagai juru selamat sekali lagi. Kemudian muncul kendaraan dari pos polisi. Para petugas dengan senjata di tangan berloncatan turun siap untuk mengamankan keadaan. Tetapi situasii sudah terkendali.

“Untung polisi cepat datang, kalau tidak?”kata seorang ibu sambil mengurut dada.

Bu Amat dan Ami memapah Amat pulang. Orang tua itu sudah kehabisan tenaga.

“Bapak bagaimana sih? Ceroboh amat!” sesal Bu Amat pada Amat, ” Tadi bukannya memberikan peneduhan, malah membuat mereka tadi tambah marah. Kok ngomongnya begitu tadi? Untung Ami nelpon polisi, kalau tidak, entah apa jadinya tadi. Bapak sih tadi ngomong begitu, ketiga-tiganya malah mengangkat kelewang!”

Di rumah esoknya, setelah pikirannya tenang, Amat baru menjawab.

“Bukan karena polisi itu, tiga bersaudara itu berhenti berkelahi, Bu.”

“Karena apa?”

“Karena mereka sudah pernah melakukan kesepakatan damai! Kalau tidak ……?”

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi