Kamis, 03 Juni 2010

Suara Lain dari Seberang

Bagja Hidayat
http://www.ruangbaca.com/

Sekumpulan tulisan yang menyerang sanjung-puji para kritikus terhadap para penulis perempuan Indonesia mutakhir. Argumentasinya mantap.

Dalam lima tahun terakhir ladang sastra kita ramai oleh gunjingan telah terjadi krisis kritik sastra. Mutu kritik dituding tak bisa mengimbangi membanjirnya karya sastra sebagai objek kritik dengan tumbuhnya media massa dan penerbitan. Pendeknya, kritik sastra kita, sebagai sebuah ranah sastra tersendiri, sudah mati.

Ada yang menuding krisis itu berpangkal karena adanya “politik sastra”. “Politik” itu berupa kuatnya jaringan personal antara komunitas- komunitas sastra terkemuka (yang di dalamnya ada kritikus terkemuka juga) dengan para penulis. Penulis yang bisa masuk ke dalam jaringan- jaringan kritikus arus utama itu akan mendapat tempat dalam ranah sastra kita.

Aktivis sastra siber, Saut Situmorang, gencar menyuarakan tudingan dan asumsi ini. Bukan tanpa kebetulan jika istrinya, Katrin Bandel, penulis buku ini, juga punya asumsi yang sama. “Buku ini lahir dari rasa kecewa terhadap permainan politik sastra semacam itu,” tulis Katrin. Penulis asal Jerman ini menuding para kritikus dalam jaringan itu telah tidak adil dalam menilai sebuah karya.

Katrin menunjukkan pilih kasih para kritikus itu. Karya yang mendapat tempat dan sanjungpuji itu secara kualitas, dalam penilaian Katrin, ternyata biasa- biasa saja. Sementara itu, banyak karya lain yang punya kualitas lebih terlewat dari gunjingan para kritikus di media massa hanya karena dia tak punya kontak ke jaringan kritikus arus utama itu.

Dan sepanjang delapan tahun ini, sastra kita (terutama novel dan cerita pendek) ramai oleh tema seputar seks yang ditulis perempuan. Para kritikus arus utama menilai hadirnya perempuan mengangkat dan membongkar seks dari kotak tabu selama ini sebagai bentuk pemberontakan perempuan terhadap budaya patriarki—sebuah budaya yang makin kentara dalam gunjingan yang riuh itu bahwa perempuan memang baru dihargai karena dia perempuan.

Sebab, belum pernah terdengar ada penulis lakilaki dipuji karena dia terlahir sebagai laki-laki. Inilah fokus yang mengambil sebagian besar sorotan Katrin terhadap karya sastra kita dewasa ini. Dia, misalnya, menyoroti dua novel Ayu Utami, Saman dan Larung, yang dianggap “novel terbaik sependek sejarah sastra Indonesia modern”.

Lalu kemunculan tiba-tiba Djenar Maesa Ayu, Dinar Rahayu, dan penulis perempuan lainnya yang menggarap tema tak jauhjauh dari selangkangan secara telanjang. Para penulis yang dipuji- puji telah mengenalkan teknik bercerita yang baru ini, di mata Katrin, tak lebih hanya merumitkan narasi belaka.

Ia menyiapkan argumentasi, merujuk teori, membongkar kelemahan sorotan atas karyakarya mereka, lalu ia sendiri menunjukkan fakta lain yang mendukung ulasannya. Ada terasa argumentasi yang mantap, memang, sehingga segala bangunan kritik puja-puji itu goyah bahkan ambruk.

Yang tampak segera dari tulisan-tulisannya ini adalah usaha menyampaikan argumentasi sendiri dengan meminimalkan kutipan pemikir-pemikir sebelumnya yang seringkali dipakai bermegah diri oleh para kritikus lokal generasi terbaru. Penilaian Katrin semacam ini sah dan wajar saja.

Sebuah karya sastra serupa raksasa tak akan habis sungguhpun dicincang dari pelbagai sudut. Karya yang berhasil malah akan terus merangsang daya kritis para pembaca. Tetralogi Bumi Manusia yang ditulis Pramoedya Ananta Toer sudah banyak diulas dari pelbagai segi: politik, nasionalisme, teori komunisme, kejiwaan, sejarah, cerita yang biasa saja, dan seterusnya.

Alih-alih habis, tetralogi makin mengukuhkan kepengarangan Pramoedya. Ini juga menunjukkan bahwa baik-buruk mutu sebuah karya ditentukan oleh lompatan waktu, bukan oleh kritikus yang memuji atau mencacinya. Seorang kritikus adalah seorang pembaca yang bertanya. Ia mengungkai segala aspek yang tak terlihat oleh penikmat sastra biasa.

Ia menyampaikan perspektif dengan, kalau perlu, mencari pijakan teorinya. Menurut Budi Darma, kritik yang baik adalah kritik yang memberi wawasan. Kritik yang baik adalah kritik yang bisa membangkitkan siklus mencipta: karya sastra bisa melahirkan kritik, dan kritik bisa merangsang sebuah karya baru. Dalam perkembangan sastra Indonesia yang belum menunjukkan keunikannya ini, rangsangan semacam itu sangat perlu.

Budi Darma sendiri sudah mempraktekannya ketika menulis novel Olenka (dan mungkin cerita-cerita Orang-orang Bloomington). Secara jujur ia mengaku terinspirasi oleh satu kritik sastra yang ditulis pengarang Inggris, EM Forster. Kita tidak tahu bagaimana Budi Darma mendapat ilham menulis cerita sepulang dari Amerika.

Cerita-cerita mutakhirnya lebih tertib dan terarah, tak ada lanturan dan tokoh-tokoh yang kesurupan lagi. Karena berangkat dari “rasa kecewa” itu, tulisan-tulisan Katrin yang menyerang kritik sebelumnya terasa garang dan berapi- api, lalu melupakan sorotan terhadap nilai sebuah karya sebagai suatu kesatuan.

Sebaliknya,tulisan lepas yang membahas novel atau fenomena jauh lebih subtil dan memberikan perspektif baru. Karena itu, tulisan yang paling menarik dari buku ini adalah ulasannya soal dukun dan obat dalam sastra Indonesia, tema-tema pascakolonial, dan sastra siber. Soal dukun dan obat agaknya ringkasan dari disertasi Katrin di jurusan sastra Indonesia Universitas Hamburg, Jerman.

Menarik karena sorotan semacam ini jarang disentuh oleh kritikus lokal. Lagipula, perdebatan kritik sudah terjadi sejak zaman kuda bertukar tanduk dengan rusa. Persoalan rendahnya mutu kritik dan kewibawaan kritik selalu berulang dari generasi ke generasi. Perulangan debat semacam ini, bukankah menunjukkan bahwa memang ada fenomena dan tren tertentu dalam sastra Indonesia?

Barangkali karena buku ini bukan sekumpulan tulisan dengan kepaduan tema. Katrin telah meniru tabiat “intelektual publik” Indonesia yang membuat buku dengan mengumpulkan serpihan-serpihan ide lewat tulisan yang terserak dalam pelbagai berkala. Karena itu setiap ulasan tentang sebuah tema dalam buku ini terasa tak bebas ruang geraknya karena terbatas oleh jumlah halaman dan karakter di media massa tempat asalnya.

Seandainya Katrin mau menambah jelas tiap argumentasi, menyelipkan teori yang lebih ajeg untuk mendukungnya, atau memperluas tema sorotan sebelum dibukukan, ke-11 tulisannya ini bisa jauh lebih berbobot. Kemungkinan lain, sebuah tulisan dalam buku ini ditulis untuk sebuah tema pada suatu waktu tertentu dengan mempertimbangkan aktualitas.

Meski begitu, buku ini tetap menarik sebagai sebuah bahan otokritik terhadap arus utama kritik sastra mutakhir kita, semacam suara lain dalam menimbang sebuah karya. Sebuah otokritik dari seberang, yang mengingatkan, memberi tempat pada karya yang luput dari pengamatan para kritikus arus utama itu.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi