Senin, 19 Juli 2010

Para Pengikut Nabi

M.D. Atmaja
http://www.sastra-indonesia.com/

Di suatu hari yang biasa, Dhimas Gathuk mampir sejenak ke warkop, warung kopi, untuk melepaskan kejemuan akan rutinitasnya. Warung kopi yang telah mempertemukan dirinya dengan banyak orang dihari itu tidak terlalu ramai. Orang-orang yang datang pun beberapa dia kenal dengan baik. Beberapa yang lain sering bertemu dalam tatapan mata dan senyuman. Dhimas Gathuk duduk pada kursi panjang, sendirian saja sambil menikmati rokok filter berlogo sembilan bintang itu.

Baru lima menit dia duduk di sana, dua orang lelaki yang kebetulan akrab dengan Dhimas Gathuk membelokkan arah dan berhenti di warung kopi. Mereka berdua bersama dengan Dhimas Gathuk sering terlibat percakapan hangat. Mereka memasuki warkop sambil melemparkan senyuman hangat untuk Dhimas Gathuk.

“Sudah dari tadi, Kang?” tanya seorang dari mereka yang gemuk yang sering dipanggil dengan Nggambleh dan dijawab dengan gelengan kepala. Nama yang mungkin cocok dengan orangnya yang selalu kritis menghadapi kondisi lingkungan dimana dia hidup.

Kedatangan Nggambleh memang sudah dinantikan Dhimas Gathuk. Dia datang bersama kawannya satu kontrakan, yang sepertinya tidak pernah lepas dan jarang pergi tanpa salah satunya. Dia lelaki sedikit kecil dan kurus yang bernama Nur. Yah, mereka seperti sepasang, Nur Nggambleh, cahaya dari omongan kritik yang membangun. Tapi, ini hanya penafsiran Dhimas Gathuk bersama kakaknya Kangmas Gothak yang memang suka sekali untuk menghubung-hubungkan sesuatu.

“Darimana, Kang?” tanya Nur setelah memesan kopi pahit tanpa gula.

“Biasa. Makaryo. Kerja.” Jawab Dhimas Gathuk dalam seringai yang biasa.

“Ah, enak ya Kang kalau sudah kerja.” Ucap Nur yang juga dalam seringai sambil membenahi ikatan rambutnya yang keriting.

“Biasa, Kang. Ya hanya mendapatkan gaji tetap saja. Selain itu, biasa saja. Rutinitas.”

“Ada kabar apa, Kang, dari STS Sinar Terang?”

Dhimas Gathuk menggelengkan kepala. “Gak ada kabar lain, Kang, selain persiapan Ulang Tahun PMPN.” Jawab Dhimas Gathuk tidak bersemangat setelah mendengar percakapan beberapa Santri di PMPN.

STS Sinar Terang singkatan dari Sekolah Tinggi Swasta Sinar Terang, yang merupakan salah satu sekolah tinggi di bawah bendera Pendopo Matahari Pengikut Nabi atau PMPN.

“Ikut menjadi panitia ulang tahun tidak, kang?” tanya Nggambleh yang juga pernah sekolah di salah satu sekolah milik PMPN.

“Tidak. Orang seperti aku ini tidak terpakai, Kang!” ucap Dhimas gathuk dalam senyuman dan pandangan kosong ketika kembali teringat percakapan para santri tadi.

“Kenapa ya, kalau orang-orang di PMPN itu terlihat lebih kaya daripada orang-orang di PBsC?” tanya Nur yang kebetulan adalah seorang yang dilahirkan dalam keluarga PBsC atau Pendopo Bintang sang Cendekia.

“Yah, beda sikap paling, Kang!” sahut Nggambleh. “Kalau secara materi memang PMPN lebih kuat, tapi kesolidan massanya lebih kuat PBsC.”

“Mungkin memang karena sikap itu. Kalau orang-orang PBsC lebih fokus pada proses penghambaan manusia pada Tuhan. Mementingkan amal ibadah, menggunakan ilmu yang dia miliki demi Tuhan. Jadi, dibayar sedikit tidak mengapa asal berkah.”

“Ha.. Ha.. Ha..” mereka bertiga tertawa atas sesuatu jawaban yang agak rumit itu.

“Anekdotnya seperti ini,” sahut Nggambleh di sela riuh tawa tiga lelaki itu, “kalau orang PBsC pasti juga PMPN, tapi kalau orang PMPN tidak mau atau tidak pasti juga PBsC.”

“Kok bisa?” sahut Dhimas Gathuk.

“Lha, kan PMPN itu memiliki garis besar mengikuti Nabi. PBsC juga mengikuti Nabi. Tapi tidak lantas sama-sama mengikuti Nabi akan menjadi sama-sama Cendekianya… Haaaa…. Haaaa.. Haaaa…”

“Begitu ya, Kang?” sahut Dhimas Gathuk dalam pertanyaan tanpa semangat.

“Bercanda, Kang!”

“Ah, aku juga tidak jelas, apa ikut PMPN atau PBsC.”

“Netral saja, Kang!” sahut Nur, “Enakan netral.”

“Ada tidak perbedaan antara keduanya? perbedaan yang lebih bisa memberikan penjelasan.”

“Keduanya tetap sama. Sama-sama hasil pemikiran manusia pilihan di negara kita ini. Ah, tapi yah, memang mereka sendiri yang suka saling mencari perbedaan. Entah itu dari PMPN atau dari PBsC.”

“Aku pernah punya pengalaman yang kadang membuatku jengkel. Dua tahun lalu, aku sempat berkunjung ke tempat Kyai PMPN, eh, waktu pertama kali yang ditanya: Anda sudah membuat janji belum? Aku jengkel bukan main. Di bulan yang lain, kebetulan aku dan kawan-kawan pergi ke luar kota. Hal yang tidak kami pikirkan adalah adanya pembengkakan dana. Kami baru sadar setelah pendanaan benar-benar tipis.” Dhimas Gathuk menggelengkan kepala mengingat perjalanannya di dua tahun yang lalu.

“Terus?” sahut Nggambleh dengan bersemangat yang dia pikir ada pengalaman mengagumkan di sana.

“Salah satu kawan menyarankan untuk datang ke pesantren milik seorang Gus yang kebetulan adalah orang PBsC. Kita langsung berkunjung ke sana, untuk meminta bantuan atas tanggungan makan kami. Sesampainya di rumah Gus itu, beliau langsung menyambut kami dengan penuh semangat dan keramahan. Bahkan, saat kami mengaku sebagai pejalan jauh yang hanya sekedar mampir, beliau terlihat senang. Tanpa kami perlu meminta, beliau mengeluarkan semua hidangan yang ada. Kami benar-benar kaget.”

“Ada yang kenal dengan Gus itu Kang?”

Dhimas Gathuk menggelengkan kepala. “Baru kami tahu beberapa bulan kemudian, kalau kediaman Gus yang kami datangi itu adalah seorang besar di negara ini. Salah satu tokoh PBsC. Seorang Cendekia yang benar-benar cerdas, rendah diri, sederhana, walau beliau dan ikatannya tidak mengatasnakaman sebagai Pengikut Nabi.”

“Kseimpulannya apa, kang?” tanya Nur yang tersenyum kecil, dadanya bangga membusung karena telah dilahirkan dalam keluarga PBsC.

“Kalau kita berkunjung ke tempat Kyai PMPN musti buat janji dan kadang susah ketemu. Lain halnya dengan Kyai dari PBsC, yang selalu sederhana menjalani hidup, welas asih, dan memuliakan tamu dengan sebaik-baiknya. Seperti pesan Nabi yang berpesan pada umatnya untuk memuliakan tamu.”

Mereka bertiga saling berpandangan. Saling mengerti lalu, melanjutkan minum kopi. Di dalam bungkus rokok mereka ada bintang dengan jumlah yang sama. Hanya harganya saja yang berbeda.

Bantul – Studi Semangat Desa Sejahtera Fictionbooks

Sabtu, 17 Juli 2010

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi