Han Gagas
Minggu Pagi Jogja, 1 Mei 2011
Ia tak melihat, sehelai daun melayang dengan pelan dan lembut, sedikit memutar, lalu rebah di bahu kirinya. Daun itu masih saja bergerak pelan, ketika ia menoleh ke kiri, dan melekatkan matanya lebih kuat pada sesuatu yang gelap di sana.
Sesaat setelah kepala gadis kecil itu kembali bergerak ke depan, sehelai daun itu telah menetap dengan baik di posisinya, di atas bahu kecil nan rapuh itu, sepertinya getah telah membuatnya begitu lengket.
Gerimis mulai jatuh satu-satu, sebagian menimpa pohon kurus yang tegak di samping kiri gadis kecil itu, dan sebagian menimpa tiang lampu yang berpendar terlalu halus di sebelah kanan. Kelam perlahan-lahan menyapu, menyuramkan sepasang kaki dan tangan gadis kecil yang memegang payung. Tiang berlampu suram dan pohon kurus yang mengapitnya terpasak dengan enggan.
Ia membuka payung, dan dengan tangan kanannya mengangkat payung itu tak terlalu tinggi di atas kepala.
Kepala gadis kecil itu bergoyang seperti kelinci yang resah lalu menoleh ke belakang. Sejenak kemudian, kakinya telah melangkah mundur sejengkal. Saat tubuhnya menekuk duduk di bangku belakang tiang lampu, kabut mulai berpendar, ia menoleh ke kanan, gelap juga membentang di sana.
Kepalanya kembali menatap lurus ke depan, hanya terlihat siluet jalan yang panjang meliuk-liuk. Lampu berjajar di beberapa titik di kanan kiri jalan tapi cahayanya begitu muram, memberkas pada dedaunan cemara dan menimpa pada batangnya yang berdiri teratur, membuat bentangan bayang yang samar-samar di jalan.
Hujan rintik-rintik makin kerap jatuh, terdengar seperti kecipak air dari arah sungai. Saat ia merasa telah begitu lelah menanti, kabut perlahan-lahan menyapu pandangnya, dan ia makin tak mampu melihat jalan dengan jelas.
Ia selalu merasa ada bayangan ayahnya yang gelap di sudut kanan sana, dan ada bayangan ibunya di ujung kiri yang jauh. Saat itu, ia tak ingin berpikir terlalu keras untuk melangkahkan kakinya ke kanan atau ke kiri, ia ingin seseorang diantara mereka datang menjemput. Namun sebenarnya, ia lebih ingin melihat sorot lampu dari sepeda yang dikayuh memancar mengenai tubuhnya, sepeda meluncur pelan dari jalan yang meliuk-liuk itu.
Kakinya telah pegal sejak sore tadi. Kenapa tak ada yang mengalah untukku? Saat kepalanya mulai mengingat tentang isi pertengkaran yang terjadi diantara orang tuanya, ia merasa melihat sebuah benang yang melayang demikian lembut mengenai bahunya, perlahan benang itu bergerak dibawa angin menyusuri jalan yang meliuk-liuk di depan.
Ketika benang tadi melintasi tubuhnya, ia menyadari ada sehelai daun yang lelap di bahu kiri, tapi pikirannya tak cukup untuk memperhatikan, dan sepertinya, matanya memilih terpaku menatap benang itu yang perlahan menjauh.
Benang itu masih melayang dengan ujungnya yang menyentuh tanah, dan ketika kepalanya sedikit mendongak, gadis kecil itu tahu bahwa benang itu berasal dari layang-layang yang tengah putus. Alangkah kagetnya dia, wajah adik kembarnya, Myrna -bocah yang lenyap tersedot pusaran sungai, melintas dengan wajah pilu di layang-layang itu.
Serentak kedua kakinya berlari mengejar benang layang-layang yang menyusuri kelok jalan. Wajah Myrna melintas pergi dan kembali di layang-layang itu seiring tebal tipisnya kabut dan kelamnya malam yang mulai memasang mantelnya. Namun, ketika gelap begitu sempurna, di mata gadis kecil itu, layang-layang itu begitu benderang, dan wajah Myrna tersenyum beku, apakah udara di atas sana membuatnya begitu kedinginan.
Gadis kecil itu terus berlari dan mulai menyadari bahwa payungnya harus ia tinggalkan agar lebih kencang mengejar. Sesaat setelah payungnya jatuh tergeletak begitu saja di rerumputan jalan, tangan gadis kecil itu berhasil meraih benang layang-layang.
Dan, ketika tangannya menggenggam benang itu, suasana yang ditinggalkannya di belakang menjadi kelabu, pohon-pohon cemara di sepanjang jalan menghitam, dan udara terasa begitu dingin menggigit tulang. Untuk beberapa saat ia merasa ada sesuatu yang melintas seperti bayangan Tuhan atau mungkin setan sehingga membuat bulu kuduknya berdiri, rambut-rambut halus di tangannya menegak, dan pori-pori kulitnya memeka.
Ia tak tahu, ia hanya merasa ada sesuatu yang aneh pada saat benang itu berhasil digenggam. Saat kepalanya memikirkan perasaan aneh yang tiba-tiba datang itu, hatinya kembali berbunga manakala wajah adik kembarnya muncul di layang-layang lagi dan memberi senyum yang paling renyah, lalu tertawa begitu lepas. Ia menarik benang, tapi alangkah beratnya layang-layang itu, dan perasaan aneh kembali datang sesaat setelah tangannya begitu lengket di benang itu, rekat tak bisa lepas.
Ia heran, tak menyadari bahwa sepasang kakinya perlahan naik sedikit demi sedikit. Ia baru mengerti bahwa dirinya terangkat oleh benang layang-layang itu, pada saat matanya melihat pohon-pohon cemara yang pelan-pelan ia tinggalkan di bawah. Kakinya melayang, tubuhnya begitu ringan, serasa kapas, terbang-meninggi, meninggalkan pohon-pohon cemara yang tampak seperti bayangan hitam raksasa.
Tiba-tiba, bayangan raksasa itu meliuk-liuk makin lama makin tak beraturan. Terdengar bunyi mendesing di sekelilingnya, udara yang tadi teramat tenang berubah kalang-kabut, air jatuh menjadi kerikil-kerikil batu, sampah plastik berterbangan, angin menderu di sekelilingnya, badai gasing memutarkan tubuhnya, melemparnya ke mana saja, menyeretnya kemana saja, membetot apa saja.
Angin memusar membawanya pergi, menyeretnya menjauh dari sudut desa dengan pemandangan tiga fitur ganjil: tiang lampu muram, pohon kurus, dan kayu beranda tua. Ia tak mengerti bahwa ayahnya baru saja datang dari arah kanan mengayuh sepeda, begitu terengah-engah. Dari ujung terjauh di seberang, sebelah kiri, ibunya mengendarai mobil melaju demikian cepatnya.
Mereka tiba hampir bertabrakan.
Perempuan itu membuka pintu mobil, lalu membantingnya, ”Dimana anakku?!”
Lelaki itu menyandarkan sepedanya di pohon yang kurus itu perlahan-lahan, lalu mengatur napas yang seperti mau putus, ”Aku tak tahu, bukankah aku datang sesaat sebelum kau datang?”
Pada awalnya mata mereka seperti penuh amarah lalu tampak kebingungan dan perlahan kemudian pendar emosi itu mati sebelum menyalak kembali.
Mereka seketika dikagetkan oleh deru angin gasing dari langit berongga di utara sana. Angin memusar makin ke atas makin membesar, dedaunan terbang, sampah-sampah plastik, kertas, botol-botol, genting rumah, ranting-ranting, seorang bocah kecil, dan sebuah layang-layang. Semua berputar-putar terseret gasing angin.
“Anakku!” Jerit perempuan itu.
Mulut lelaki menganga seperti rongga langit itu, lalu tubuhnya lemas, lunglai.
Gadis kecil senang karena impiannya sejak bayi bisa terbang seperti burung dikabulkan Tuhan. Di kepalanya, ia menyimpulkan, bayangan yang meremangkan kuduknya tadi adalah Tuhan.
Ia tak tahu bahwa ayah dan ibunya menangis tersedu dalam pelukan hujan yang turun demikian deras. Mereka seperti orang yang baru bangun lalu si lelaki mengambil sepeda dan mengayuhnya dengan susah payah ke arah puting beliung yang begitu cepat berlari ke arah bukit, si perempuan tak kalah gesitnya menaiki mobil lalu menderu meninggalkan suaminya.
Gadis kecil tak tahu bahwa daun yang menempel di bahunya telah tersedot pusaran beliung itu, melayang-layang, berpusar bersama dirinya.
Graha Aksara-Solo, 21 Februari 2010.
Han Gagas, cerpennya dimuat pelbagai media massa daerah dan nasional seperti Merapi, Kedaulatan Rakyat, Kompas, Republika, Suara Merdeka, Solopos, JogloSemar, Lampungpost, Gong, Global, Seputar Indonesia, Littera, dll. Menerbitkan buku: Sang Penjelajah Dunia (Republika, 2010), dan novel: Tembang Tolak Bala (LkiS, 2011). Mengelola Bengkel Sastra Cawe-cawe dan anggota redaksi buletin sastra Pawon Solo.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Kamis, 05 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar