Kamis, 05 Mei 2011

Membaca “Luka” Empat Penyair Sumut

S. Satya Dharma
http://waspadamedan.com/

Dunia syair di Sumut tampaknya memang tak pernah kering dari bakat-bakat besar pecinta sastra. Sejumlah nama boleh saja pergi atau pralaya. Namun tunas-tunas baru segera tumbuh menggantikannya.

Keadaan ini bisa jadi karena besarnya ruang berekspresi yang diberikan media massa di daerah ini. Bahkan, seperti tak pernah jera, harian Waspada misalnya, hingga kini tetap memberi space cukup besar bagi lahirnya pengarang dan penyair berbakat di daerah ini.

Maka para pengarang besar Sumut boleh saja pergi. Hijrah ke luar daerah atau meninggal dunia. Namun secepat kepergian mereka, secepat itu pula muncul penggantinya. Bahkan, meskipun aktivitas “bersastra” di daerah ini sempat kehilangan gairah seiring dengan perubahan iklim politik dan pergeseran orientasi budaya di masyarakat, namun karya para penyair Sumut tetap saja muncul di banyak media. Baik suratkabar, majalah ataupun antologi sastra lokal dan nasional.

Tak hanya bakat, dunia kepenyairan di Sumut juga menawarkan banyak tema. Dari masalah cinta, alam semesta, nasionalisme, religi hingga realitas kehidupan sehari-hari. Sajak-sajak tematik itu dirangkai dalam kalimat-kalimat yang tidak saja indah, tapi kadang juga menghentak. Memantulkan kegelisahan, luka dan kepasrahan.

Empat sajak tematik yang coba penulis paparkan berikut ini, karya Afrion, Adi Mujabir, Teja Purnama dan Ys. Rat, hanyalah secuil gambaran dari sekian banyak sajak bernuansa luka dan kegelisahan karya para penyair Sumut yang sampai hari ini tetap setia mendedikasikan hidupnya di dunia sastra.

Afrion, penyair kelahiran Kisaran 29 April 1963 ini adalah salah seorang seniman paling produktif di Sumut. Sampai sekarang ia telah menghasilkan sejumlah buku kumpulan sajak dan naskah drama seperti Orang Orang Tercecer, Orang Orang Terasing, Dialog Bathin, Di Ujung Malam, Huma, Monolog Orang Orang Tercecer, Monolog Tanah Negeri dan Semak Kuburan. Sedangkan sajak-sajak dan cerpennya terkumpul dalam antologi Gelombang, Sangsi, Nyanyian Jiwa, Waktu Beku dan Lelaki Bukan Pilihan.

Dari sejumlah sajaknya yang sempat penulis baca, nuansa luka, kegelisahan dan kepasrahan itu ditawarkan penyair ini dalam sajak berjudul “Jejak Langkah” berikut ini;

Jejak Langkah Kepada Dimas Arika Mihardja lima puluh jejak langkah menyapa kabut tipis daun daun gugur mengeja sabda di balik redup cahaya dalam kedap suara merasakan debar jantung debar yang tak jua henti memberi kabar tentang isyarat batu menyingkap tabir usia tapi kelebat camar berkabar tentang risau pohon angin dan guguran daun jatuh di rimbun bambu mengelana dalam jiwa cahaya matamu seketika memahat senja menyeka kelu tulang menikung gelombang lalu kau di antara lelaki bertualang ditumbuhi sayap sekali waktu tiba digaris tanganmu tumbuh bunga-bunga tentang lumut atau batu ketika dadamu tertahan riak rindu angin biaskan cahaya menyambar senja tapi tak ingin darah mengutukmu pergilah ke mihrab
mengejar takdir kembali ke tanah suci.

Nuansa luka, kegelisahan dan kepasrahan itu juga diperlihatkan Adi Mujabir, penyair kelahiran Desa Kota Galuh, Perbaungan, 18 Nopember 1961. Bedanya luka dan kegelisahan itu di tangan penyair yang sudah menghasilkan antologi sajak“Nyanyian Kakus”, “Sajak Ontang” dan “Puisi Aceh: Surat Buat Habiebie” serta tiga novel; “Merajut Angin”, “Ngah Lara” dan “Meludah Rembulan” ini tak berhenti pada kepasrahan total. Adi Mujabir masih mencoba “berontak” dan bahkan menghibur diri di tengah luka jiwanya. Dengan pengucapan khas dialek melayu, perlawanan dan penghiburan diri terhadap luka itu dipaparkan Adi Mujabir dalam sajak berikut ini;

Dodoy Lah Dodoy (Hiburan ayah pada anak) Sulong Sulong ayah beranjak langkah dari laut bukalah hati bile kembali ade kabar tentang selat ade amanah dari layar ada cande dari sampan Sulong Sulong ayah tiap detik pelan terkayuh mengejar pantai disapa pasir kilau menyilau tatap menatap Sulong nyenyak sekejap harumlah mawar tak terusik jantung emaktak terkoyak atap nipah Sulong mendung mengulong dari muare jangan hirup bau keringat dade ayah berkayuh laut biru sebentar hujan menerjang Sulong ayah suroh laut tertidur memeluk ikan-ikan berbantal lumut malam ini agar karang tak selalu garang.

Kegelisahan, luka dan kepasrahan juga diperlihatkan Teja Purnama. Namun berbeda dengan Adi Mujabir, di tangan penyair kelahiran Medan 19 Januari 1973 yang mengaku sudah menulis puisi dan cerpen sejak SMA dan sudah pula menghasilkan sejumlah antologi sajak seperti “Puisi-Puisi Koran Sabtu Pagi”, “Rentang”, “Dalam Kecamuk Hujan”,“Bumi”, “Jejak”, “Antologi Puisi Indonesia”, “Muara Tiga”, “Tengok 2” dan “Denting” ini, nuansa luka dan kegelisahan itu berhenti total pada kepasrahan. Bacalah sajaknya “Setelah Sholat” berikut ini;

Setelah Sholat kamu mengeluh lagi meragukan jarak bersama pernah kamu benar-benar meninggalkanKu tapi Kutau sesekali kau benar-benar menangis merinduKu pernah juga kamu begitu rajin menemuiKu seperti takut kehilangan waktu bahkan tak ragu, tak malu walau usai melupakanKu kini kamu tak tau lagi Kita makin dekat atau jauh.

Sebaliknya, di tangan Ys. Rat luka dan kegelisahan itu justru menjadi sangat sufistik maknanya. Terhadap luka itu, penyair kelahiran Medan, 8 Agustus 1962 ini rupanya tak mau pasrah begitu saja seperti Afrion atau Teja Purnama, sekalipun ia juga tak mencoba untuk berontak seperti Adi Mujabir. Ys. Rat justru “membaca luka” itu untuk menghayatinya. Penyair dengan prestasi yang cukup membanggakan ini, yang juga sudah menghasilkan sejumlah naskah Sandiwara seperti “Hus!”. “Ciluk…. Ba!”, “Bukan”, “Sampah”, “Bukan Mimpi”, “Jodoh” dan“Bum! Bam! Dum! Dam! Dor!”, bahkan mengajak pembaca untuk menjadikan luka sebagai suatu yang harus dihayati. Bacalah sajaknya berikut ini;

Membaca Penuh Penghayatan

Luka-Luka Kita Membaca matahari terbit dan terbenam seperti rombongan burung ketika pulang harus bersarang pada embun jadi terkulai di atas bebatuan mengering kalaupun menolak pengertian. Percuma waktu menggelepar sepanjang perjalanan ada yang melarang menghentikannya Membaca bulan purnama dan tertutup awan seperti lingkaran kucing ketika lapar harus bersekutu pada tikus tak bisa lain kecuali memangsa mimpi kalaupun mengharap belas kasihan. Sia-sia pagi berlumur liur tak berkesudahan ada yang menghadang di setiap perbatasan

Membaca bintang berkedip dan diam seperti barisan ikan ketika menari riang harus menyerah pada gelombang napas berakhir di jala tak bertuan kalaupun mengejar tepian. Tak guna pasir memanas mengurung peristirahatan ada yang menghalau setiap pemufakatan

Membaca matahari, bulan dan bintang adalah membaca penuh penghayatan luka-luka kita.

Sungguh, membaca sajak-sajak karya empat penyair Sumut ini, nyatalah sudah bahwa sekalipun keempatnya memendam luka yang sama, namun mereka punya cara pengucapan yang berbeda. Dan menurutku, itulah kekayaan sejati seorang penyair yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi