Rabu, 19 Desember 2012

Ketika Sastrawan Hamsad Rangkuti Menderita Sakit

Parulian Scott L. Tobing
Harian Analisa, 6 Des 2012

Sebagai mahasiswa baru dan orang baru di kota Medan ini, banyak tempat dan istilah yang baru bagi saya. Saya lahir di Surabaya, gede di Tangerang dan menemukan hal-hal unik di Medan ini. Satu hal yaitu istilah “titi”, yang tidak ditemukan di Jabodetabek. Sebulan lalu saya diajak teman menikmati mie aceh di Titi Bobrok. Kemudian ada teman mengajak ke Titipapan dekat Sikambing dan Titirantai yang tidak begitu jauh dari kampusku. Ini mengingatkanku dengan pengarang cerpen senior yang terkenal, Hamsad Rangkuti yang lahir di Titikuning.
Resensi Buku

Ketika kelas 2 SMA, ada tugas dari guru bahasa Indonesiaku untuk membuat resensi buku dari cerpenis. Ayahku merekomendasikan agar memilih karangan Hamsad Rangkuti. Maka pertama saya pun membaca kumpulan cerita pendek “Lukisan Perkawinan”, kemudian menyusul buku lainnya “Bibir dalam Pispot”. Yang paling terkesan bagiku dari kumpulan cerpen itu adalah cerpen “Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu”. Tidak henti-hentinya saya tertawa sambil membaca cerpen tersebut. Enak dibaca dan perlu.

Hamsad kelahiran Medan, Sumatera Utara, 7 Mei 1943 itu telah menulis cerita pendek sejak 1962 dan pernah menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Horison. Dia telah menerbitkan kumpulan cerpen Lukisan Perkawinan (1982), Cemara (1982), Sampah Bulan Desember (2000), dan Bibir dalam Pispot (2003), yang mendapat penghargaan Khatulistiwa Literary Award. Novel pertamanya, Ketika Lampu Berwarna Merah, mendapat hadiah harapan pada Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 1981. Cerpen Hamsad dikenal memiliki kekhasan: realistis, deskriptif, kaya detil sehingga pembaca dapat terbawa masuk ke dalam kisah yang diceritakannya. Hamsad sangat beruntung pula, beberapa tahun lalu, Hamsad bersama isterinya pernah diundang oleh BBC London untuk jalan-jalan ke London selama beberapa minggu.

Satu elemen yang kerap menjadi proses kreatif Hamsad Rangkuti adalah imajinasi liar. Darimana imajinasi liar itu tumbuh, sepertinya justru berasal dari kisah hidup Hamsad sendiri sewaktu kecil. Dibesarkan bersama enam saudaranya, putra seorang penjaga malam yang merangkap sebagai guru mengaji di pasar Kisaran, Asahan, Sumatera Utara-kota perkebunan itu, membuat Hamsad menjalani hidup sederhana. Untuk membantu orang tua, Hamsad bekerja sebagai buruh lepas di perkebunan tembakau. Tugasnya membalik-balik daun tembakau, lalu mengambil ulat dan dikumpulkan di tabung. Uang ia dapat berdasar seberapa banyak ulat berhasil dikumpulkannya. Ayahnya pun suka bercerita padanya. Karena susahnya kehidupan, Hamsad kecilpun sering menghabiskan hari-harinya dengan melamun dan berimajinasi bagaimana memiliki dan menjadi sesuatu. Maka dalam pikirannya berkembanglah berbagai imajinasi liar, dituangkan dalam cerpennya. Kata pakar, inilah rahasia proses kreatif Hamsad.

Tidak Serius dengan Dunianya

Dalam suatu tulisannya pada majalah Prisma 8 1988, LP3ES (hal 61), Hamsad Rangkuti mengatakan bahwa sasterawan kita hanya menjadikan dunia sastera sebagai suatu batu loncatan. “Sebelum berhasil mengarang bekerja di media massa dia mengarang dan rajin. Tapi kalau sudah berkerja sebagai wartawan, mereka tak hirau lagi dengan dunia sastera. Bagaimana bisa mengharapkan sebuah karya besar dari orang-orang seperti itu?” Hamsad mengajak kita melihat pengarang seperti Ernest Hemingway, yang memusatkan diri pada dunia sastera. Rela bertualang untuk kepengarangan. Untuk kita, mengarang adalah untuk menunjang periuk nasi. Kemudian kita lupakan akan cita-cita yang dulu untuk menjadi pengarang besar. Atau nyawa kepengarangannya sudah lain, sehingga susah. Tidak ada pengarang yang serius dengan dunianya. Cita-cita boleh saja, tetapi untuk menjadi besar perlu usaha dan kerja keras. Kemudian kata Hamsad : Menambah pengetahuan dengan banyak membaca. Soalnya berkarya itu sama saja dengan maaf “be-a-be” – buang air besar. Kalau tidak makan, bagaimana kita bisa buang air besar? Menyelami kehidupan masyarakat, membaca berbagai karya dan tulisan orang lain, mengetahui hal-hal lain, merupakan jalan ke arah itu. Begitu hal itu masuk, yah ada yang dikeluarkan. Dalam masa 1966-1988 hanya pengarang letupan yang muncul, seperti balon pecah, dan kemudian menghilang. mengarang bagi mereka adalah batu loncatan. Selanjutnya Hamsad berkata : Tekanan dan kesulitan hidup akan melahirkan karya besar.

Penyakit Prostat

Diberitakan bahwa, Hamsad Rangkuti sempat dirawat di rumah sakit pada Januari 2012. Saat itu, ia harus buang air kecil melalui perut dan makan memakai selang melalui hidung. Dia lalu menjalani operasi pemasangan cincin untuk menormalkan buang airnya.

Untuk membantu meringankan beban keluarga Hamsad, para seniman dan penggemarnya saat itu menggalang dana melalui berbagai jalur, termasuk Twitter dan Facebook. Penulis cerpen terkenal “Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu” ini adalah salah satu seniman penanda tangan Manifes Kebudayaan pada 1964–pernyataan para seniman yang menolak politik sebagai panglima. Presiden Soekarno melarang kelompok itu karena dinilai menyeleweng dan ingin menyaingi Manifesto Politik yang ia tetapkan.

Menurut Nurwindasari, kondisi Hamsad waktu itu sangat lemah, terutama setelah tangannya patah karena terjatuh di kamar mandi. Hamsad seharusnya dioperasi segera, tapi tak bisa dilakukan karena biayanya tidak cukup. Orang-orang yang ingin membantu Hamsad diharapkan mengirimkan bantuan ke rekening BNI cabang Margonda, Depok, nomor 0106423653 atas nama Hamsad Rangkuti. Terkait penyakit prostat yang telah dideritanya sejak dua tahun lalu. Tapi, “Karena tak ada biaya, akhirnya kami pulang dari rumah sakit seraya mengharapkan mukjizat dari Allah SWT,” kata Nurwindasari, istri Hamsad, pada Minggu dinihari, 30 September 2012, seperti diberitakan Tempo.co, Jakarta. Siapa gerangan yang berkenan membantu Hamsad?

Dikunjungi Menteri BUMN

Menteri BUMN Dahlan Iskan menjenguk seniman/sastrawan Putu Wijaya dan Hamsad Rangkuti di RS Siloam Karawaci Tangerang bangsal Bethsaida lantai 8 kamar 864. Dahlan bersimpati kepada dua sastrawan senior tersebut. “Kita sangat bersyukur keduanya memperoleh kemajuan yang sangat besar,” kata Dahlan, seperti diberitakan Kompas (Jumat (20/10).

Menurut Dahlan Iskan, Hamsad Rangkuti sudah melewati masa kritisnya setelah menjalani operasi bypass jantung. Meski masih sambil berbaring telentang tapi matanya sudah langsung mengenali siapa yang datang dan wajahnya penuh semangat. “Hamsad juga sudah bisa saya ajak bercakap-cakap dan tekanan suaranya juga jelas. Seseorang yang sukses operasi jantung itu fisiknya bisa seperti 10 tahun lebih muda, Hamsad tersenyum lebar. Saya juga melihat tanda-tanda menuju kesembuhan,” tambahnya. Siang ini penulis mengecek ricek ke RS Siloam Tangerang. Humas menjawab, Hamsad sudah pulang ke rumah sejak 25 Oktober 2012.

Masihkah kita rindu agar terus lahir imajinasi liar yang akan melahirkan cerpen-cerpen Hamsad yang menarik dan apik? Semua itu berpulang kepada kesehatannya. Semoga Hamsad lekas pulih dari sakitnya. ***

Dijumput dari: http://www.analisadaily.com/news/read/2012/12/06/92177/ketika_sastrawan_hamsad_rangkuti_menderita_sakit/#.UNDQ96x2Na8

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi