Rabu, 19 Desember 2012

Sastrawan Batubara yang Terlupakan

Damiri Mahmud
Harian Analisa, 4 Nov 2012

Para seniman dan budayawan Kabupaten Batubara sangat terkesan mengingat kembali bahwa di daerah mereka Kabupaten Batubara yang dimekarkan dari Kabupaten Asahan pernah eksis seniman dan sastrawan besar yang selama ini seperti terlupakan. Seperti yang saya kemukakan dalam “Dialog Kebudayaan” yang digelar oleh Kadis Kebudayaan dan Pariwisata bertempat di Balai Resto baru-baru ini, para seniman dan sastrawan dari sini telah mengukir pena mereka dalam mengisi khazanah sastra Indonesia Modern. Tambahan pula, ditilik dari sisi kebudayaan, Batubara memiliki rasa memiliki yang kuat. Sejak dari mulanya lagi, ketika wilayah ini mula dihuni awal abad ke-delapan-belas oleh lima klan: Lima Laras, Tanah Datar, Lima Puluh, Pesisir dan Suku Boga, memang sudah terpisah dari Asahan. Pada zaman penjajahan ketika dibentuk residensi Sumatera Timur, 1889, terdiri dari 5 Afdeling: Deli, Batubara, Asahan, Labuhan Batu, Bengkalis.

Daripada mencari perbedaan yang tak kunjung selesai, lebih baik bersatu menapaki jejak yang dirintis oleh para pendahulu. Tersebutlah misalnya, Syarif Anwar, bertempat tinggal di Tanjung Tiram, Batubara. Dia banyak menulis puisi tentang laut. Puisi-puisinya dimuat di Ruang Kebudayaan, Mimbar Umum, ketika itu diasuh oleh Aoh K. Hadimaja. Salah satu puisinya tentang laut berjudul Aku Raja Laut diikutkan Aoh dalam bukunya Beberapa Faham Angkatan 45. Buku itu ditulis Aoh menguatkan pendapatnya bahwa Angkatan 45 masih terus subur berkembang mengikuti tradisi penulisan Chairil Anwar. Dimasukkannya puisi S. Anwar dalam buku itu di antara sekian banyak puisi penyair Indonesia, karena puisi ini dan punya kualitas dan arti yang bernas untuk direnungkan.

Ada lagi HA Dharsono, seorang penyair yang banyak menulis di tahun 1950-an itu. Begitu juga Usman Al-Hudawi begitu banyak pula menulis cerita pendek di ruang-ruang kebudayaan Medan.

Dt. A. Azmansyah lahir di Lima Laras, Tanjung Tiram, Batubara, 29 Juni 1940. Menulis mulai tahun 1954. Karya-karyanya terutama berupa puisi dimuat di harian dan majalah, seperti “Analisa” dan “Waktu” terbitan Medan, “Panji Masyarakat”, “Mimbar Indonesia” (Jakarta), majalah “Basis” (Jogjakarta) dan majalah “Sastrawan” (Singapura). Puisi-puisinya terkumpul dalam beberapa antoloji seperti:

Bunga Laut, Tangkahan, Antologi Puisi Asean (Bali), Muara (Indonesia/Malaysia). Meraih juara lomba Cipta Puisi Hari Pahlawan Sumut (1959). Juara II Lomba Cipta Puisi se Sumut (TBM, 1981). Meraih Hadiah Kreatifitas Sastra DKM (1982).

Datuk Azmansyah, salah seorang ahli waris Istana Lima Laras. Selalu mengikuti berbagai kegiatan dan seminar sastra dan budaya di Indonesia dan Malaysia.

BY Tand, lahir di Indrapura, Batu Bara, 10 Agustus 1942. Kumpulan Sajaknya Sketsa memenangkan hadiah utama Puisi Putra II Malaysia, 1983, bersama dengan Sapardi Djoko Damono dari Indonesia dan Zurinah Hasan dari Malaysia. Kemenangan BY Tand ini cukup mengejutkan dan menggembirakan. Dia adalah penyair yang cukup menonjol di Indonesia. Puisi, esai dan cerpennya banyak dimuat di harian Waspada, Analisa, Mimbar Umum, Berita Buana, Republika dan terutama di Majalah Sastra Horison. Dia banyak menghadiri seminar di Medan, Jakarta dan di berbagai kota di Malaysia. Tahun 1984 dia membacakan puisinya secara tunggal di TIM Jakarta. Kepenyairan BY Tand menjadikan blantika kesusastraan di Sumatera Utara lebih diperhatikan. Beberapa karyanya diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dan Belanda. Puisi-puisinya masuk dalam antoloji puisi para penyair terkemuka Indonesia: Tonggak, Horison Sastra Indonesia. Kumpulan sajaknya: Ketika Matahari Tertidur (1979), Sajak-sajak Diam (1983). Kumpulan cerpen Si Hitam terbit di Malaysia. Tahun 1982-1992 Lazuardi Anwar bersama BY Tand dan kawan-kawan mendirikan “Dialog Utara” suatu perhimpunan kerjasama dengan Gapena (Gabungan Persatuan Penulis Nasional Malaysia) yang menggelar pertemuan dwitahunan di Sumatera Utara dan Utara Malaysia. Pertemuan ini mendapat perhatian pemerintah kedua Negara serumpun.

Kumpulan Puisi Sketsa yang memenangkan hadiah utama di Malaysia itu belum pernah diterbitkan. Pnyairnya, BY Tand, telah meninggal dunia tahun 2001. Kita tak mengetahui lagi keberadaan naskah itu. Kita perlu menyiasatinya karena merupakan harta dan aset kebudayaan kita. Saya kira ada beberapa lagi karya BY Tand belum kita ketahui bagaimana nasibnya. Setelah dia meninggal dunia BY Tand seperti penyair yang terlupakan. Padahal semasa hidupnya dia telah berbuat untuk kesusastraan dan kebudayaan kita.

Begitu pula karya-karya Dt. A. Azmansyah belum terkumpul secara baik. Padahal beliau penyair yang produktip di masanya, sehingga puisi-puisinya cukup banyak juga. Bagaimana pula dengan karya-karya Usman Al-Hudawi. Beliau pun banyak menulis terutama cerita pendek. Begitu pula dengan karya-karya HA Dharsono, Syarif Anwar, A. Anwar dan Ananta Pinola serta Akhas Taufiq Rokan. Lebih disayangkan pula dengan karya-karya Haity Ibrahim. Dia adalah seorang pengarang perempuan, mungkin satu-satunya, pada masanya. Haity, penulis cerita pendek yang produktip dan bermutu. Jangankan karya-karyanya, bahkan keberadaannya pun sudah tidak lagi diketahui. Terakhir, sekitar tahun enam-puluhan, dia dikatakan pindah ke Jakarta. Pada masanya itu, karya-karyanya banyak dimuat di lembaran budaya “Mimbar Umum” sebuah media yang sangat memperhitungkan kualitas karya.

Sudah saatnya kita bekerja keras mencari jejak akan keberadaan karya-karya mereka yang tenggelam dan terlupakan, karena bagaimana pun di dalamnya tersimpan berbagai hal dan peristiwa yang perlu kita baca dan ketahui.

Ketika hari pertama “Dialog Kebudayaan” itu saya menyebut-nyebut nama Haity Ibrahim, seorang peserta dari Lima Laras, Yohanan, pensiunan Penilik Kebudayaan, menyebutkan Haity Ibrahim masih hidup dan menjadi tetangganya! Saya terkejut besar dan mohon kepada beliau supaya dapat mengajaknya. Saya memang banyak membaca cerpen beliau ketika masih remaja.

Besoknya muncullah seorang perempuan berkulit kuning langsat dengan gurat-gurat kecantikan masih tersisa di wajahnya, Haity Ibrahim. Segera saja pemandu acara mendaulatnya untuk membacakan karya-karyanya. Ada dua puisi yang kita sediakan dan kedua-duanya dibacakannya dengan vocal yang masih baik.

Haity merangkum kisahnya. Tahun 60-an dia diutus oleh Lembaga Kebudayaa Nasional (LKN) ke Jakarta kemudian bermukim di sana. Di sana katanya dia pernah belajar di IKJ dan latihan drama di bawah asuhan Teguh Karya. Setelah lebih tiga puluh tahun di Jakarta, atas permintaan keluarga, tahun 2000 Haity pulang ke Batubara.

“Saya sangat merindukan pertemuan seperti ini…” kesannya mengharukan. Dua belas tahun sudah pulang kampung, namun tak ada yang mengusiknya. Padahal, katanya, dia bersedia melatih para remaja dari ilmu yang didapatnya dari Teguh Karya. Luar biasa!

“Kami sering teriak berdua-dua di pinggir pantai membaca puisi.” Kata Yohanan tertawa ketika ngobrol.

Asro Kamal Rokan lahir di Simpang Dolok, Batubara, 24 Desember 1960. Menulis puisi dan cerpen. Asro membacakan cerpen-cerpennya secara tunggal di Taman Budaya, Medan. Tahun 1984 dia mewawancarai Damiri Mahmud tentang eksistensi sastra di Sumatera Utara, dimuat di “Merdeka”, Jakarta. Wawancara itu memancing polemik besar dan berkepanjangan dan disudahi dengan menggelar Seminar Sehari di Taman Budaya, Medan. Dia hijrah ke Jakarta, 1986, bekerja di Harian Merdeka. Kemudian di Harian Republika, menjadi Pemimpin Redaksi (2003-2005). Pada Juli 2005 Asro menerima Keppres dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Pemimpin Umum LKBN Antara (2005-2007). Kini, Asro bertugas sebagai Dewan Pengawas LKBN Antara dan Special Envoy for General Affair Organization of Asia Pacific News Agencies (OANA). Untuk tugas-tugasnya itu, Asro harus selalu melawat ke luar negeri. Ketika saya menghubunginya supaya dapat hadir dalam dialog ini, Asro mengatakan, bertepatan sekali dia akan berangkat ke Amerika (Sabtu, 20 Okt.) dan baru kembali tanggal 30 Okt.

Melihat potensi besar para seniman dan budayawan yang nyaris tak dikenal dan terlupakan oleh masyarakat Batubara sendiri, para budayawan yang berdialog di Balai Resto itu sepakat akan membuat berbagai kegiatan. Bersama pihak pemerintah (diwakili Asisten II Bupati Batubara, H. Helman Herdady, SH, MAP) para budayawan itu akan menggelar kegiatan masuk sekolah, lomba baca puisi, dan yang tak kurang pentingnya akan memberikan reward atau penghargaan seni kepada para sastrawan yang ikut mengukir dan mengharumkan nama Batubara. Semoga.

Dijumput dari: http://www.analisadaily.com/news/read/2012/11/04/85376/sastrawan_batubara_yang_terlupakan/#.UNDVfKx2Na8

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi