Damiri Mahmud
Harian Analisa, 4 Nov 2012
Para seniman dan budayawan Kabupaten Batubara sangat terkesan mengingat kembali bahwa di daerah mereka Kabupaten Batubara yang dimekarkan dari Kabupaten Asahan pernah eksis seniman dan sastrawan besar yang selama ini seperti terlupakan. Seperti yang saya kemukakan dalam “Dialog Kebudayaan” yang digelar oleh Kadis Kebudayaan dan Pariwisata bertempat di Balai Resto baru-baru ini, para seniman dan sastrawan dari sini telah mengukir pena mereka dalam mengisi khazanah sastra Indonesia Modern. Tambahan pula, ditilik dari sisi kebudayaan, Batubara memiliki rasa memiliki yang kuat. Sejak dari mulanya lagi, ketika wilayah ini mula dihuni awal abad ke-delapan-belas oleh lima klan: Lima Laras, Tanah Datar, Lima Puluh, Pesisir dan Suku Boga, memang sudah terpisah dari Asahan. Pada zaman penjajahan ketika dibentuk residensi Sumatera Timur, 1889, terdiri dari 5 Afdeling: Deli, Batubara, Asahan, Labuhan Batu, Bengkalis.
Daripada mencari perbedaan yang tak kunjung selesai, lebih baik bersatu menapaki jejak yang dirintis oleh para pendahulu. Tersebutlah misalnya, Syarif Anwar, bertempat tinggal di Tanjung Tiram, Batubara. Dia banyak menulis puisi tentang laut. Puisi-puisinya dimuat di Ruang Kebudayaan, Mimbar Umum, ketika itu diasuh oleh Aoh K. Hadimaja. Salah satu puisinya tentang laut berjudul Aku Raja Laut diikutkan Aoh dalam bukunya Beberapa Faham Angkatan 45. Buku itu ditulis Aoh menguatkan pendapatnya bahwa Angkatan 45 masih terus subur berkembang mengikuti tradisi penulisan Chairil Anwar. Dimasukkannya puisi S. Anwar dalam buku itu di antara sekian banyak puisi penyair Indonesia, karena puisi ini dan punya kualitas dan arti yang bernas untuk direnungkan.
Ada lagi HA Dharsono, seorang penyair yang banyak menulis di tahun 1950-an itu. Begitu juga Usman Al-Hudawi begitu banyak pula menulis cerita pendek di ruang-ruang kebudayaan Medan.
Dt. A. Azmansyah lahir di Lima Laras, Tanjung Tiram, Batubara, 29 Juni 1940. Menulis mulai tahun 1954. Karya-karyanya terutama berupa puisi dimuat di harian dan majalah, seperti “Analisa” dan “Waktu” terbitan Medan, “Panji Masyarakat”, “Mimbar Indonesia” (Jakarta), majalah “Basis” (Jogjakarta) dan majalah “Sastrawan” (Singapura). Puisi-puisinya terkumpul dalam beberapa antoloji seperti:
Bunga Laut, Tangkahan, Antologi Puisi Asean (Bali), Muara (Indonesia/Malaysia). Meraih juara lomba Cipta Puisi Hari Pahlawan Sumut (1959). Juara II Lomba Cipta Puisi se Sumut (TBM, 1981). Meraih Hadiah Kreatifitas Sastra DKM (1982).
Datuk Azmansyah, salah seorang ahli waris Istana Lima Laras. Selalu mengikuti berbagai kegiatan dan seminar sastra dan budaya di Indonesia dan Malaysia.
BY Tand, lahir di Indrapura, Batu Bara, 10 Agustus 1942. Kumpulan Sajaknya Sketsa memenangkan hadiah utama Puisi Putra II Malaysia, 1983, bersama dengan Sapardi Djoko Damono dari Indonesia dan Zurinah Hasan dari Malaysia. Kemenangan BY Tand ini cukup mengejutkan dan menggembirakan. Dia adalah penyair yang cukup menonjol di Indonesia. Puisi, esai dan cerpennya banyak dimuat di harian Waspada, Analisa, Mimbar Umum, Berita Buana, Republika dan terutama di Majalah Sastra Horison. Dia banyak menghadiri seminar di Medan, Jakarta dan di berbagai kota di Malaysia. Tahun 1984 dia membacakan puisinya secara tunggal di TIM Jakarta. Kepenyairan BY Tand menjadikan blantika kesusastraan di Sumatera Utara lebih diperhatikan. Beberapa karyanya diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dan Belanda. Puisi-puisinya masuk dalam antoloji puisi para penyair terkemuka Indonesia: Tonggak, Horison Sastra Indonesia. Kumpulan sajaknya: Ketika Matahari Tertidur (1979), Sajak-sajak Diam (1983). Kumpulan cerpen Si Hitam terbit di Malaysia. Tahun 1982-1992 Lazuardi Anwar bersama BY Tand dan kawan-kawan mendirikan “Dialog Utara” suatu perhimpunan kerjasama dengan Gapena (Gabungan Persatuan Penulis Nasional Malaysia) yang menggelar pertemuan dwitahunan di Sumatera Utara dan Utara Malaysia. Pertemuan ini mendapat perhatian pemerintah kedua Negara serumpun.
Kumpulan Puisi Sketsa yang memenangkan hadiah utama di Malaysia itu belum pernah diterbitkan. Pnyairnya, BY Tand, telah meninggal dunia tahun 2001. Kita tak mengetahui lagi keberadaan naskah itu. Kita perlu menyiasatinya karena merupakan harta dan aset kebudayaan kita. Saya kira ada beberapa lagi karya BY Tand belum kita ketahui bagaimana nasibnya. Setelah dia meninggal dunia BY Tand seperti penyair yang terlupakan. Padahal semasa hidupnya dia telah berbuat untuk kesusastraan dan kebudayaan kita.
Begitu pula karya-karya Dt. A. Azmansyah belum terkumpul secara baik. Padahal beliau penyair yang produktip di masanya, sehingga puisi-puisinya cukup banyak juga. Bagaimana pula dengan karya-karya Usman Al-Hudawi. Beliau pun banyak menulis terutama cerita pendek. Begitu pula dengan karya-karya HA Dharsono, Syarif Anwar, A. Anwar dan Ananta Pinola serta Akhas Taufiq Rokan. Lebih disayangkan pula dengan karya-karya Haity Ibrahim. Dia adalah seorang pengarang perempuan, mungkin satu-satunya, pada masanya. Haity, penulis cerita pendek yang produktip dan bermutu. Jangankan karya-karyanya, bahkan keberadaannya pun sudah tidak lagi diketahui. Terakhir, sekitar tahun enam-puluhan, dia dikatakan pindah ke Jakarta. Pada masanya itu, karya-karyanya banyak dimuat di lembaran budaya “Mimbar Umum” sebuah media yang sangat memperhitungkan kualitas karya.
Sudah saatnya kita bekerja keras mencari jejak akan keberadaan karya-karya mereka yang tenggelam dan terlupakan, karena bagaimana pun di dalamnya tersimpan berbagai hal dan peristiwa yang perlu kita baca dan ketahui.
Ketika hari pertama “Dialog Kebudayaan” itu saya menyebut-nyebut nama Haity Ibrahim, seorang peserta dari Lima Laras, Yohanan, pensiunan Penilik Kebudayaan, menyebutkan Haity Ibrahim masih hidup dan menjadi tetangganya! Saya terkejut besar dan mohon kepada beliau supaya dapat mengajaknya. Saya memang banyak membaca cerpen beliau ketika masih remaja.
Besoknya muncullah seorang perempuan berkulit kuning langsat dengan gurat-gurat kecantikan masih tersisa di wajahnya, Haity Ibrahim. Segera saja pemandu acara mendaulatnya untuk membacakan karya-karyanya. Ada dua puisi yang kita sediakan dan kedua-duanya dibacakannya dengan vocal yang masih baik.
Haity merangkum kisahnya. Tahun 60-an dia diutus oleh Lembaga Kebudayaa Nasional (LKN) ke Jakarta kemudian bermukim di sana. Di sana katanya dia pernah belajar di IKJ dan latihan drama di bawah asuhan Teguh Karya. Setelah lebih tiga puluh tahun di Jakarta, atas permintaan keluarga, tahun 2000 Haity pulang ke Batubara.
“Saya sangat merindukan pertemuan seperti ini…” kesannya mengharukan. Dua belas tahun sudah pulang kampung, namun tak ada yang mengusiknya. Padahal, katanya, dia bersedia melatih para remaja dari ilmu yang didapatnya dari Teguh Karya. Luar biasa!
“Kami sering teriak berdua-dua di pinggir pantai membaca puisi.” Kata Yohanan tertawa ketika ngobrol.
Asro Kamal Rokan lahir di Simpang Dolok, Batubara, 24 Desember 1960. Menulis puisi dan cerpen. Asro membacakan cerpen-cerpennya secara tunggal di Taman Budaya, Medan. Tahun 1984 dia mewawancarai Damiri Mahmud tentang eksistensi sastra di Sumatera Utara, dimuat di “Merdeka”, Jakarta. Wawancara itu memancing polemik besar dan berkepanjangan dan disudahi dengan menggelar Seminar Sehari di Taman Budaya, Medan. Dia hijrah ke Jakarta, 1986, bekerja di Harian Merdeka. Kemudian di Harian Republika, menjadi Pemimpin Redaksi (2003-2005). Pada Juli 2005 Asro menerima Keppres dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Pemimpin Umum LKBN Antara (2005-2007). Kini, Asro bertugas sebagai Dewan Pengawas LKBN Antara dan Special Envoy for General Affair Organization of Asia Pacific News Agencies (OANA). Untuk tugas-tugasnya itu, Asro harus selalu melawat ke luar negeri. Ketika saya menghubunginya supaya dapat hadir dalam dialog ini, Asro mengatakan, bertepatan sekali dia akan berangkat ke Amerika (Sabtu, 20 Okt.) dan baru kembali tanggal 30 Okt.
Melihat potensi besar para seniman dan budayawan yang nyaris tak dikenal dan terlupakan oleh masyarakat Batubara sendiri, para budayawan yang berdialog di Balai Resto itu sepakat akan membuat berbagai kegiatan. Bersama pihak pemerintah (diwakili Asisten II Bupati Batubara, H. Helman Herdady, SH, MAP) para budayawan itu akan menggelar kegiatan masuk sekolah, lomba baca puisi, dan yang tak kurang pentingnya akan memberikan reward atau penghargaan seni kepada para sastrawan yang ikut mengukir dan mengharumkan nama Batubara. Semoga.
Dijumput dari: http://www.analisadaily.com/news/read/2012/11/04/85376/sastrawan_batubara_yang_terlupakan/#.UNDVfKx2Na8
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar