Sabtu, 28 Juni 2014

Mengarang untuk Jadi Pengarang?

I Nyoman Suaka
http://www.balipost.co.id

Pelajaran mengarang kini memasuki babak baru. Untuk pertama kali dalam Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun pelajaran 2002/2003, pelajaran mengarang dipraktikkan di tingkat SLTP, SMU dan SMK. Siswa sempat kaget menerima kenyataan ini. Mengarang, dinilai oleh beberapa siswa sangat sulit. Tak ubahnya seperti pelajaran matematika, yang memang sebagian besar tidak diminati oleh siswa.
Ujian praktik mengarang ini terpisah dengan jadwal ujian tulis dan penyelenggaraannya berdasarkan otonomi sekolah masing-masing. Berbeda dengan ujian tulis Bahasa dan Sastra Indonesia yang merupakan induk dari mengarang, materi soalnya didrop dari Depdiknas pusat. Tidak saja mengarang dalam bahasa Indonesia, melalui ujian akhir tahun ini, siswa SMU juga wajib mengikuti praktik mengarang dalam bahasa Inggris. Akibatnya, ketakutan siswa kian bertambah.

Rasa takut dan kaget ini, di lingkungan siswa memang tidak berlebihan. Sebab, selama ini mereka telah dicekoki dengan sistem LJK (Lembar Jawaban Komputer) dan sistem evaluasi multiple choice (pilihan berganda). Kedua sistem ini artinya, peserta ujian tinggal mengucek nomor jawaban yang benar dari beberapa jawaban yang telah disediakan dalam soal itu. Maka dari itu, ketika diinformasikan ada ujian mengarang, siswa tidak percaya. Karena komputer secanggih apapun tidak bisa memeriksa karangan siswa. Pendapat seperti inilah yang merasuki siswa dan juga guru, sehingga pelajaran mengerang di kelas bertahun-tahun diabaikan.

Secara teoritis beberapa jenis karangan telah dipelajari oleh para pelajar seperti karangan narasi, eksposisi, deskripsi, persuasi dan argumentasi. Namun, ketika mereka disuruh mengarang, masalah pun langsung muncul. Kalimat pertama tidak muncul-muncul. Kata dan kalimat berputar-putar di kepala. Keadaan ini sungguh sangat tidak mengenakkan siswa. Apalagi dalam suasana ujian, soal mengarang ada di penghujung waktu. Akhirnya lahirlah sebuah karangan seadanya, asal ngumpul.

Persyaratan mengarang sangat ketat untuk mendapatkan nilai yang baik. Dalam Ebtanas tahun pelajaran 1995/1997 (tanpa LJK) tingkat SMU, soal mengarang bahasa Indonesia, tidak saja ketat tetapi juga cukup banyak. Siswa disuruh mengarang persuasi. Karangan terdiri atas tiga bagian (pendahuluan, isi dan penutup). Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, penggunaan ejaan yang benar, karangan harus rapi, hubungan antarkalimat dalam paragraf, hubungan antarparagraf dalam karangan. Peserta ujian harus memilih salah satu tema dari tiga tema yang telah disediakan dalam soal itu. Dengan persyaratan seperti itu, yang memang sudah standar, siswa tetap saja pusing memikirkan bagaimana caranya agar lahir sebuah karangan.

Caranya, memang tidak muncul begitu saja dalam ujian. Memerlukan waktu, latihan berulang-ulang dan kemauan. Semua itu adalah proses, sebab mengarang atau menulis merupakan suatu keterampilan. Semakin sering dilatih, maka siswa semakin terampil mengarang. Proses seperti ini jarang dilakukan di sekolah dan merupakan hal yang kurang mendapat perhatian oleh sebagian besar guru. Mengarang atau menulis bukan monopoli bidang studi bahasa, mata pelajaran lainnya juga bisa melakukan.

Pincang Mengarang

Sastrawan Taufik Ismail yang baru-baru ini dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa di bidang pendidikan sastra mengatakan, siswa di Indonesia saat ini dalam keadaan rabun membaca dan pincang mengarang. Dalam pidato pengukuhan gelar kehormatan di Universitas Negeri Yogjakarta itu, Taufik mengusulkan agar dalam setahun siswa setingkat SMU wajib menghasilkan 36 karangan dalam 36 kali pertemuan. Siswa SLTP wajib menulis 24 karangan (dalam 24 kali pertemuan setahun) dan siswa SD menghasilkan 12 karangan (dalam 12 kali pertemuan setahun).

Mengarang tidak bisa dipisahkan dari membaca. Bahkan kegiatan membaca sebagai modal dasar untuk siswa dapat mengarang. Untuk itu, Taufik yang sangat prihatin dengan kondisi pendidikan sastra di tanah air kembali mengusulkan agar siswa SMU wajib membaca buku sastra, 15 buah buku selama 3 tahun, siswa SLTP, 9 buku dan siswa SD, 3 buku sastra. Usulan berupa data-data mengarang dan membaca itu yang telah lama diperjuangkan oleh para sastrawan, akhirnya diterima oleh Pusat Kurikulum Depdiknas.

Penjabaran kurikulum seperti itu tentu tidak mudah dan tidak mungkin sekaligus. Sebab melibatkan banyak hal seperti penyediaan buku sastra, pengkaderan guru-guru khusus mengajar sastra, dan Ebtanas. Semua itu telah dirintis dan dirasakan di lingkungan pendidikan atas kerja sama Depdiknas dengan beberapa orang sastrawan melalui kegiatan-kegiatan sastra di pusat maupun daerah. Khusus tentang Ebtanas, yang kini berganti nama menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN) telah menampakkan hasil dengan diadakannya ujian praktik mengarang.

Mengarang memang wajib dan harus dipraktikkan. Ujian ini akan berdampak pada proses pembelajaran di kelas. Bagaimanapun, seorang guru kini harus menoleh kembali proses belajar mengajar di kelas. Guru yang paling berkompeten dalam hal ini adalah guru bahasa Indonesia. Kompetensi pelajaran bahasa Indonesia seperti yang dituntut dalam KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), salah satunya adalah siswa mampu mengarang atau menulis.

Tak Jadi Pengarang

Walaupun mengarang ini getol diperjuangkan oleh Taufik Ismail dan sastrawan lainnya, menurut hemat penulis, pelajaran mengarang di sekolah bukan untuk menghasilkan atau mencetak para sastrawan. Memang ada kesan seperti itu. Akan tetapi, mengarang dalam pengertian yang lebih luas — menulis, merupakan hal yang esensial dalam dunia pendidikan. Kemauan menulis merupakan cermin kaum terpelajar, bukankah begitu?

Kemampuan menulis di tingkat pendidikan dasar dan menengah akan sangat berpengaruh dengan kemampuan siswa kelak melanjutkan ke perguruan tinggi. Banyak tugas seperti peper, makalah, laporan dan skripsi harus diselesaikan dengan menulis atau mengarang.

Pada realitasnya, banyak mahasiswa yang terbengkalai kuliahnya, gara-gara tak mampu menulis. Demikian juga setelah bekerja, banyak pekerjaan yang terkait dengan tulis-menulis seperti laporan kegiatan, surat menyurat dan menyusun proposal. Bahkan zaman sekarang ini adalah ”zaman proposal”. Sedikit-sedikit buat proposal untuk mendapatkan dana, dari dana yang bernilai satu juta sampai ratusan juta jumlahnya.

*) I Nyoman Suaka, IKIP Saraswati Tabanan 

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi