Naskah Drama Karya: Rodli TL *
Sinopsis
Andong Sari terusir dari istana, lantaran cemburu berujung fitnah. Ia harus membawa lari bayi lelakinya ke hutan utara, sampai Gunung Ratu dengan di temani seekor garangan dan kucing. Bayi itu ia beri nama Joko Modo.
Joko Modo, Gajah Mada adalah toko sentral Majapahit yang mencapai kejayaannya dengan pusat pemerintah di Wilwatikta. Dinasti yang didirikan Raden Wijaya ini mencapai puncak kejayaan di era Hayam Wuruk.
Joko Modo, Gaja Madah seringkali mengalahkan pemberontakan yang dipimpin Ra Kuti terhadap Raden Wijaya yang dianggap tidak pantas menjadi raja, lantaran Raden wijaya bukan keturunan asli jawa, namun berdara campuran.
Joko Modo, Gajah Mada terus melawan pemberontak dengan semangat Sumpah Palapa untuk menyatukan nusantara.
Adegan 1
Musik gamelan dan rancak bambu.
Para penari bergerak seperti ular, gerakannya lincah dan menggelombang. Gerakannya nampak indah. Dari tubuh tarian ular itu muncul garangan dan kucing menari dengan tarian yang lucu, namun tetap seirama dengan kelompok penari lain.
Adegan 2
Beberapa menit kemudian, muncul perempuan yang menggendong bayi dengan tariannya. Ia adalah Dewi Andongsari.
Adegan 3
Kelompok penari ular bergerak mengelilingi Dewi Andongsari, lalu pergi meninggalkannya.
Adegan 4
Dewi Andongsari menari sendiri. Lalu menyampaikan harapan anaknya.
Dewi Andongsari : Bersama engkau aku menari, anakku. Engkau adalah gunung sebagai pasak kehidupan. Kehidupan itu bernafas sejuk, nafasnya diantara akar-akar tanah. Engkau adalah lelaki keturunan raja. Semoga engkau menjadi lelaki pengikat bumi, seperti gunung dan pepohonannya. Anakku, Engkau aku beri nama Jaka Modo.
Musik
Dari kejauhan tiba-tiba muncul teriakan kasar kepada Dewi Andongsari.
Suara-Suara: Andongsari, engkau adalah perempuan rendah. Jangan engkau harap, anakkmu menjadi pewaris majapahit. Pergi, pergi, pergi! Jangan engkau injak tanah istanah. Dewi Andongsari dan anaknya harus enyah!
Musik keras dengan tarian yang mengamuk. Garangan dan kucing mengaum. Joko Modo yang masih ada di gendongan ibunya menangis keras. Dewi Andongsari berlarian kesana kemari.
Adegan 5
Musik melemah. Andongsari menangis terpojok. Dewi Andongsari bergumam menyanyi
Dewi Andongsari : (menari dan menyanyi dengan tidak bertenaga)
Tiada kekuatan yang buat untuk lawan
Duh Gusti, di atas kahyangan
Tolong, tolong, Sang Maha Penyayang.
Adegan 6
Dewi Andongsari, awalnya ia larut sedih, namun ia cepat sadar. Ia harus bersemangat dan kuat membesarkan anaknya. Dewi Andongsari menari lucu mengudang anaknya.
Muncul Garangan dan Kucing ikut menari dan menemani. Mereka sangat bergembira menghibur Jaka Modo.
Dewi Andongsari: Ayo teruslah berjoget, kucing! Lo kenapa engkau berhenti berjoget, Garangan?
Garangan: (Mengaum ngambek).
Dewi Andongsari: Walah, cemburu, ngambek… ya kalau yang berjoged hanya kucing, ya tidak ramai. Ayo Garangan, kamu harus berjoged juga. Agar Jaka Modo tertawa senang.
Dewi Andongsari tersenyum. Ia menari pelan. Tariannya menggambarkan seorang ibu yang sedang merawat anaknya dengan kasih sayang.
Garangan, kucing dan semuanya menari dengan tarian seperti yang dilakukan Dewi, merawat anak dengan kasih sayang, dengan suasana gembira.
“Anak kita adalah cinta
Tumbuh besar menjadi cita
Dirawat, dididik menjadi jiwa
Jiwa-jiwa kebesaran nusantara.
Dewi Andongsari: Garangan dan kucing. Saya mau turun ke telaga. Tolong jaga sebentar Jaka Modo. Menari dan menyanyilah agar tidak menangis.
Garangan dan kucing berisyarat bersedia dengan senang. Mereka cepat bertingkah ngudang si bayi. Akhirnya mereka kelelahan dan istirahat menjahu dari bayi.
Dari kejauhan terdengar suara desis ular. Suasana seperti mengancam. Ular itu langsung mendekat pada bayi dan melilitnya, bukan untuk memakannya, namun bermaksud memeluk dan melindunginya.
Ular: Si bayi ini keturunan dari pasangan yang jauh berbeda, raja dan selir. Lalu menjadi nasib yang seperti yang tidak ditanggung hidup. Bayi ini harus dilindungi sebab dari tubuhnya tercium bau kebesaran cinta tanahnya.
Garangan dan kucing terjaga, kaget melihat ular yang sedang melilit bayi Jaka Modo. Mereka saling melihat. Kucing dan Garangan mau menyerang ular berusaha merebut dari lilitan ular. Ular berusaha bertahan bermaksud menjaga Jaka Tarub dari serangan Garangan dan Kucing. Mereka saling menyerang. Akhirnya tubuh ular berhasil tercakar dan lepaslah lilitannya. Bayi terlempar ular terkapar.
Garangan dan kucing melompat menyelamatkan bayi, namun dihadapannya sudah muncul Dewi Andongsari.
Dewi Andongsari marah sebab menganggap Garangan dan kucing memakannya.
Dewi Andongsari: Ternyata kalian mengikuti betul-betul bermaksud membunuh anakku. Menunggu saat yang tepat melaksanakan tugas Ratu. Garangan dan kucing kalian puas telah memakan Jaka Modo. Sekerang mendekatlah dan terkamlah tubuhku. Bila tidak, kepala kalian akan pecah dengan kayu ini. (Bergerak dengan kayu di tangan. Menjerit seperti kesurupan) Ayo terkamlah tubuhku, makanlah seperti engkau memakan anakku Jaka Modo!
Garangan dan kucing sangat ketakutan, mereka mundur pelan-pelan dan akhirnya pukulan kayu itu berkali-kali menampar kepalanya. Garangan dan Kucing akhirnya tekapar mati.
Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara tangisan bayi. Dewi Andongsari mendengarnya. Cepat ia berlarian mencarinya. Dewi Andongsari kaget kala menemukan tubuh anaknya yang bergerak utuh. Ia melihat disampingnya ada seekor ular yang besar yang tergeletak. Dewi Andongsari menyesal, Cakar, mulut dan tubuh Garangan dan kucing yang berlumuran darah itu bukan darah bayinya, tapi darah ular. Dewi Andongsari menangis menyesal.
Dewi Andongsari: (berjalan kesana kemari dengan sedih)
Tiada kekuatan yang buat untuk lawan
Duh Gusti, di atas kahyangan
Tolong, tolong, Sang Maha Penyayang.
Adegan 7
Musik dan tarian gembira dengan suasana anak-anak bermain. Muncul Jaka Modo telah menjadi bocah yang besar. Ia mengembala kerbau.
Adegan 8
Saat Jaka Modo mengembala, ia berunlangkali melihat pertarungan dan peperangan di lereng yang nampak dari atas bukit.
Adegan 9
Dari beberapa peristiwa perang tersebut Jaka Modo bercita-cita mendamaikannya.
Jaka Modo menjadi pemuda besar. Akhirnya ia menjadi Pati Majapahit dan mengucapkan Sumpah Palapa.
Sira Gajah Mada Pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa
Sira Gajah Mada lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa
Lamun kalah ring gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa.
Panggung menjadi tarian para prajurit yang gagah menyatukan nusantara.
Lamongan, Jawa Timur, 13 Juli 2017.
_____________________________
*) Rodli TL, seorang dramawan Jawa Timur yang telah menulis puluhan naskah drama sekaligus menyutradarainya. Ia lahir di Lamongan pada tanggal 17 Juni 1976. Sejak lulus dari Teater Tiang di Universitas Jember tahun 2004, ia mendirikan sanggar anak Sang_BALA, Kelompok Belajar Bermain Drama yang sampai sekarang memiliki ratusan anak asuh yang terus-menerus berlatih di sanggar yang berdiri kokoh, serta memiliki tempat pertunjukan permanen di kampung halamannya, Candi Tunggal, Kalitengah, Lamongan. Ia juga dosen CCU, Creative Writing, Sastra dan Film di Universitas Islam Darul Ulum Lamongan. Di tahun 2008, mendapatkan penghargaan dari Mendiknas sebagai pengajar kreatif di bidang seni pertunjukan anak pada Festival Seni Internasional. Tahun 2010, karyanya kembali menjadi yang terbaik di Festival Seni Internasional tersebut. Puluhan naskah drama yang telah ditulisnya; ‘Mulut’ 2000, ‘Tarian Tanah’ produksi 2001, ‘Eksekusi Suatu Hari Kemudian’ 2002, ‘Ketinggalan Kereta’ 2003, ‘Adam Hawa,’ produksi 2004, ‘Si Lita’ 2004, ‘Ubah Bintang’ 2005, ‘Kibar Bendera Sarto’ 2006. Novel ‘Dazedlove’ diterbitkan Pustaka Ilalang 2005, ‘Hah’ 2007, ‘Kapak Berhala’ diterbitkan PUstaka puJAngga 2008, ‘Mimpi Buruk Penari’ 2007, ‘Bunglon dan Kupu-Kupu’ 2005, ‘Past Game’ Festival Seni Internasional 2008 PPPPTK Seni Budaya Yogyakarta, ‘Ibu Bumi,’ diproduksi Teater Nafas Kata 2009, ‘Kesetiaan Sang Istri,’ produksi Teater Roda dan DISBUDPAR JATIM 2009, ‘Perempuan Bunga Kamboja’ 2009, ‘Roh Jahat’ 2009, ‘Membunuh Hayalan’ produksi Teater Kotak Hitam 2010, ‘Dewi Sri’ karya pertunjukan terbaik Festival Seni Internasional PPPPTK Seni Budaya Jogjakarta 2010, ‘Wasiat Gelap’ 2010, ‘Anoman Kecil’ 2012, ‘Manusia Kardus’ 2012, ‘Orang Asing’ 2012, ‘Kadet Suwoko,’ Sutradara Terbaik Lomba Teater Bulan Bahasa UM 2011, ‘Prahara Amitunon’ 2013, ‘Kupatan,’ pertunjukan terbaik II Drakolah Jawa Timur 2014, ‘Nyanggring’ 2013, Novel Pertunjukan ‘Anak Kalap’ 2013, ‘Raja Kasa’ 2013, ‘Klebon Grasak’ 2014, ‘Situ Bagendit’ 2014, ‘Ada Yang Menangis Sepanjang Hari’ 2014, ‘Dhaeng Sekara’ 2014, ‘Iblis Menangis’ 2014. Puluhan naskah drama tersebut telah menjadi bagian penting perkembangan dunia teater di Lamongan sampai ke panggung Internasioanal.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Aziz Masyhuri
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.J. Susmana
A.S. Laksana
Aa Maulana
Abdi Purnomo
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Acep Zamzam Noor
Ach. Sulaiman
Achdiar Redy Setiawan
Adhitia Armitrianto
Adhitya Ramadhan
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Afrizal Malna
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus M. Irkham
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Wibowo
Aguslia Hidayah
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Rafiq
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Ali Ibnu Anwar
Ali Murtadho
Alia Swastika
Alunk S Tohank
Amanda Stevi
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anes Prabu Sadjarwo
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Suparyanto
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
Ardi Bramantyo
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Arif Bagus Prasetyo
Aris Setiawan
Arman AZ
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Dudinov Ar
Asep Sambodja
Asvi Warman Adam
Awalludin GD Mualif
Ayung Notonegoro
Bagja Hidayat
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kariyawan Ys
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Boni Dwi Pramudyanto
Bonnie Triyana
Boy Mihaballo
Bre Redana
Brunel University London
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiman Sudjatmiko
Bulqia Mas’ud
Bung Tomo
Burhanuddin Bella
Cak Kandar
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abshar
Chamim Kohari
Chandra Johan
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Dudu AR
D. Kemalawati
D. Zawawi Imron
Dadang Kusnandar
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darmanto Jatman
David Krisna Alka
Deddy Arsya
Dedi Muhtadi
Dedy Tri Riyadi
Deni Andriana
Denny JA
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Dewi Rina Cahyani
Dian
Dian Hartati
Dian Sukarno
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dino Umahuk
Djadjat Sudradjat
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Dorothea Rosa Herliany
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi S. Wibowo
Dwi Wiyana
Dwicipta
E. Syahputra
Ebiet G. Ade
Eddy Flo Fernando
Edi Sembiring
Edy Firmansyah
Eep Saefulloh Fatah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Ekky Siwabessy
Eko Darmoko
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Wahyuningsih
Endhiq Anang P
Erwin Y. Salim
Esai
Esha Tegar Putra
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fahmi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Kurnianto
Fajar Setiawan Roekminto
Fakhrunnas MA Jabbar
Farid Gaban
Fathan Mubarak
Fathurrahman Karyadi
Fatkhul Anas
Fazar Muhardi
Febby Fortinella Rusmoyo
Felik K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fitri Yani
Frans Ekodhanto
Frans Sartono
Franz Kafka
Fredric Jameson
Friedrich Nietzsche
Fuad Anshori
Fuska Sani Evani
G30S/PKI
Gampang Prawoto
Ganug Nugroho Adi
Geger Riyanto
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Gibb
Gilang Abdul Aziz
Ging Ginanjar
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunoto Saparie
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim H.D.
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko Adinugroho
Happy Ied Mubarak
Hardi Hamzah
Harfiyah Widiawati
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Hari Santoso
Harie Insani Putra
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helmi Y Haska
Helwatin Najwa
Hendra Sugiantoro
Hendri R.H
Hendry CH Bangun
Henry Ismono
Hepi Andi Bastoni
Heri KLM
Heri Latief
Herie Purwanto
Herman Rn
Heru CN
Heru Joni Putra
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
I Tito Sianipar
Ibnu Wahyudi
Icha Rastika
Idha Saraswati
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Ilenk Rembulan
Ilham Q Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Irfan Budiman
Ismi Wahid
Istiqamatunnisak
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iyut FItra
Izzatul Jannah
J Anto
J.S. Badudu
Jafar M. Sidik
Jamal D Rahman
Jamal T. Suryanata
Jamil Massa
Janual Aidi
Januardi Husin
Javed Paul Syatha
Jefri al Malay
JJ Kusni
JJ Rizal
Jo Batara Surya
Jodhi Yudono
Johan Khoirul Zaman
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Jusuf AN
Karkono
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Ken Rahatmi
Khairul Amin
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kirana Kejora
Koh Young Hun
Komang Ira Puspitaningsih
Komunitas Deo Gratias
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lela Siti Nurlaila
Lidia Mayangsari
Lie Charlie
Liestyo Ambarwati Khohar
Liza Wahyuninto
Lukas Adi Prasetyo
Luky Setyarini
Lutfi Mardiansyah
M Fadjroel Rachman
M. Arman A.Z
M. Arwan Hamidi
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Mustafied
M. Nahdiansyah Abdi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahdi Idris
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Mainteater Bandung
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Bo Niok
Mario F. Lawi
Mark Hanusz
Marsudi Fitro Wibowo
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Marwanto
Maryati
Mashuri
Matdon
Matroni A. el-Moezany
Maya Mustika K.
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mezra E. Pellondou
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Mila Novita
Misbahus Surur
Muhajir Arrosyid
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Antakusuma
Muhammad Iqbal
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Nanda Fauzan
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Mulyadi J. Amalik
Munawir Aziz
Murparsaulian
Musdalifah Fachri
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W. Hasyim
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nazaruddin Azhar
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Neni Nureani
Ni Putu Rastiti
Nirwan Dewanto
Nita Zakiyah
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Nur Faizah
Nur Syam
Nur Wahida Idris
Nurani Soyomukti
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurrudien Asyhadie
Nurul Anam
Nurul Hadi Koclok
Nurur Rokhmah Bintari
Nuryana Asmaudi
Odi Shalahuddin
Oei Hiem Hwie
Okky Madasari
Okta Adetya
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso HN
Pablo Neruda
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Parakitri
Parulian Scott L. Tobing
PDS H.B. Jassin
Pengantar Buku Kritik Sastra
Pepih Nugraha
Pesan Al Quran untuk Sastrawan
Petrik Matanasi
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Ponorogo
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi Abdi Surya
Prof Dr Faisal Ismail MA
Prosa
Puisi
PuJa
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
PUstaka puJAngga
Putri Utami
Putu Setia
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Radhar Panca Dahana
Ragil Supriyatno Samid
Rahmat Sudirman
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan Pohan
Rameli Agam
Ramon Damora
Ranang Aji SP
Ratih Kumala
Ratna Ajeng Tejomukti
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reko Alum
Reny Sri Ayu
Resensi
Revolusi
RF. Dhonna
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Rinto Andriono
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabpri Piliang
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifur Rohman
Sainul Hermawan
Sajak
Sal Murgiyanto
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salyaputra
Samsudin Adlawi
Sandipras
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra
Sastra Perlawanan
Sastri Sunarti
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shafwan Hadi Umry
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Irni Nidya Nurfitri
Siti Rutmawati
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Sudarmoko
Sulaiman Tripa
Sultan Yohana
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Suroto
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suwardi Endraswara
Syaiful Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syarifudin
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Tantri Pranashinta
Tanzil Hernadi
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Th. Sumartana
Theo Uheng Koban Uer
Theresia Purbandini
Thowaf Zuharon
Tien Rostini
Titian Sandhyati
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toef Jaeger
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tri Wahono
Triyanto Triwikromo
Tu-ngang Iskandar
Tulus Wijanarko
Udin Badruddin
Udo Z. Karzi
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Laila Sari
Umi Lestari
Universitas Indonesia
Untung Wahyudi
Virdika Rizky Utama
Vyan Taswirul Afkar
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Widi Wastuti
Wiji Thukul
Wisnu Kisawa
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Yona Primadesi
Yosephine Maryati
Yosi M Giri
Yudhis M. Burhanuddin
Yulizar Fadli
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yuyuk Sugarman
Zainal Arifin Thoha
Zaki Zubaidi
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zulkarnain Zubairi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar