Kamis, 20 Mei 2021

Amuk Perang Ego Capgomeh

Sofian Dwi
seputar-indonesia.com
 
Para pemain saat melakukan pementasan teater bejana dengan judul “Nonton Capgomeh” di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Pasar Baru, Jakarta (03/02). Pementasan teater Nonton Capgomeh ini merupakan karya Kwee Tek Hoay yang akan dipentasankan untuk melestarikan dan mengangkat karya sastra Melayu Tionghoa dan merayakan hari besar Imlek bagi warga Tionghoa.
 
Dari sastra Melayu Tionghoa, Teater Bejana terus berproduksi. Karya Sastrawan Melayu Tionghoa KweeTek Hoay, Nonton Capgomeh kembali diangkat.
 
Naskah ini mengisahkan lonflik antara suami dan istri dalam sebuah rumah tangga, karena mempertahankan ego masing-masing. Beberapa jam sebelum perayaan Capgome berlangsung, di sebuah ruang keluarga, pasangan suami istri Thomas (Zickry A Ramadhan) dan Lies (Devi A Satriani) tengah bertengkar. Mereka mempertahankan ego masing-masing. Thomas ingin menonton Capgome berdua saja dengan Lies, tapi Lies tidak diijinkan oleh keluarganya.
 
Menurut Lies, aturan keluarganya mengharuskan Lies dan Thomas pergi bersama keluarga guna menonton perayaan Capgome. Aturan itu wajib hukumnya bagi Lies dan keluarganya. Namun,menurut Thomas yang terbentuk dari keluarga moderat, aturan tersebut sudah usang. Dari persoalan ego itulah, permasalahan makin menjadi-jadi. Thomas lantas memilih untuk tinggal di rumah,sementara Lies pergi menonton perayaan Capgome bersama keluarga besarnya.
 
Saat Thomas di rumah, tiba-tiba Frans Liem (Bobby Kardi) muncul. Frans mengajak Thomas untuk menonton Capgome bersamasama. Tapi justru Thomas bercerita perihal yang tengah membelitnya. Sebagai kawan baik, Frans pun melontarkan ide. Ia bersedia menyaru sebagai perempuan guna memanasi keluarga Liem. Frans berupaya menjadi perempuan asal Semarang dan akan nampak mesra menggandeng Thomas di keramaian.
 
Tujuannya, agar Liem cemburu dan mau diajak Thomas berjalan-jalan berdua. Thomas setuju dan rencana itu berhasil. Di depan Hongkong Resto, keluarga Liem, termasuk Diana kawan Liem, yang tengah memperhatikan lalu lalang tiba-tiba mempergoki Thomas. Diana mengejar diikuti ibunda Liem dan sanak keluarganya. Thomas tenang saja. Bahkan dengan bangga Thomas mengenalkan Frans yang berganti nama menjadi Siocia Goei ke keluarga Liem. Mereka pun gusar.
 
Liem cemburu berat. Ia marah dan menangis untuk kemudian pulang ke rumah. Acara nonton Capgome pun berantakan. Persoalan pun menjadi semakin pelik manakala Diana menawarkan Liem untuk membalas polah tingkah Thomas. Diana pun melontarkan ide untuk menyaru sebagai laki-laki. Berdua mereka mencari Thomas. Dengan berpakaian ala Eropa, Liem pun menggandeng Diana. Tapi belum juga bertemu Thomas, Liem yang tengah mengandeng laki-laki, justru kepergok keluarga Thomas.
 
Persoalan pun menjadi makin runyam, karena orang tua Thomas langsung mendatangi rumah keluarga Liem. Pertengkaran antar mertua pun semakin menjadi-jadi. Untunglah Kie Kang muncul sebagai penengah. Kie Kang yang secara tidak sengaja melihat polah pasangan suami istri itu mendatangi rumah keluarga Liem dan membawa serta Diana dan Frans yang masih menyaru. Akhirnya keluarga besar itu berdamai dan pada akhirnya membolehkan Thomas dan Liem menonton Capgome berdua.
 
“Pada akhirnya memang yang moderat menang. Aturan kuno itu justru menjadi persoalan,” terang sutradara Teater Bejana Daniel H Jacob usai pementasan Nonton Capgomeh di Gedung Kesenian Jakarta, 2-4 Februari. Dalam beberapa tahun belakangan, Teater Bejana kerap memainkan naskah dari sastrawan Melayu Tionghoa. Mereka sepertinya hendak menggarap naskah-naskah ini, karena jarang sekali kelompok teater yang menggarap naskah Melayu Tionghoa.
 
Naskah Nonton Capgome sendiri sudah pernah dipentaskan beberapa tahun lalu. Bahkan saat Jakarta Biennale #4 lalu, naskah ini juga dibawakan beberapa adegan di Kelenteng Petak Sembilan. Kala itu, mereka mementaskan lakon ini di tempat terbuka.Tapi tidak secara keseluruhan cerita dibawakan. Baru pada 2-4 Februari ini, mereka mementaskan ulang naskah ini dengan setting panggung layaknya perkampungan pecinan pada tahun 1930.
 
Sayangnya, dalam cerita ini set panggung seperti tidak mengalami perubahan dari tahun lalu. Panggung tetap sama seperti pertunjukan Zonder Lentera. Perkampungan China, dengan kanan dan kiri ditempatkan warung makan. Hal yang sama juga dilakukan dengan penampilan Barongsay dan Liong. “Memang naskah ini ditulis hampir bersamaan, yang terjadi di tahun 1930-an. Jadi, untuk set panggung juga kurang lebih sama seperti Zonder Lenteratahun lalu,” terang Daniel.
 
Tapi, apa yang dilakukan Teater Bejana dalam mengusung cerita-cerita dari Melayu Tionghoa memang layak untuk diapresiasi. Selama ini sastra Melayu Tionghoa memang sedikit tenggelam. Padahal sastrawan Melayu Tionghoa bertebaran pada tahun-tahun 30-an. Namun, nama mereka justru tenggelam karena tidak dimunculkan. Kwee Tek Hoay misalnya.
 
Sastrawan yang lahir di Bogor, 31 Juli 1889, dan meninggal di Sukabumi, 4 Juli 1952 ini, merupakan salah satu penulis Tionghoa yang paling terkemuka. Dia seorang Sastrawan, wartawan, penulis teori puisi, filsafat, dan pemikir soal-soal kebangsaan. Lebih dari 115 karya, yang meliputi novel, drama, teori puisi, agama, filsafat, dan politik telah ia hasilkan.
 
Tapi namanya tak muncul di dalam kamus pendidikan sastra. Yang terjadi kemudian, sastrawan Melayu Tionghoa kalah pamor dibanding sastrawan era Balai Pustaka.

05 February 2012 http://sastra-indonesia.com/2012/02/amuk-perang-ego-capgomeh/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Aziz Masyhuri A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.J. Susmana A.S. Laksana Aa Maulana Abdi Purnomo Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Acep Zamzam Noor Ach. Sulaiman Achdiar Redy Setiawan Adhitia Armitrianto Adhitya Ramadhan Adi Marsiela Adi Prasetyo Afrizal Malna Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Buchori Agus M. Irkham Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Wibowo Aguslia Hidayah Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Rafiq Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Ali Ibnu Anwar Ali Murtadho Alia Swastika Alunk S Tohank Amanda Stevi Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anes Prabu Sadjarwo Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Suparyanto Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam Ardi Bramantyo Arie MP Tamba Arief Junianto Arif Bagus Prasetyo Aris Setiawan Arman AZ Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Dudinov Ar Asep Sambodja Asvi Warman Adam Awalludin GD Mualif Ayung Notonegoro Bagja Hidayat Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kariyawan Ys Bambang Kempling Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Boni Dwi Pramudyanto Bonnie Triyana Boy Mihaballo Bre Redana Brunel University London Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiman Sudjatmiko Bulqia Mas’ud Bung Tomo Burhanuddin Bella Cak Kandar Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chairul Abshar Chamim Kohari Chandra Johan Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Dudu AR D. Kemalawati D. Zawawi Imron Dadang Kusnandar Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darmanto Jatman David Krisna Alka Deddy Arsya Dedi Muhtadi Dedy Tri Riyadi Deni Andriana Denny JA Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Dewi Rina Cahyani Dian Dian Hartati Dian Sukarno Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dino Umahuk Djadjat Sudradjat Djoko Pitono Djoko Saryono Dorothea Rosa Herliany Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi S. Wibowo Dwi Wiyana Dwicipta E. Syahputra Ebiet G. Ade Eddy Flo Fernando Edi Sembiring Edy Firmansyah Eep Saefulloh Fatah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Ekky Siwabessy Eko Darmoko Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Wahyuningsih Endhiq Anang P Erwin Y. Salim Esai Esha Tegar Putra Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fahmi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Kurnianto Fajar Setiawan Roekminto Fakhrunnas MA Jabbar Farid Gaban Fathan Mubarak Fathurrahman Karyadi Fatkhul Anas Fazar Muhardi Febby Fortinella Rusmoyo Felik K. Nesi Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fitri Yani Frans Ekodhanto Frans Sartono Franz Kafka Fredric Jameson Friedrich Nietzsche Fuad Anshori Fuska Sani Evani G30S/PKI Gampang Prawoto Ganug Nugroho Adi Geger Riyanto Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Gibb Gilang Abdul Aziz Ging Ginanjar Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunoto Saparie Gusti Eka H.B. Jassin Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim H.D. Hamdy Salad Han Gagas Handoko Adinugroho Happy Ied Mubarak Hardi Hamzah Harfiyah Widiawati Hari Puisi Indonesia (HPI) Hari Santoso Harie Insani Putra Haris del Hakim Haris Priyatna Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helmi Y Haska Helwatin Najwa Hendra Sugiantoro Hendri R.H Hendry CH Bangun Henry Ismono Hepi Andi Bastoni Heri KLM Heri Latief Herie Purwanto Herman Rn Heru CN Heru Joni Putra Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat I Tito Sianipar Ibnu Wahyudi Icha Rastika Idha Saraswati Ignas Kleden Ignatius Haryanto Ilenk Rembulan Ilham Q Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Irfan Budiman Ismi Wahid Istiqamatunnisak Iwan Komindo Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iyut FItra Izzatul Jannah J Anto J.S. Badudu Jafar M. Sidik Jamal D Rahman Jamal T. Suryanata Jamil Massa Janual Aidi Januardi Husin Javed Paul Syatha Jefri al Malay JJ Kusni JJ Rizal Jo Batara Surya Jodhi Yudono Johan Khoirul Zaman Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Jusuf AN Karkono Kasnadi Katrin Bandel Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Ken Rahatmi Khairul Amin Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kirana Kejora Koh Young Hun Komang Ira Puspitaningsih Komunitas Deo Gratias Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kritik Sastra Kurniawan Kurniawan Junaedhie Lan Fang Lathifa Akmaliyah Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lela Siti Nurlaila Lidia Mayangsari Lie Charlie Liestyo Ambarwati Khohar Liza Wahyuninto Lukas Adi Prasetyo Luky Setyarini Lutfi Mardiansyah M Fadjroel Rachman M. Arman A.Z M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Mustafied M. Nahdiansyah Abdi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahdi Idris Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Mainteater Bandung Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Bo Niok Mario F. Lawi Mark Hanusz Marsudi Fitro Wibowo Martin Aleida Martin Suryajaya Marwanto Maryati Mashuri Matdon Matroni A. el-Moezany Maya Mustika K. Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mezra E. Pellondou MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Mila Novita Misbahus Surur Muhajir Arrosyid Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Antakusuma Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Nanda Fauzan Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Mulyadi J. Amalik Munawir Aziz Murparsaulian Musdalifah Fachri Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W. Hasyim N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nazaruddin Azhar Nelson Alwi Nenden Lilis A Neni Nureani Ni Putu Rastiti Nirwan Dewanto Nita Zakiyah Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Nur Faizah Nur Syam Nur Wahida Idris Nurani Soyomukti Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurrudien Asyhadie Nurul Anam Nurul Hadi Koclok Nurur Rokhmah Bintari Nuryana Asmaudi Odi Shalahuddin Oei Hiem Hwie Okky Madasari Okta Adetya Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Oyos Saroso HN Pablo Neruda Pamusuk Eneste Pandu Radea Parakitri Parulian Scott L. Tobing PDS H.B. Jassin Pengantar Buku Kritik Sastra Pepih Nugraha Pesan Al Quran untuk Sastrawan Petrik Matanasi Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Ponorogo Pramoedya Ananta Toer Pringadi Abdi Surya Prof Dr Faisal Ismail MA Prosa Puisi PuJa Puji Santosa Pungkit Wijaya PUstaka puJAngga Putri Utami Putu Setia Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Radhar Panca Dahana Ragil Supriyatno Samid Rahmat Sudirman Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan Pohan Rameli Agam Ramon Damora Ranang Aji SP Ratih Kumala Ratna Ajeng Tejomukti Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reko Alum Reny Sri Ayu Resensi Revolusi RF. Dhonna Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Rinto Andriono Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rukardi S Yoga S. Jai S. Satya Dharma S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabpri Piliang Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifur Rohman Sainul Hermawan Sajak Sal Murgiyanto Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salyaputra Samsudin Adlawi Sandipras Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra Sastra Perlawanan Sastri Sunarti Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shafwan Hadi Umry Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Irni Nidya Nurfitri Siti Rutmawati Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad St Sularto Sudarmoko Sulaiman Tripa Sultan Yohana Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suroto Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suwardi Endraswara Syaiful Amin Syarif Hidayat Santoso Syarifudin Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Tantri Pranashinta Tanzil Hernadi Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Th. Sumartana Theo Uheng Koban Uer Theresia Purbandini Thowaf Zuharon Tien Rostini Titian Sandhyati Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toef Jaeger Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tri Wahono Triyanto Triwikromo Tu-ngang Iskandar Tulus Wijanarko Udin Badruddin Udo Z. Karzi Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Laila Sari Umi Lestari Universitas Indonesia Untung Wahyudi Virdika Rizky Utama Vyan Taswirul Afkar W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Widi Wastuti Wiji Thukul Wisnu Kisawa Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Yona Primadesi Yosephine Maryati Yosi M Giri Yudhis M. Burhanuddin Yulizar Fadli Yurnaldi Yusri Fajar Yuyuk Sugarman Zainal Arifin Thoha Zaki Zubaidi Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zehan Zareez Zulkarnain Zubairi